Pages

Friday, October 22, 2010

Salut! Pelajar Indonesia Kembali Ukir Prestasi Internasional

Dua siswa SMP Indonesia, yaitu Novana Nisrina Wicaksana (SMP Islam Terpadu Nurul Fikri Depok) dan Rana Fitri Athaya (SMP Al Azhar 6 Bekasi) meraih medali emas dalam karya ilmiahnya telah mengkombinasikan kajian sains dan kreativitas tentang batik. Mereka memenangkan hadiah pertama dalam ‘'2010 World Creativity Festival (WCF-2010)" yang diselenggarakan pada 15-18 Oktober 2010 di Daejeon, Korea Selatan. Mereka bersaing dengan 37 tim peserta lainnya dari berbagai negara, seperti Indonesia, Thailand, Korea, Cina, Taiwan, Singapore, Arab Saudi, dll.
WCF merupakan acara tahunan ASEAN + 3 yang diselenggarakan Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST) dan The Korean Society for the Gifred (KSG).

Para siswa yang berbakat dalam bidang sains melakukan kompetisi secara ketat, dengan kajian memperpadukan iptek dan karya tradional seperti batik yang bersumber lokal untuk tujuan menduniakannya (global).
Misi WCF antara lain menyajikan kegiatan berkelas dunia bagi Siswa Berbakat dan Berkecerdasan Istimewa (CIBI) dalam bidang iptek dan memberikan inspirasi bagi para guru dan para pihak lain untuk mengembangkan program pembelajaran sains dan teknologi yang menantang bagi mereka.
Selain mereka, Indonesia juga mengirimkan 4 pelajar SMP lainnya, yaitu Daris Imandar dan Deasy Juliana Permatasari (SMP Lab School Rawamangun Jakarta), Arsila Chairunnisa (SMP 252 Jakarta), dan Saqfi Rabbani (SMP Thariq Bin Ziyad, Bekasi). Tim dibawah supervisi PP-IPTEK Hemi Prasetyo dan guru pengamat SMP 6 Al Azhar Bekasi Totok Supriyoto.
Para siswa sebelumnya melakukan training terlebih dahulu secara intensif dengan beberapa nara sumber di Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) - TMII sebagai pusat pembelajaran sains dan teknologi utama bagi masyarakat luas.
Nyssa Skilton, berdarah Indonesia Australia sebagai salah satu nara sumber dari AYAD Program Australia yang sedang bertugas di PP-IPTEK, JRE Kaligis serta Hendra Suryanto menyatakan bahwa di sini mereka mempelajari ketrampilan penting yang harus dimiliki seorang ilmuwan, seperti kecakapan mengobservasi, menganalisis dan tentu saja kreativitas.

Kegiatan ini akan terus menjadi salah satu unggulan kegiatan PP-IPTEK melalui Program Sanggar Inovasi IPTEK Nasional.
Ini kali kedua PP-IPTEK bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk mengirimkan delegasi anak-anak berbakat ke ajang WCF. Kreativitas berperan vital dalam inovasi iptek, dan festival ini memberikan kesempatan kepada para pelajar dan guru-guru untuk mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikirnya di masa depan.
WCF merupakan salah satu titik awal bagi PP-IPTEK dalam merealisasikan aspirasi generasi muda atau para siswa untuk berperan aktif dalam aktivitas internasional di masa yang akan datang. PP-IPTEK berupaya keras menjadi pusat pembelajaran dan pengembangan kemampuan inovasi sains dan teknologi berstandar dunia dan membangun network dengan para ahli pendidikan lintas dunia.
Sebagai bagian dari kompetisi, para siswa melakukan penelitian beragam budaya dan makna yang terkandung di dalamnya. Mereka menyebut dirinya sebagai tim "Batik Lovers" atau "Kami Pencinta Batik" dan menyajikan materi presentasi tentang batik sebagai kekayaan budaya Indonesia yang dikemas bernuansa iptek.
Mereka menunjukkan bagaimana batik telah meluas dan populer lintas dunia. Pata tokoh politik dunia banyak yang mengenakan batik, dan juga selebritis dunia, seperti bintang film Jessica Alba memakainya. Para siswa bermimpi bisa menyebarluaskan Batik lebih jauh lagi.
Dalam upaya memfusikan budaya, para siswa mengkombinasikan batik dengan pakaian tradional Korea "hanbok". Hanbok memiliki karakter warna-warna kuat/tebal dan garis sederhana tanpa memiliki kantung. Para siswa bahkan telah memikirkan tentang bagaimana mempromosikan busana baru tersebut, termasuk penampilan khususnya pada acara yang sangat terkenal dalam stasiun TV terkenal "Oprah Show" dengan bintang selebriti Indonesia Anggun C. Sasmi dan selebriti Korea Koo Hye Sun.
Novana dan Rana mengatakan bahwa mencintai batik berarti kita menghargai budaya kita sendiri. "Kami dapat memasukan unsur dan mengkombinasikan batik kedalamnya menjadi budaya dunia" ujar mereka. (Ristek, wcfestival.or.kr)
IRIB

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK