Washington (ANTARA News/AFP) - Iran telah berupaya untuk mendirikan bank di negara-negara Muslim guna mengelakkan sanksi yang dimaksudkan untuk mengekang ambisi nuklirnya.

"Tidak mengejutkan, sesungguhnya, kita pernah melihat mereka melakukan ini sebelumnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Mark Toner, Kamis, saat menjawab wartawan ketika diminta untuk mengkonfirmasi laporan di Washington Post.

"Saya tahu mereka telah berupaya," ujar Toner menambahkan.

"Sesungguhnya, itu sesuatu yang menjadi topik pembicaraan dengan sekutu dan mitra kami di kawasan tersebut dan sekeliling dunia. Dan bagi kami itu indikasi, sebetulnya, bahwa sanksi telah berpengaruh," kata Toner.

Ia menambahkan bahwa pembicaraan AS dengan sekutu dan mitranya dimaksudkan sebagai upaya "untuk membuat mereka menyadari situasi ini".

Ia tidak memberikan perincian, tapi beberapa pejabat AS seperti dikutip oleh Washington Post mengatakan bahwa Iran telah berusaha untuk mendirikan bank di Irak dan Malaysia.

Koran itu mengatakan mereka telah menggunakan nama model dan strukur kepemilikan samaran guna menghindari sanksi.

Dewan Keamanan PBB telah menerapkan sanksi keempat Juni lalu dalam upaya untuk memaksa Iran memenuhi permintaan internasional agar menghentikan program pengayaan uraniumnya.

AS, Uni Eropa, Jepang, Kanada dan Australia telah menerapkan sanksi tambahan sepihak.

Barat cemas Iran dengan diam-diam berupaya untuk membuat bom nuklir. Iran membantah tuduhan itu dengan mengatakan tujuan program nuklirnya sepenuhnya damai. (S008/K004)