Menlu Indonesia RM Marty M Natalegawa. (ANTARA)
Saya kira masalah yang sangat kompleks, bilateral sifatnya, jadi tidak mungkin ASEAN memaksakan kehendak dan pilihannya karena masalah ini seharusnya diselesaikan oleh kedua negara
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dijadwalkan bertolak pada Senin (7/2) ke Kamboja untuk bertemu dengan menlu Kamboja dan Thailand terkait aksi saling tembak kedua negara pada pekan lalu.

"Hari ini saya dan rombongan akan bertolak menuju Kamboja, dan rencananya tiba di Pnom Penh sekitar pukul 17.00 waktu setempat (pukul 17.00 WIB)," kata Menlu Marty Natalegawa di Jakarta pada Senin.

Menlu dijadwalkan akan langsung mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Kamboja Hor Namhong.

"Keesokan harinya pukul 10.00 waktu setempat, kami akan bertolak menuju Bangkok untuk mengadakan pertemuan dengan menlu Thailand," tambahnya.

Ia mengatakan bahwa tindakannya tersebut adalah hasil pembicaraan pada akhir pekan lalu semenjak terjadinya insiden saling tembak antara Kamboja dan Thailand pada terjadi Jumat dan Sabtu pekan lalu.

Pertempuran kedua negara meletus pada Jumat (4/2) dekat lokasi kuil Preah Vihear, kuil yang menurut keputusan Mahkamah Internasional pada 1962 dimiliki Kamboja namun tanah seluas 4,6 km persegi di sekitar kuil itu diklaim kedua negara.

Kamboja mengatakan dua tentaranya dan seorang warga sipil tewas dalam bentrokan senjata Jumat, sementara Thailand mengatakan seorang penduduk desa di dalamperbatasnanya juga tewas, sekitar 8.000 orang meninggalkan rumah-rumah mereka di dalam perbatasan Thailand.

"Kami akan menyampaikan keprihatinan, khususnya Indonesia sebagai ketua ASEAN mengenai insiden tersebut dan menawarkan kesiapan untuk mendengar apa yang menjadi permasalahan dan mencoba untuk menstabilkan situasi," kata Marty.

Ia menambahkan bahwa pihaknya akan mencoba untuk mencari tahu apa kontribusi yang dapat diberikan oleh ASEAN.

"Saya kira masalah yang sangat kompleks, bilateral sifatnya, jadi tidak mungkin ASEAN memaksakan kehendak dan pilihannya karena masalah ini seharusnya diselesaikan oleh kedua negara tersebut," jelas Marty.

Namun di lain pihak, menurutnya ASEAN dapat memberikan kontribusi dengan memberikan iklim kondusif untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

"Iklim kondusif itulah yang akan kita tampilan agar kedua pihak dapat menyelesaikan masalah bersama," jelasnya.

Tindakan Menlu Marty Natalegawa senada dengan pernyataan Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan yangmengatakan bahwa kedua negara harus melakukan perundingan secepatnya.

"Saya sangat khawatir mengenai situasi di perbatasan antara Thailand dan Kamboja, kedua pihak harus segera melakukan perundingan secepatnya," kata Surin lewat pernyataan persnya yang diterima oleh ANTARA pada Sabtu (5/2).

Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya sudah melakukan kontak dengan Menlu Kamboja Hor Namhong dan Menlu Thailand Kasit Piramya untuk meminta kedua pihak saling menahan diri dan agar membolehkan ASEAN membantu mereka menurunkan ketegangan.

"Situasi saat ini dapat memicu konflik terbuka dan tentu akan berdampak pada pembangunan ekonomi, kepercayaan kepada kawasan, kondisi pariwisata dan investasi," tambah Surin yang juga mantan menlu Thailand tersebut.

Surin juga berharap Indonesia sebagai ketua ASEAN dapat melakukan usaha diplomatik untuk menjembatani kedua negara mendapatkan solusi sementara sebelum akhirnya menyepakati batas demarkasi di wilayah konflik.

Kamboja dan Thailand adalah anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bersama dengan Indonesia, Brunei Darussalam, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura dan Vietnam.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2011
ANTARA