Anwar Khumaini - detikNews
Jakarta - Media massa internasional bahkan Istana Presiden Korea Selatan (Korsel) ikut memantau investigasi pencurian data militer milik Indonesia. Namun Kementerian Pertahanan (Kemenham) tampak tenang-tenang saja dan kembali menegaskan tidak ada data militer apapun yang hilang.
"Kita pastikan tidak ada hubungan dengan kehilangan data militer apa pun. Pertahanan tidak ada kaitannya dengan itu," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat ditemui di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (21/2/2011).
Sjafrie menegaskan, delegasi Indonesia yang berangkat ke Seoul, Korsel tidak membawa dokumen apa pun. Pertemuan yang membicarakan soal Defense Industrial Cooperation itu hanya berbicara soal teknis saja.
"Nggak perlu pakai dokumen, itu pembicaraan teknis antara dirjen," kata Sjafrie.
Sjafrie membenarkan Atase Pertahanan RI memang ikut membantu proses penyelesaian kasus pencurian itu. Hal itulah yang kemudian mengesankan ada dokumen militer dalam kasus tersebut.
"Tapi ini tidak ada keterkaitan dengan masalah pertahanan," ujar Sjafrie.
Kementerian Pertahanan sepertinya kok menutupi masalah ini? "Di mana dibikin kesan? Bagaimana dibikin kesan seperti itu kalau benar tidak ada yang hilang. Itu hanya opini yang dibuat saja," katanya.
Kasus ini bermula saat 50 delegasi utusan Presiden SBY yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa tiba di Seoul pada Selasa (15/2) untuk kunjungan 3 hari. Mereka juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak dan berdiskusi tentang perluasan kerjasama ekonomi dan militer bilateral, termasuk rencana Korea Selatan untuk menjual T-50 Golden Eagle, pesawat pelatih jet supersonik. Di sela-sela acara itulah, pencurian itu terjadi. Delegasi pulang ke Jakarta pada hari Kamis (17/2).
Koran Korsel, Chosun Ilbo, menyatakan, belum dikonfirmasi apakah pemerintah Indonesia telah mengajukan keluhan diplomatik atas pembobolan data itu, tapi Jakarta telah mengetahui keterlibatan NIS (Badan Intelijen Korsel) sekarang.
Sementara itu, di Jakarta isu pencurian data militer itu ditanggapi santai. Tidak ada satu pun pejabat yang menyebut data yang dicuri adalah penting. Delegasi tidak membawa data penting saat berkunjung ke Seoul. "Tidak ada rahasia militer Indonesia yang dibawa-bawa ke Korea," ujar Menko Polhukam Djoko Suyanto. Sedangkan Kemlu RI menanggapi kasus itu dengan melaporkan pencurian laptop pada polisi.
Namun, para politisi di DPR memiliki info lain. Mereka meyakini bahwa ada data penting yang dicuri dari laptop salah seorang delegasi. Data itu adalah data tentang pengadaan pesawat tempur.
(ken/asy)
DETIK
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK