Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran menyuarakan keprihatinan atas laporan tentang perjanjian strategis, yang mungkin terjadi antara Amerika Serikat dan Afghanistan. Perjanjian itu akan merusak perdamaian, stabilitas dan keamanan di Afghanistan dan kawasan, ujar Jurubicara Departemen Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (22/2).
Pejabat Iran ini juga menegaskan bahwa kesepakatan itu akan memperumit situasi di Afghanistan dan kawasan. Mehmanparast mendesak pemerintah Kabul dan bangsa Afghanistan untuk bersikap hati-hati terkait campur tangan asing dalam urusan internal negara mereka.
Amerika Serikat dilaporkan berencana untuk membangun pangkalan permanen di negara yang dilanda perang itu guna mempertahankan kehadiran pasukannya di Afghanistan, melebihi batas waktu penarikan pada tahun 2014.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai belum memberikan batas waktu untuk memfinalisasi kesepakatan dengan Washington, namun mengatakan apapun bentuk kemitraan jangka panjang harus mendapat persetujuan parlemen.
Rencana membangun pangkalan militer permanen AS di Afghanistan pertama kali dimunculkan oleh seorang anggota senior Kongres, Lindsay Graham pada awal Januari 2011. Senator Lindsay Graham mengatakan bahwa pangkalan udara AS di Afghanistan akan menguntungkan Washington dan sekutu Baratnya.
"Kita memiliki pangkalan udara di seluruh dunia dan beberapa pangkalan udara di Afghanistan kemungkinan akan membantu pasukan keamanan negara itu dalam melawan Taliban," kata senator Republik itu.
"Ini akan menjadi sinyal ke Pakistan bahwa Taliban tidak akan pernah kembali. Di Afghanistan mereka dapat mengubah perilakunya. Ini akan memberi pesan ke seluruh wilayah bahwa Afghanistan akan menjadi tempat yang berbeda," tukasnya. (IRIB/RM)
IRIB
Pejabat Iran ini juga menegaskan bahwa kesepakatan itu akan memperumit situasi di Afghanistan dan kawasan. Mehmanparast mendesak pemerintah Kabul dan bangsa Afghanistan untuk bersikap hati-hati terkait campur tangan asing dalam urusan internal negara mereka.
Amerika Serikat dilaporkan berencana untuk membangun pangkalan permanen di negara yang dilanda perang itu guna mempertahankan kehadiran pasukannya di Afghanistan, melebihi batas waktu penarikan pada tahun 2014.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai belum memberikan batas waktu untuk memfinalisasi kesepakatan dengan Washington, namun mengatakan apapun bentuk kemitraan jangka panjang harus mendapat persetujuan parlemen.
Rencana membangun pangkalan militer permanen AS di Afghanistan pertama kali dimunculkan oleh seorang anggota senior Kongres, Lindsay Graham pada awal Januari 2011. Senator Lindsay Graham mengatakan bahwa pangkalan udara AS di Afghanistan akan menguntungkan Washington dan sekutu Baratnya.
"Kita memiliki pangkalan udara di seluruh dunia dan beberapa pangkalan udara di Afghanistan kemungkinan akan membantu pasukan keamanan negara itu dalam melawan Taliban," kata senator Republik itu.
"Ini akan menjadi sinyal ke Pakistan bahwa Taliban tidak akan pernah kembali. Di Afghanistan mereka dapat mengubah perilakunya. Ini akan memberi pesan ke seluruh wilayah bahwa Afghanistan akan menjadi tempat yang berbeda," tukasnya. (IRIB/RM)
IRIB
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK