Sebuah pesawat yang mungkin membawa putri Gaddafi ditolak untuk mendarat di Malta dan dikirim kembali ke Libya setelah terbang di atas wilayah udara negara itu dalam penerbangan terjadwal. Bandara Internasional Malta menolak hak pendaratan pesawat Libya Airlines yang dilaporkan membawa putri Muammar Gaddafi, Aisya Gaddafi pada hari Rabu (23/2). Pesawat berputar-putar selama 20 menit sebelum kembali ke Libya. Demikian dilansir Reuters.
Sementara itu, dunia mulai menyerukan sanksi kepada Libya. Presiden Perancis Nicolas Sarkozy meminta Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi, menyusul penumpasan berdarah terhadap demonstrasi anti-pemerintah di Libya.
"Saya meminta menteri luar negeri untuk mengusulkan kepada partner di Uni Eropa agar mengadopsi sanksi konkret sehingga semua yang terlibat dalam kekerasaan yang sedang terjadi mengetahui bahwa mereka harus menerima konsekuensi dari tindakan mereka," ujar Sarkozy dalam sidang kabinet, Rabu (23/3).
Ia juga mengusulkan pembekuan kerja sama dengan Libya di bidang ekonomi, komersial, dan keuangan. Sarkozy mengutuk tindakan represif brutal dan berdarah terhadap rakyat yang memprotes kekuasaan Muammar Gaddafi. Ia mengatakan komnunitas internasional tak bisa hanya tinggal diam.
Kanselir Jerman Angela Merkel juga mengatakan dirinya menginginkan sanksi atas Libya, jika tak juga menghentikan penggunaan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri. (IRIB/Republika/RM)
IRIB
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK