Pages

Friday, October 15, 2010

Visby Class, Korvet Siluman dari Swedia (I)




ALUTSISTA - Tak semata hanya difungsikan sebagai kapal perang perairan Lirtoral (LCS), kapal perang berkemampuan siluman kini juga dimanfaatkan untuk mengcounter ancaman serangan asimetrik untuk mendukung doktrin pertempuran laut yang kian berubah. Ringan, cepat, tepat dan senyap itulah syarat utama kapal perang dimasa mendatang.

Jika berbicara tentang kehebatan teknologi kasat radar di pesawat F-117 Nighthawk, F-35 Lightning II dan B2 Spirit kita akan dibuat kagum akan segala kemampuan yang dimilikinya.

Sama halnya dengan teknologi kapal perang masa kini, perlahan tapi pasti akan mengarah ke hal yang sama yakni penyesuaian desain futuristik, teknologi, kecepatan dan daya gempur tinggi bahkan jejaknya pun akan semakin sulit dilacak radar.

Salah satunya Korvet siluman kelas Visby yang dirancang bangun oleh galangan kapal Kockums AB di kota Malmo Swedia. Kockums merupakan perusahaan hasil merger antara Kockums Mekaniska Verkstad dan Karlskronavarvet shipyard (di kota Karlskrona) pada 1998.

Sebelumnya Kockums adalah sebuah industri mekanik yang sukses membangun perangkat pendukung kapal AL Swedia, salah satunya torpedo uap. Sedangkan Karlskronavarvet hanya memproduksi kapal-kapal sipil, namun sejak penggabungan keduanya dibawah payung Celcius Group Corp., perusahaan ini menjadi satu-satunya penyedia kapal perang bagi Angkatan Laut Swedia.

Kemudian pada 2007 Kockums kembali mengambil alih Marinverkstäderna shipyard di kota Muskö, dan kini basis produksi perusahaan ini berada di Malmo dan Karlskrona. Managemen Kockums AB saat ini dipegang oleh Jan-Olof Johansson sebagai CEO.


Jan-Olof Johansson, CEO Kockums AB.

Kockums AB tumbuh berkembang menjadi perusahaan pembuat kapal multinasional yang fokus terhadap pengembangan teknologi pembuatan kapal permukaan dan bawah laut, salah satunya berperan dalam memproduksi mesin pembangkit udara Independen (AIP) untuk kapal selam kelas 214, Jerman. Bahkan mereka juga telah mampu merancang-bangun kapal dengan menggabungkan teknologi siluman beserta perangkat sensor dan persenjataan canggih.

Sebagian besar saham Kockums AB Shipyard kini dimiliki galangan kapal Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW) di Kiel Jerman. HDW sendiri merupakan anak perusahaan dari ThyssenKrupp Marine Systems.

Konstruksi

Konstruksi Visby class dimulai pada 1996 di galangan Kockums Kalrskrona. Kapal pertama diberi nama HMS Visby (K31) yang diluncurkan pada Juni 2000, serah terimanya sendiri baru dilakukan selang 2 tahun ke Försvarets materielverk FMV (Departemen Pertahanan Swedia) pada Juni 2002. Hal ini dimaksudkan untuk menguji kelaikan kapal (sea trial) dan penyesuaian persenjataan serta sistem kendali tempur. Bisa dibilang uji coba korvet Visby tidak menemui kendala berarti dalam penyesuaian dengan kondisi yang ada.



Kemudian berturut-turut diproduksi kapal kedua HMS Helsingborg (K32), diluncurkan pada Juni 2003 dan diserah terimakan pada April 2006. Kapal ketiga, HMS Härnösand (K33) diluncurkan pada bulan Desember 2004. HMS Visby dan Härnösand secara resmi diserah terimakan kepada Angkatan Laut Swedia pada Juni 2006.

Kapal lainnya, HMS Nykoping (K34), diluncurkan pada Agustus 2005 dan diserahkan pada bulan September 2006. Kemudian HMS Karlstad (K35), diluncurkan pada Agustus 2006 yang bakal menjalani sea trial hingga akhir tahun ini. Dikarenakan krisis keuangan global yang melanda negara Eropa dan Amerika, akhirnya Swedia membatalkan pemesanan kapal keenam, HMS Uddevalla (K36).

Empat kapal pertama (K31-K34) diperuntukkan sebagai kapal perang anti ranjau (MCM) dan anti kapal selam (ASW). Sedangkan kapal kelima (K35) sebagai anti kapal permukaan (ASuW).

Korvet Visby juga bakal dilengkapi dengan helikopter AgustaWestland A109M ringan buatan Italia guna mendukung operasional. A109M ditenagai oleh dua mesin Pratt & Whitney PW-206C dengan kendali FADEC (Full Authority Electronic Control), bilah rotor di heli sudah menggunakan bahan komposit, dilengkapi dengan avionic canggih dan cockpit fully integration. Pengoperasian heli dilakukan oleh dua orang kru, dimana kabin bisa diubah untuk mengevakuasi 2 orang korban luka dan 8 orang pasukan bersenjata lengkap dalam mode kabin normal.... Bersambung

©alutsista

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK