Peter Wittig Duta Besar Jerman untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang negaranya saat ini menjadi pemimpin periodik Dewan Keamanan PBB menyatakan tidak dapat menjawab pertanyaan wartawan IRNA.
Wittig pagi hari ini (6/7), dalam konferensi persnya di markas PBB di New York menolak menjawab pertanyaan wartawan Iran.
Wittig ditanya pendapatnya soal kebijakan pemerintah Jerman yang mengekor sanksi yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap Iran telah menuai protes dari berbagai perusahaan Jerman yang menyatakan telah mengalami kerugian besar karena penurunan transaksi dengan Republik Islam Iran.
"Saya tidak punya informasi tentang hal ini dan saya tidak ingin mengemukakan pendapat apa pun," jawab Wittig.
Wittig ditanya kembali soal sejumlah pengamat yang berpendapat bahwa dukungan pemerintah Jerman terhadap sanksi dan embargo terhadap Republik Islam Iran adalah akibat dari tekanan Kongres Amerika.
Namun dalam menjawabnya Wittig mengatakan, "Saya di sini sebagai Ketua Periodik Dewan Keamanan PBB, dan saya tidak punya pendapat tentang hal ini."
Wartawan IRNA kembali mengemukakan pertanyaan ketiga, "Sebagai Ketua Periodik Dewan Keamanan PBB, apa pendapat Anda tentang undangan Tehran terhadap Dirjen IAEA, Amano, untuk meninjau instalasi nuklir Iran?"
Diplomat Jerman itu kembali menolak berkomentar dalam hal ini.
Muncul pertanyaan, Peter Wittig menolak menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan Jerman lalu mengapa ia menerima tugas sebagai perwakilan Jerman di Dewan Keamamam PBB dan menjabat sebagai Ketua Periodik DK PBB?
Tampaknya pada masa kepemimpinannya selama satu bulan sebagai Ketua Periodik DK PBB, Wittig hanya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dipilih "sesuai selera."
Banyak wartawan media massa asing yang magang di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan, lebih baik Wittig menjawab pertanyaan beberapa wartawan di kantornya saja daripada menggelar konferensi pers yang hanya membuang-buang waktu para wartawan.
Disebutkan bahwa para Duta Besar Amerika, Perancis, Inggris, dan Jerman, di berbagai konferensi pers, menolak menjawab pertanyaan yang mengkritik. Para juru bicara mereka menyusun jadwal sehingga hanya segelintir wartawan yang sepemikiran saja yang diberi kesempatan melontarkan pertanyaan.
Telah menjadi kebiasaan bahwa wartawan yang melontarkan pertanyaan kritis, maka pada konferensi pers berikutnya, ia tidak akan diberi kesempatan untuk melontarkan pertanyaan.
Wittig dalam konferensi pers tersebut tidak hanya mengelak menjawab pertanyaan wartawan IRNA saja melainkan juga dari sejumlah wartawan asing lain.
(IRIB/MZ)
IRIB
Wittig pagi hari ini (6/7), dalam konferensi persnya di markas PBB di New York menolak menjawab pertanyaan wartawan Iran.
Wittig ditanya pendapatnya soal kebijakan pemerintah Jerman yang mengekor sanksi yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap Iran telah menuai protes dari berbagai perusahaan Jerman yang menyatakan telah mengalami kerugian besar karena penurunan transaksi dengan Republik Islam Iran.
"Saya tidak punya informasi tentang hal ini dan saya tidak ingin mengemukakan pendapat apa pun," jawab Wittig.
Wittig ditanya kembali soal sejumlah pengamat yang berpendapat bahwa dukungan pemerintah Jerman terhadap sanksi dan embargo terhadap Republik Islam Iran adalah akibat dari tekanan Kongres Amerika.
Namun dalam menjawabnya Wittig mengatakan, "Saya di sini sebagai Ketua Periodik Dewan Keamanan PBB, dan saya tidak punya pendapat tentang hal ini."
Wartawan IRNA kembali mengemukakan pertanyaan ketiga, "Sebagai Ketua Periodik Dewan Keamanan PBB, apa pendapat Anda tentang undangan Tehran terhadap Dirjen IAEA, Amano, untuk meninjau instalasi nuklir Iran?"
Diplomat Jerman itu kembali menolak berkomentar dalam hal ini.
Muncul pertanyaan, Peter Wittig menolak menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan Jerman lalu mengapa ia menerima tugas sebagai perwakilan Jerman di Dewan Keamamam PBB dan menjabat sebagai Ketua Periodik DK PBB?
Tampaknya pada masa kepemimpinannya selama satu bulan sebagai Ketua Periodik DK PBB, Wittig hanya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dipilih "sesuai selera."
Banyak wartawan media massa asing yang magang di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan, lebih baik Wittig menjawab pertanyaan beberapa wartawan di kantornya saja daripada menggelar konferensi pers yang hanya membuang-buang waktu para wartawan.
Disebutkan bahwa para Duta Besar Amerika, Perancis, Inggris, dan Jerman, di berbagai konferensi pers, menolak menjawab pertanyaan yang mengkritik. Para juru bicara mereka menyusun jadwal sehingga hanya segelintir wartawan yang sepemikiran saja yang diberi kesempatan melontarkan pertanyaan.
Telah menjadi kebiasaan bahwa wartawan yang melontarkan pertanyaan kritis, maka pada konferensi pers berikutnya, ia tidak akan diberi kesempatan untuk melontarkan pertanyaan.
Wittig dalam konferensi pers tersebut tidak hanya mengelak menjawab pertanyaan wartawan IRNA saja melainkan juga dari sejumlah wartawan asing lain.
(IRIB/MZ)
IRIB
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK