Pages

Sunday, November 14, 2010

EMB-314 Super Tucano, Pengganti Si Kuda Liar (I) (II)




ALUTSISTA - Dipameran pertahanan dan keamanan Indonesia (Indo-Defence 2010) pada 10-13 November nanti, Kemenhan akan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pembelian satu skuadron pesawat EMB-314 Super Tucano dari Embraer-Brazil. Apa dan bagaimana keistimewaan pesawat ini, simak artikel berikut.

EMB-314 Super Tucano adalah versi yang disempurnakan dari pesawat latih EMB-312 Tucano, dengan kecepatan lebih cepat dan ketinggian lebih tinggi. Tucano juga telah beroperasi di Angkatan Udara dari 17 negara. Prototipe Super Tucano terbang pertama kali pada tahun 1992. Keduanya murni dikembangkan dan dibangun oleh Embraer, Brasil.

Embraer EMB 314 Super Tucano dikenal dengan nama ALX atau A-29 adalah pesawat turboprop yang didesain khusus sebagai pesawat serang ringan yang mampu mengemban misi sebagai pendukung operasi kontra pemberontakan (COIN), patroli pemantauan dan pesawat latih. Meskipun hadir dengan mesin berbaling-baling, Super Tucano diciptakan dengan mengkombinasikan teknologi avionik modern dan sistem senjata terkini.

Selain Brazil sendiri, pesawat tersebut juga telah digunakan AU Kolombia, Chili, Republik Dominika dan Ekuador. Embraer juga berencana untuk merambah ke beberapa negara di Asia dan Timur Tengah.

Pada tahun 1995, Embraer memenangi kontrak dari Brasil Air Force (FAB) pengembangan varian Super Tucano, dikenal sebagai proyek pesawat serang ringan ALX. Pesawat ini dioptimalkan untuk kondisi lingkungan di Amazon, Brazil. ALX diciptakan untuk mampu beroperasi disegala kondisi cuaca, siang dan malam, misi dari pangkalan terpencil dan tak beraspal tanah landasan pacu dengan sedikit dukungan. Pesawat produksi pertama selesai pada tahun 1999.

Pada Agustus 2001, AU Brazil menandatangani kontrak pembelian 76 Super Tucano dengan konfigurasi 25 unit kursi tunggal (A-29 ALX) dan 51 unit kursi ganda (AT-29 ALX). AT-29 ditempatkan di pangkalan AU-Natal untuk menggantikan posisi AT-26 Xavante yang habis masa baktinya.

Salah satu misi utamanya adalah melakukan patroli perbatasan di bawah program sistema de Vigilancia da Amazonia (SIVAM) yakni program pengawasan kawasan Amazon.

Pesawat pertama kali dikirim ke AU Brazil pada Desember 2003, hingga September 2007 Embraer telah menyerahkan sekitar 50 unit pesawat kepada AU Brazil. Pengiriman pesawat ini telah diselesaikan di akhir tahun 2009 kemarin.

Selain sebagai pesawat latih tingkat dasar dan lanjutan, Super Tucano juga dapat dioperasikan sebagai pesawat patroli perbatasan dan counter-insurgency operations (operasi penumpasan pemberontakan).

Pesawat sanggup bermanuver hingga +7g dan -3.5g. Ukurannya yang kecil sanggup mereduksi sinyal radar dan visual, dikombinasi dengan kecepatan yang tinggi dan lincah dalam bermanuver memberikan tingkat survivability cukup tinggi. Tingkat keamanannya pun bertambahan berkat pelindung baja disekitar kokpit dan critical systems redundancy.


EMB-312 Tucano

Di bulan Agustus 2001, Embraer mengumumkan penandatanganan kontrak pembelian 10 unit Super Tucano dengan Republik Dominika. Pesawat tersebut akan difungsikan sebagai pesawat latih, keamanan internal, patroli perbatasan dan perang melawan narkotika. Namun belakangan jumlahnya dikurangi menjadi 8 pesawat, dan pada 18 Desember 2009 kemarin telah diserah terimakan 2 pesawat.

Pada Februari 2005, Venezuela menyatakan minatnya membeli 24 unit EMB-314 Super Tucano kepada Brazil dalam 2 tahap. Tahap pertama 12 unit, sisanya di tahap selanjutnya. Namun proses pembeliannya dibatalkan karena tekanan dari Amerika yang memberlakukan embargo kepada Venezuela termasuk semua komponen sukucadang yang dibuat AS. Saat ini Super Tucano masih menggunakan 30% komponen dari AS.

Pada Desember 2005, AU Kolombia memesan 25 pesawat Super Tucano yang akan digunakan untuk berpatroli di sepanjang garis perbatasannya dan untuk keamanan internal. Pengiriman 5 unit pertama dilakukan pada Desember 2006 dan rampung seluruhnya pada Agustus 2008. Pesawat pesanan Kolombia ini menggunakan perangkat avioniks yang dipasok dari Elbit System.

April 2008, AU Chili memutuskan membeli 12 pesawat EMB-314. Kontraknya sendiri ditandatangani pada Agustus 2008. Empat pesawat telah diterima AU Chili (FACH) pada 23 Desember 2009.

Sejarah, Disain dan Pengembangan

Berlokasi di São José dos Campos, Brazil, Embraer pertama kali didirikan pada tahun 1969 lewat inisiatif pemerintah Brazil saat itu. Perusahaan ini diprivatisasi pada 7 Desember 1994.



Pada 31 Maret 2006, mayoritas pemegang saham Embraer termasuk pemegang saham khusus dan pemilik ADR menyetujui proposal restrukturisasi ‘Embraer’s capital’. Restrukturisasi ini memungkinkan Embraer menyederhanakan struktur penyertaan modal menjadi 1 jenis kepemilikan saham (saham biasa) dan berkontribusi untuk meningkatkan BUMN tersebut lebih efisien dan transparan.

Pengadaan pesawat serang ringan terbaru AU Brazil merupakan bagian dari kebutuhan pemerintah Brasil akan pesawat patroli pengamanan wilayah perbatasan dalam realisasi proyek SIVAM (Amazon Monitoring System). Pesawat tersebut bersama dengan pesawat patroli R-99A dan R-99B nantinya bertanggung jawab mencegat penerbangan ilegal dan patrol sepanjang perbatasan.

Langkah pertama yang dilakukan oleh AU Brazil adalah membentuk proyek pesawat ALX, yang secara tidak langsung diproyeksikan sebagai pengganti pesawat latih militer Embraer EMB 326GB Xavante. Proyek pesawat baru tersebut harus cocok dengan kondisi lingkungan Amazon yang notabene mempunyai suhu dan kelembaban tinggi serta curah hujan relatif tinggi.

Proyek pesawat ALX kemudian ditetapkan menggunakan mesin turboprop karena sangat cocok dengan misi yang bakal diembannya seperti : jarak terbang jauh, perawatan mudah, mampu beroperasi siang dan malam hari, tahan disegala kondisi cuaca dan mampu mendarat di landasan pendek dan berbatu.

The first flight of a single-seat Super Tucano production aircraft occurred on 2 June 1999, while the first flight of the two-seat version took place on 22 October 1999.

Penerbangan perdana pesawat Super Tucano dari varian kursi tunggal dilakukan pada 2 Juni 1999, sedangkan varian kursi gandanya pada 22 Oktober 1999. Copyright Alutsista

EMB-314 Super Tucano, Pengganti Si Kuda Liar (II)



Cockpit

Keseluruhan kokpit Super Tucano telah menggunakan material kaca (glass cockpit) yang kompatibel untuk penglihatan di malam hari. Pesawat dilengkapi dengan perangkat sistem avionik buatan Elbit Systems Ltd of Haifa, Israel. Perangkat ini termasuk diantaranya : head-up display (HUD), advanced mission computer, sistem navigasi dan dua layar multifungsi liquid crystal ukuran 6in x 8in.

Head-up display dengan area pandang 24° dan advanced weapon delivery system yang terintegrasi lewat data bus MIL-STD-1553B. Pilot Tucano telah dilengkapi dengan sistem kendali HOTAS (hand on throttle and stick). Dimana dalam mengendalikan kemudi, kecepatan dan persenjataan, Pilot cukup meletakkan tangannya di kedua tongkat kendali pesawat. Tongkat kendali throttle (kecepatan) dan stick diambil dari handson.

Kabin Pilot dilindungi pelindung baja kevlar dan telah dilengkapi dengan kursi lontar. Kanopi sistem clamshell, bergantung di bagian depan hingga ke belakang yang diaktifkan secara elektrik, sistem de-icing dan glass-cockpit mampu bertahan hingga kecepatan 300kt serta mampu menahan benturan burung. Selain itu kabin juga telah terinstalasi sistem oksigen generasi terbaru OBOGS buatan Northrop Grumman.

Persenjataan dan Navigasi

Pesawat ini dilengkapi dengan dua central mission computer. Sistem integrasi senjata terkomputerisasi ini berisi perangkat lunak pembidik senjata, manajemen senjata, perencanaan misi dan misi pelatihan. Alalt perekam di pesawat menggunakan post mission analysis.



Pesawat memiliki lima cantelan untuk membawa senjata dan beban eksternal dengan berat maksimum 1.500 kg. Senjata internal pesawat berupa senapan mesin 12,7 mm yang terpasang di kedua sayap dengan daya tembak 1.100 peluru per menit. Untuk misi-misi tertentu, Tucano mampu menggotong bom, rudal udara-ke-udara dan rudal udara-ke-permukaan. AU Brasil mempersenjatai pesawatnya dengan rudal udara-ke-udara jarak pendek jenis MAA-1 Piranha dari Orbita dengan sistem pemandu inframerah.

Varian dua tempat duduk Tucano (AT-29) telah dilengkapi dengan kubah FLIR (forward-looking infrared) jenis AN/AAQ-22 SAFIRE di bagian bawah badan pesawat. Sistem thermal imaging Safire dipasok oleh FLIR Systems untuk membidik, navigasi dan melacak sasaran. Sistem ini memungkinkan pesawat untuk melaksanakan pengawasan dan menyerang misi baik siang maupun malam disegala kondisi cuaca.

Untuk perangkat navigasi pesawat telah dilengkapi dengan advanced laser inertial navigation and attack system, a global positioning system (GPS) and a traffic alerting and collision avoidance system (TCAS). Copyright Alutsista

Sumber:@Alutsista

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK

BERITA POLULER

BACA JUGA: