Pages

Sunday, November 28, 2010

Venezuela Beli Senjata Rusia

Caracas (ANTARA News) - Rusia memberikan kredit empat miliar dolar kepada Venezuela untuk membeli senjata ketika Presiden Hugo Chavez mengunjungi Moskow bulan lalu, menambah miliaran dolar yang sudah dikeluarkan negara itu untuk memperlengkapi kembali senjata tentara.

Venezuela dan Rusia telah menjalin hubungan erat dalam sektor energi dan pertahanan, dengan investasi Rusia pada daerah pertambangan minyak pada saat yang sama ketika Chavez menjadi salah satu dari pelanggan-pelanggan paling penting Moskow.

Washington memandang dengan curiga pembelian tank-tank, pesawat-pesawat tempur dan sistem-sistem pertahahan udara yang dilakukan Chavez dalam beberapa tahun belakangan ini tetapi presiden itu mengatakan itu untuk mememordernisasi peralatan tempur yang sudah usang.

Kami berada di Rusia tidak berapa lama dan pemerintah Rusia kini memberikan kami kredit 4 miliar dolar untuk membantu kami dengan peralatan pertahanan," kata Chavez, Sabtu dalam satu acara peringatan 90 tahun angkatan udara Venezuela.

"Kami hanya melakukan tugas mempertahankan tanah air dari ancaman "empire" dan sekutu-sekutunya."

Chavez tidak merinci tentang peralatan yang akan dibeli dengan menggunakan uang Rusia itu. Pada April, Perdana menteri Rusia Vladimir Putin mengatakan Venezuela sedang mempertimbangkan pembelian senjata senilai 5 miliar dolar.

Hubungan diplomatik yang buruk antara Chavez, yang pertama menang pemilihan presiden 12 tahun lalu dan Amerika Serikat yang ia sebut satu "empire", menyebabkan AS mengenakan embargo senjata terhadap Venezuela tahun 2006.

Tanpa akses ke suku cadang, armada sekitar 20 pesawat tempur F-16 buatan AS tidak bisa diperbaiki, memberikan alasan kuat bagi Chavez untuk membeli peralatan baru dari Rusia dan China.

Venezuela sedang menunggu kiriman tank-tank dan sistem pertahanan udara dari Rusia dan akan membeli 12 pesawat transpor Y-6 dari China. Beijing telah menjual kepada Venezuela pesawat latih K-8 dan satu sistem radar ekstensif untuk menggantikan sistem pengintai yang hilang akibat embargo AS.

Juga pada Sabtu, Chavez menaik pangkat Jendral Henry Rangel Silva menjadi pangkat tertinggi dalam militer. Rangel Silva masuk dalam daftar AS sebagai "gembong" karena dituduh membantu pemberontak Kolombia FARC menyelundupkan kokain.

Chavez mengatakan tuduhan-tuduhan seperti itu dimotivasi oleh satu keinginan AS untuk mendiskreditkan pemerintahnya dan mengatakan pembelian peralatan militer belum lama ini seperti sistem-sistem radar akan membantu memerangi para pedagang narkoba.(*)

Reuters/H-RN/B002
ANTARA

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK