16 Mei 2012, Senayan: Anggota
Komisi I DPR RI Salim Mengga
menangkis tudingan di seputar
pengadaan alutsista pesawat tempur
Sukhoi dari Rusia. Yakni, soal
transparansi pengadaan dan dugaan
adanya anggota Komisi Pertahanan
yang menerima komisi dari
pemerantaan jual-beli.
Salim Mengga mengatakan,
pembelian alutsista tersebut
menggunakan sistem 'G to
G' (Government to Government) alias
kesepakatan bisnis antarpemerintah
kedua negara. Proses transaksi
pembelian Sukhoi itu dilakukan oleh
pemerintah RI dan Rusia secara
transparan tanpa intervensi dari
Komisi I.
"Perusahaan yang ditunjuk Rusia
adalah Rosoborn Export. Sedangkan
yang berhubungan dengan Indonesia
adalah perusahaan resmi yang
ditunjuk pemerintah Rusia. Dan, kita
tidak kenal dengan PT Trimarga," ujar
Salim Mengga saat melakukan
interupsi dalam Sidang Paripurna
DPR, Rabu (16/5).
Penjelasan itu ia sampaikan untuk
menanggapi interupsi dari anggota
Fraksi Hanura, Akbar Faisal. Akbar
mempersoalkan pengadaan pesawat
tempur Sukhoi yang diduga tidak
transparan dan melalui perantara
pihak ketiga. Menurut Salim, tak ada
kaitan sama sekali antara pengadaan
pesawat tempur Sukhoi dengan
pesawat sipil komersial Sukhoi
Superjet 100 yang jatuh di Gunung
Salak, Bogor, Jawa Barat. Spesifikasi
kedua pesawat tersebut sangat
berbeda. Lagi pula, pengadaan
pesawat sipil bukanlah urusan Komisi
I.
Ia lantas menegaskan bahwa tak ada
satu pun anggota Komisi I yang
menerima sesuatu atau kesepakatan
tertentu dalam pengadaan pesawat
tempur Sukhoi sesuai usulan
Kementerian Pertahanan. "Kalau ada
anggota komisi I yang pergi makan
malam karena persoalan pesawat
tempur Sukhoi itu, tunjukkan saja
orangnya. Saya selaku anggota komisi
I yang tergabung dalam Panja
Alutsista tidak merasa diundang oleh
siapa pun, dan saya tidak pernah
menginjak restoran ataupun hotel
untuk membicarakan soal alutsista,"
tegas politisi Demokrat ini.
Salim Mengga menyesalkan sikap
saling curiga di antara anggota DPR.
Apalagi jika hal itu disampaikan
dalam forum sidang paripurna yang
mestinya jadi ajang DPR untuk
membulatkan suara. Jika ada hal yang
belum jelas soal ini, kata dia, maka
seyogianya dipertanyakan ke komisi
terkait.
"Sebelum menyampaikan sesuatu di
forum seperti ini, sebaiknya
melakukan klarifikasi dulu ke Komisi I
yang membidangi persoalan alutsista.
Jangan terjadi fitnah sesama kita,"
ujarnya.
Sumber: Jurnal Parlemen
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK