Browser anda tidak mendukung iFrame
Kehiduapan warga P.Sebatik, Kaltim
Sebatik,
Kehidupan di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan,
Kalimantan Timur, sungguh unik. Bagaimana tidak, di Pulau dengan total
penduduk sekitar 35 ribu jiwa ini, berlaku sistem dua mata uang.
Adapun dua mata uang yang berlaku ialah Ringgit Malaysia dan Rupiah. Sistem kursnya pun menggunakan hitungan kasar, tidak seperti sistem kurs yang berubah setiap harinya. 1 Ringgit dihargai Rp 3.000.
Hal unik itu ditemukan ketika detikcom berkunjung ke Pulau Sebatik, pada Minggu (27/5/2012), bersama rombongan Kemenkokesra.
Kala itu, salah seorang anggota rombongan ingin membeli sebuah minuman kemasan dengan harga Rp 5.000. Sang pegawai Kemenkokesra pun membayar dengan uang Rp 10.000.
Secara logika, kita akan berpikir uang kembaliannya berjumlah Rp 5.000. Namun yang mengejutkan, pegawai tersebut hanya dikembalikan 1 lembar uang Rp 2.000 dan selembar 1 Ringgit.
"Di sini sistemnya seperti ini, bisa pakai Rupiah dan Ringgit. 1 Ringgit dihargai Rp 3.000," ucap pemilik toko.
Kehidupan unik lainnya ialah sisi nasionalisme warga Sebatik yang tergolong tinggi. Jika di kota-kota lainnya kita hanya melihat kibaran bendera merah putih di pemukiman jelang hari Kemerdekaan. Akan tetapi di sini berbeda, setiap harinya bendera merah putih berkibar di halaman depan rumah warga.
Adapun dua mata uang yang berlaku ialah Ringgit Malaysia dan Rupiah. Sistem kursnya pun menggunakan hitungan kasar, tidak seperti sistem kurs yang berubah setiap harinya. 1 Ringgit dihargai Rp 3.000.
Hal unik itu ditemukan ketika detikcom berkunjung ke Pulau Sebatik, pada Minggu (27/5/2012), bersama rombongan Kemenkokesra.
Kala itu, salah seorang anggota rombongan ingin membeli sebuah minuman kemasan dengan harga Rp 5.000. Sang pegawai Kemenkokesra pun membayar dengan uang Rp 10.000.
Secara logika, kita akan berpikir uang kembaliannya berjumlah Rp 5.000. Namun yang mengejutkan, pegawai tersebut hanya dikembalikan 1 lembar uang Rp 2.000 dan selembar 1 Ringgit.
"Di sini sistemnya seperti ini, bisa pakai Rupiah dan Ringgit. 1 Ringgit dihargai Rp 3.000," ucap pemilik toko.
Kehidupan unik lainnya ialah sisi nasionalisme warga Sebatik yang tergolong tinggi. Jika di kota-kota lainnya kita hanya melihat kibaran bendera merah putih di pemukiman jelang hari Kemerdekaan. Akan tetapi di sini berbeda, setiap harinya bendera merah putih berkibar di halaman depan rumah warga.
sumber : DETIK
daerah gudangnya benteng nkri ,kaya dan tidak pernah menikmati hasil kekayaannya ,di pusat asing yg menikmatinnya ,kita liat keluarga besar sarwo edi,berapa kekayaannya,coba liat pulau di jawa timur ,kaya minyak nasionalis,hampir merata warga setempat ,95% pegagum bungkarno.ironisnya ada jalan hampir seumurku tidak pernah di bangun,padahal menurut sumber penghasilan minyak gas hampir $50 juta dolar perhari habis dihisap asing dan segelinter orang ..!!!
ReplyDeletedaerah gudangnya benteng nkri ,kaya dan tidak pernah menikmati hasil kekayaannya ,di pusat asing yg menikmatinnya ,kita liat keluarga besar sarwo edi,berapa kekayaannya,coba liat pulau di jawa timur ,kaya minyak nasionalis,hampir merata warga setempat ,95% pegagum bungkarno.ironisnya ada jalan hampir seumurku tidak pernah di bangun,padahal menurut sumber penghasilan minyak gas hampir $50 juta dolar perhari habis dihisap asing dan segelinter orang ..!!!
ReplyDelete