20 Mei 2012, Senayan: Harapan
Komisi I agar pembelian enam
pesawat tempur Sukhoi untuk TNI AU
dalam waktu dekat ini bisa
menggunakan kembali state credit
(kredit negara) kandas.
Pemerintah Rusia resmi menolak
keinginan Pemerintah RI tersebut
meskipun masih ada sisa alokasi
state credit sebesar USD 700 juta
untuk pembelian alutsista
sebelumnya senilai USD 1 miliar.
Penolakan itu ada alasannya.
Pembiayaan pembelian pesawat
tempur Sukhoi itu tidak termasuk
dalam perjanjian state credit yang
ditandatangani bersama oleh kedua
pemerintahan. Ketika itu, state credit
hanya diperuntukkan untuk
pembelian kapal selam.
"Karena tidak dikabulkan, pembelian
sukhoi akan menggunakan kredit
ekspor," ujar Wakil Ketua Komisi I
DPR RI Tb Hasanuddin kepada
Jurnalparlemen.com, Minggu (20/5).
Namun, dia menambahkan,
Pemerintah Rusia menyetujui
pembelian tank amfibi buatan Rusia
BMP-3F seri 2 dengan mekanisme
pembayaran lewat state credit.
Beberapa waktu lalu, pada saat
muncul dugaan penggelembungan
harga dalam pembelian enam
pesawat tempur Sukhoi, Komisi I
meminta agar pembelian dilakukan G
to G dengan memanfaatkansisa state
credit dari Rusia yang masih lumayan
besar. Soalnya, sistem ini bisa
meminimalisir keterlibatan pihak ke
tiga dan menekan biaya-biaya yang
tidak perlu.
Sumber: Jurnal Parlemen
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK