Priyo: Pemerintah Belanda Telmi dan Arogan
Oleh: Marlen Sitompul
Nasional - Jumat, 20 Januari 2012 | 13:02 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Parlemen Belanda menolak penjualan tank Leopard ke Indonesia dengan alasan pelanggaran HAM masih tinggi. Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Golkar Priyo Budi Santoso menilai, penolakan dengan alasan itu berlebihan.
"Penolakan penjualan tank ke Indonesia sebagai bentuk arogansi parlemen Belanda. Pemerintah Belanda ini telmi, telat mikir. Mereka masih menyatakan Indonesia tinggi pelanggaran HAM. Negara Belanda sangat arogan sekali," kata Priyo kepada wartawan, di Gedung DPR, Jumat (20/1/2012).
Menurut dia, pemerintah Belanda tak sadar dengan perilaku yang telah melakukan pelanggaran HAM di Indonesia selama masa penjajahan. "Saya kira Belanda tidak sadar dengan prilaku mereka, saya sangat mengecam pernyataan parlemen Belanda itu," ujarnya.
Selain itu, Priyo meminta pemerintah transparan dan terbuka kepada dewan soal rencana pembelian tank yang menelan biaya triliunan rupiah tersebut. "Kementerian pertahanan tidak membicarakan kepada DPR. Seharusnya membicarakan masalah yang krusial ini," jelasnya.
Seperti diketahui, pemerintah melalui TNI memang berencana membeli 100 tank Leopard bekas dari Belanda. Namun, rencana ini menimbulkan polemik dimasyarakat. Salah satunya penolakan dari masyarakat karena tank tersebut dinilai tidak cocok dengan kondisi medan di Indonesia. Sedangkan tank Leopard dinilai hanya cocok untuk perang di dalam kota.[yeh]
sumber Inilah.com
"Penolakan penjualan tank ke Indonesia sebagai bentuk arogansi parlemen Belanda. Pemerintah Belanda ini telmi, telat mikir. Mereka masih menyatakan Indonesia tinggi pelanggaran HAM. Negara Belanda sangat arogan sekali," kata Priyo kepada wartawan, di Gedung DPR, Jumat (20/1/2012).
Menurut dia, pemerintah Belanda tak sadar dengan perilaku yang telah melakukan pelanggaran HAM di Indonesia selama masa penjajahan. "Saya kira Belanda tidak sadar dengan prilaku mereka, saya sangat mengecam pernyataan parlemen Belanda itu," ujarnya.
Selain itu, Priyo meminta pemerintah transparan dan terbuka kepada dewan soal rencana pembelian tank yang menelan biaya triliunan rupiah tersebut. "Kementerian pertahanan tidak membicarakan kepada DPR. Seharusnya membicarakan masalah yang krusial ini," jelasnya.
Seperti diketahui, pemerintah melalui TNI memang berencana membeli 100 tank Leopard bekas dari Belanda. Namun, rencana ini menimbulkan polemik dimasyarakat. Salah satunya penolakan dari masyarakat karena tank tersebut dinilai tidak cocok dengan kondisi medan di Indonesia. Sedangkan tank Leopard dinilai hanya cocok untuk perang di dalam kota.[yeh]
sumber Inilah.com
penolakan dari masyarakat atau anggota dewan, mana ada rakyat indonesia yang menolak jika TNI nya kuat, mana ada rakyat indonesia yang menolak modernisasi alutsista untuk pertahanan negara, yang ada penolakan justru dari DPR sendiri!
ReplyDeletebukan polemik di masyarakat pak , tp di DPR
ReplyDeleteDPR juga telmi...apa2 hrs DPR, semua usulan hrs ke DPR
ReplyDeletewaktunya belum tepat buat beli alutsista, emank kita udah mau perang sih... kita riset aja sebanyak mungkin buat alutsista, 5-10 tahun pasti udah bisa buat alutsista yang canggih koq.. bangsa kita besar dan pintar and kaya.
ReplyDeletesay setuju dengan pak priyo,,memang pemerintah barat seenaknya saja bilang kita melanngar HAM,,kenyataannya apa yang mereka lakukan jauh lebih biadab,,mungkin ke depan jika kita bisa produksi sendiri,,alutsista yang telah kita beli dari mereka sebaiknya dikembalikan saja!
ReplyDeleteDPR itu cuma sbg lembaga formal saja, sok mewakili...pdhl kalau dipikir2 semua keputusan di DPR bukan krn aspirasi rakyat scr lgsng...tp cuma kemauan sebuah partai yg sebetulnya tdk lgsng membawa aspirasi dr rakyat...cuma akal-akalan saja biar kelihatan bkrj...udh berpuluh2 thn DPR berdiri tp nggak nyadar2 dan nggak pinter2...pembelian tank leopard 2A6 atau yg lainya itu bukan semata utk perang saja, tp jg utk membuat efek gentar dr negara tentangga dan dunia international bhw kita mampu dan biar negara lain tdk semena2 dan menganggap remeh negara kita... goblok semua itu DPR, bener kata Gusdur, balita seperti anak TK, bubarkan saja DPR...nambah cost negara saja...
ReplyDeleteDPR menjadi institusi yang selalu menghambat kemajuan bangsa dan negara ini .. weleh welehh ..
ReplyDeleteDpr sudah tidak mewakili suara rakyat,,, tetapi suara kepentingan mereka sendiri dan kelompok penyamun,,, andaikan pembelian leopard bukan G to G seperti dulu, pasti dpr ngga protes karena punya kesempatan untuk ikut bermain, demi kepentingan pribadi dan partai.
ReplyDeletedi masyarakat tidak ada polemik pak boss....
ReplyDelete90.9999% setuju pembelian tank leopard, ok...
kami rakyat mendukung pembelian sejenis MBT...
ReplyDeleteDPR SOK TAU LEBIH TAU DR USER YAH??LUCU,,
ReplyDeleteSaya rakyat indonesia yg merasa tidak terwakili o dpr mendukung pembelian tank leoppard. Dpr menolak karena pembelian tank tsb G to G jadi dpr ga bisa jadi makelar..
ReplyDelete