Pages

Thursday, January 19, 2012

Menanti kedatangan F16 C/D

VIVAnews – Skuadron tempur Republik
Indonesia akan segera diperkuat
dengan datangnya pesawat F-16 hasil
hibah dari Amerika Serikat. Paling tidak
tiga tahun lagi, yaitu 2014, ke-24
pesawat hibah tersebut akan mendarat
di Indonesia.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
“Proses hibah sudah jalan. Dua sampai
tiga tahun bisa siap,” ujarnya di Kantor
Kementerian Pertahanan, Minggu 18
Desember 2011.
Hibah pesawat F-16 dari AS ini
bukannya tak menuai kontroversi.
Meski DPR menyetujui langkah
pemerintah untuk menerima hibah
pesawat, namun mereka meninggalkan
catatan khusus.
Awalnya, pemerintah sebetulnya
berencana untuk membeli 6 unit
pesawat tempur baru jenis F-16 Block
52 senilai Rp3,8 triliun. Hal ini pun
sudah disetujui oleh Komisi I DPR yang
membidangi pertahanan keamanan dan
merupakan mitra kerja TNI.
“Anggaran sudah disiapkan. Kami
sudah memprogram pembelian F-16
Block 52. Pesawat sekelas itu cukup
canggih. Pesawat tempur kita sudah
tua, harus ada penggantinya,” kata
Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus
Hasanuddin, kepada VIVAnews.
Namun, ujar Tubagus, tiba-tiba datang
tawaran hibah F-16 grounded dari AS.
Tubagus sendiri cenderung tidak
sepakat dengan tawaran hibah
tersebut. Menurutnya, pesawat baru
memiliki daya tahan lebih lama
ketimbang pesawat grounded.
“Pesawat baru bisa 30 tahun umurnya.
Tapi pesawat grounded cuma 12 tahun.
Lagipula, pesawat hibah itu disimpan
dan ditongkrongkan AS begitu saja
seperti rongsokan di Gurun Arizona.
Apa kita mau yang seperti itu?” kata
politisi PDIP itu.
Namun, pada akhirnya, DPR menyetujui
hibah pesawat F-16 dari AS tersebut.
Keputusan itu diambil melalui rapat
bersama dengan Menteri Pertahanan,
Panglima TNI, dan Kepala Staf Angkatan
Udara. “Komisi I setuju hibah dengan
berbagai syarat,” kata Tjahjo Kumolo,
anggota Komisi I DPR yang juga Ketua
Fraksi PDIP.
Tjahjo menjelaskan, PDIP sebenarnya
cenderung menolak hibah pesawat AS
karena dinilai bakal memberatkan
Indonesia di kemudian hari. Tjahjo
menyatakan, diperlukan dana yang
sangat besar untuk meng- up grade
pesawat-pesawat hibah AS itu agar
memiliki kemampuan setara dengan
F-16 Block 52. “Jadi lebih baik beli baru
yang jangkauan masa terbangnya
terjamin,” kata dia.
Tapi, imbuh Tjahjo, sebagian besar
anggota Komisi I dan fraksi-fraksi
lainnya di DPR setuju dengan langkah
pemerintah tersebut. PDIP sendiri
mewanti-wanti agar pesawat hibah AS
itu di-up grade hingga memenuhi
minimum essential force , dengan
melibatkan tenaga ahli dari Indonesia.
AS Puji Indonesia
Asisten Menteri Luar Negeri AS, Kurt
Campbell, menilai keputusan Indonesia
menerima hibah 24 unit pesawat jet
tempur jenis F-16 dari AS merupakan
langkah yang sangat efektif. AS
meyakinkan, meski pesawat-pesawat
hibah itu adalah bekas pakai, namun
kemampuan dan kualitasnya akan tetap
tinggi bila telah dimutakhirkan atau di-
up grade .
“Hibah 24 unit F-16 merupakan langkah
yang sangat efektif dan cerdas dari segi
biaya. Pesawat bekas akan di- up grade
untuk memenuhi standar berkualitas
tinggi,” tegas Campbell di Jakarta,
Oktober 2011 lalu.
Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot
Marciel, juga mengutarakan pendapat
senada. Menurutnya, Indonesia sangat
diuntungkan dengan hibah 24 unit jet
tempur F-16 dari negaranya. “Biaya
pemeliharaan atau perawatannya jauh
lebih murah ketimbang harus membeli
produk baru,” kata Merciel di sela-sela
pertemuan Bali Democracy Forum IV di
Nusa Dua, Bali, 8 Desember 2011.
Benarkah demikian? Betul bahwa
menerima hibah pesawat sama artinya
dengan gratis. Namun, Indonesia tetap
perlu mengeluarkan biaya sekitar US
$750 juta atau setara dengan Rp6,7
triliun untuk pemutakhiran 2 lusin jet
tempur tersebut. Hal itu dikemukakan
oleh Departemen Pertahanan AS,
Pentagon, di Washington.
“Indonesia adalah mitra penting bagi
AS dan pemimpin di Asia Tenggara.
Departemen Pertahanan AS tengah
bekerja untuk mendukung militer
Indonesia dalam upaya memodernisasi
kekuatannya,” kata bicara Pentagon,
Kolonel Laut Leslie Hull-Ryde, seperti
dikutip Reuters beberapa waktu lalu.
Pesawat AS yang akan dihibahkan ke
Indonesia adalah F-16 model C/ D yang
sudah pensiun dan tidak lagi masuk
dalam inventaris Angkatan Udara AS.
Bila sudah dimutakhirkan, menurut
Hull-Ryde, pesawat F-16 bekas tersebut
akan dihibahkan ke Indonesia tanpa
biaya. Namun, lanjutnya, pemutakhiran
mesin dan komponen pendukung F-16
itu “diperkirakan tidak akan lebih dari
US$750 juta.”
Kesepakatan hibah F-16 ini telah
diumumkan bersama oleh Presiden AS
Barack Obama dan Presiden RI Susilo
Bambang Yudhoyono dalam
pertemuan jelang KTT Asia Timur di
Bali, 18 November 2011 lalu. Dalam
siaran persnya, Kantor Kepresidenan
AS menyatakan bahwa armada F-16
‘bekas’ AS itu cocok dengan keperluan
Indonesia dalam mengamankan
wilayahnya.
© VIVAnews

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK