Pages

Friday, September 3, 2010

Perundingan Washington dalam Pandangan Ahmadinejad dan Obama

Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad pada Jumat mengatakan rakyat Timur Tengah ‎‎"mampu menyingkirkan rezim Zionis dari forum internasional".

‎"Jika para pemimpin di kawasan itu tak memiliki keberanian, rakyat kawasan itu ‎mampu menyingkirkan rezim itu dari forum dunia," kata Ahmadinejad dalam ‎pidatonya pada Hari Solidaritas Palestina di Teheran sementara massa berteriak ‎‎"Bunuh Amerika !Bunuh Israel!."

Ahmadinejad mengatakan perundingan perdamaian langsung yang dilakukan ‎Presiden Palestina Mahmud Abbas yang didukung Barat dengan Israel ‎diselenggarakan di Washington Kamis setelah 20 bulan macet terancam gagal.

‎"Apa yang mereka ingin rundingkan?" kata Presiden Iran itu tentang pemimpin ‎Palestina dikutip oleh AFP.

‎"Siapa yag memberikan hak kepada mereka untuk menjual tanah-tanah Palestina? ‎Rakyat Palestina dan rakyat kawasan itu tidak akan mengizinkan mereka menjual ‎walaupun seinci tanah Palestina kepada musuh itu."

‎"Perundingan-perundingan itu gagal dan menemui ajal."

Iran menentang keras perundingan perdamaian baru itu dan memberikan ‎dukungan kuat pada gerakan Hamas yang menguasai Gaza dan melancarkan dua ‎serangan terhadap para pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki menjelang ‎dimulainya perundingan itu, menewaskan empat orang dan mencederai dua ‎lainnya. (Antara)‎
‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ Sementara itu, di Washington Barack Obama, Presiden Amerika menyatakan ‎bahwa target perundingan damai kali ini adalah terbentuknya dua negara, yakni ‎Palestina dan Israel. Menurut dia, selama beberapa tahun terakhir pemerintah ‎Palestina dan Israel sebenarnya sudah membangun langkah penting untuk ‎membentuk kepercayaan.

‎"Meski terbentur banyak halangan, kami, pemerintah AS beserta juru runding lain, ‎tidak pernah putus asa akan negosiasi damai antara Palestina dan Israel," kata ‎Obama saat berpidato kemarin. Selain itu, presiden berkulit hitam pertama AS ‎tersebut mengucapkan terima kasih kepada para juru runding. Termasuk, Menlu ‎AS Hillary Clinton dan George Mitchell, utusan khusus Obama untuk perdamaian ‎Timur Tengah.

‎"Tujuan negosiasi itu amat jelas. Yaitu, perundingan langsung antara Palestina dan ‎Israel. Pertemuan tersebut bermaksud menentukan status final isu-isu yang ‎menjadi halangan dalam perundingan," lanjut Obama.

Target lain dalam negosiasi itu, tutur dia, adalah jaminan keamanan warga ‎Palestina dan Israel. Dia juga menyebutkan pentingnya pendudukan Israel yang ‎dimulai pada 1967 serta memastikan terbentuknya negara Palestina yang ‎merdeka, demokratis, dan aman. Obama berharap negara Palestina tersebut nanti ‎bisa berdampingan dengan Israel.

Selain itu, dia memuji Abbas dan Netanyahu sebagai tokoh yang menghendaki ‎perdamaian. Di mata dia, dua pemimpin tersebut berkomitmen menyelesaikan ‎perjanjian perdamaian dalam setahun. "Amerika Serikat akan terus mendukung ‎penuh usaha itu. AS bakal menjadi partisipan yang aktif dan terus menyokong ‎upaya negosiasi damai tersebut," jelasnya.

Obama pun mengimbau para pemimpin Timur Tengah tidak menyia-nyiakan ‎peluang perdamaian itu. "Kesempatan tersebut mungkin tidak segera muncul lagi," ‎ujar Obama seraya menjanjikan dukungan AS untuk perundingan baru. Namun, dia ‎juga mengingatkan mereka akan adanya ekstremis dan rejectionist (yang menolak ‎damai). "Mereka tidak mengupayakan perdamaian, melainkan mencari ‎kehancuran," paparnya.

Menjelang makan malam dengan para pemimpin negara Arab pada Rabu waktu ‎Washington (1/9), Netanyahu menggambarkan Abbas sebagai mitra dalam ‎perdamaian. Karena itu, dia tidak akan membiarkan serangan terbaru menghalangi ‎jalur menuju perdamaian.

Sementara itu, Abbas mengutuk serangan terhadap warga Israel dan meminta ‎pertumpahan darah diakhiri. Dia juga menyerukan pembekuan pembangunan ‎permukiman Yahudi di Tepi Barat. Selain itu, terang dia, kini tiba waktunya ‎mengakhiri pendudukan Israel atas wilayah Palestina yang mulai berlangsung pada ‎‎1967.

‎"Kami berbicara secara terbuka, produktif, dan serius seputar pengaturan ‎keamanan," ucap Netanyahu kepada pers setelah pidato Obama. Dua pemimpin ‎negara Arab itu juga mengutuk serangan yang menewaskan empat warga Israel di ‎Tepi Barat Rabu lalu.

Sebelum perundingan dimulai, Obama berbincang dengan empat pemimpin negara ‎tersebut. Dia mengklaim perundingan langsung antara Palestina dan Israel bisa ‎mengakhiri pendudukan Israel sejak 1967.

Dalam perang enam hari pada 1967, Israel menduduki Tepi Barat, termasuk Timur ‎Al Quds (Yerusalem), Dataran Tinggi Golan di Syria, Semenanjung Sinai di Mesir, ‎dan Jalur Gaza.

‎"Tujuan perundingan jelas. Negosiasi bertujuan menyelesaikan semua masalah," ‎tegas Obama. (Jawapos)‎


IRIB

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK