Pages

Tuesday, September 28, 2010

Olmert Blak-Blakan Fakta Soal Perang Gaza

 Mantan perdana menteri Rezim Zionis Israel, Ehud Olmert membongkar rahasia militer rezim ini terkait perang Gaza beberapa waktu lalu.
Olmert dalam pernyataan terbarunya seperti dikutip Koran Yediot Aharonot menuding Menteri Peperangan Israel, Ehud Barak sebagai dalang kegagalan strategi menjatuhkan pemerintahan Hamas di Jalur Gaza dalam perang 22 hari. Sikap Olmert ini langsung memicu reaksi luas di elit politik Israel. Sampai-sampai para penentang Barak dari kubu Kadima, Avi Dichter yang menjabat menteri keamanan nasional pada era Olmert bangkit membela Barak.
Sementara itu, langkah Olmert yang mengungkapkan kenangannya kepada Koran Yediot Aharonot mendapat kecaman baik dari dalam maupun luar. Menyikapi fenomena ini Olmert menandaskan, Barak menolak serangan terlalu lama ke Gaza dan sikapnya ini telah menggagalkan upaya untuk menduduki Jalur Gaza serta menggulingkan pemerintah Hamas. "Jika bukan karena sikap Barak tersebut maka kini Gaza telah berhasil diduduki Israel dan Hamas pasti tersingkir serta para pemimpin Palestina tidak akan sekuat saat ini," tegas Olmert.
Pemimpin Partai Buruh Israel menilai pernyataan Olmert melanggar tradisi dan pembocoran rahasia militer terbesar sepanjang sejarah. Hal ini juga merupakan aksi luar biasa Olmert sepanjang hidupnya. "Rakyat Israel membaca dan mendengar pernyataan Olmert ini, akibatnya mereka gemetar karena khawatir," ungkap pemimpin partai buruh ini.
Di sisi lain, Ehud Barak yang tengah berada di Amerika Serikat (AS) berusaha keras menyelamatkan perundingan damai antara Israel dan Otorita Ramallah dari kegagalan total, namun Olmert ternyata berani menikam dari belakang dengan mengungkap rahasia militer rezim ini. Menurutnya, Barak bisa saja menjawab tudingan Olmert, namun hal ini akan berujung pada pembeberan seluruh rahasia militer untuk menangkal ucapan mantan perdana menteri ini.
Avi Dichter yang sebelumnya juga sempat menjabat ketua Shabak juga merasa terpanggil untuk menjawab tudingan Olmert. Padahal ia dulunya adalah menteri keamanan nasional di era pemerintahan Olmert, sekaligus duduk dalam kabinet keamanan yang merancang perang Gaza. Dalam wawancaranya dengan televisi Israel, Dichter mengungkapkan, yang menjadi kekhawatiran saya dari pernyataan Olmert adalah tradisi putus asa yang berlaku di Israel dan pembeberan masalah ini kepada publik.
Dichter tidak dapat memungkiri rencana Israel untuk menggulingkan pemerintahan Hamas di Jalur Gaza, namun ia menolak pernyataan Olmert. "Sejak pertama telah jelas bahwa tujuan serangan ke Gaza bukan dimaksudkan menduduki kembali wilayah ini, namun menumbangkan Hamas. Olmert lupa bahwa dirinya tidak begitu menguasai urusan militer, bahkan karena kebodohannya ia tidak mampu memberi pernyataan terkait militer," demikian ungkap Dichter.
Menurut Dichter, untuk menumbangkan kekuasaan Hamas diperlukan seorang pemimpin yang memiliki pengalaman perang cukup lama baik itu menyenangkan maupun pengalaman pahit. Hal ini juga seperti yang terjadi saat Israel berusaha menduduki Tepi Barat, rezim ini melakukan berbagai operasi ke wilayah ini bahkan operasi ini terus berlanjut setelah kematian Yaser Arafat, pemimpin Otorita Ramallah. "Hingga saat ini belum ada yang memahami kondisi perang yang kami gelar," tandas Dichter.
Dichter membela kinerja Ehud Barak yang dikritik Olmert. Ia mengatakan, Barak adalah seorang komandan yang misterius dan sering tidur saat sidang kabinet. Bahkan menurutnya, Barak kerap berusaha mencegah keputusan kabinet untuk menggelar operasi rahasia. Dichter lebih lanjut mengungkapkan, "Saya telah puluhan tahun bekerja di bawah komando Ehud Barak yaitu sejak saya berusia 18 tahun di kesatuan khusus militer Israel. Dan saat menjabat ketua Shabak, saya terus mengawasi kinerja Barak dan sejujurnya saya akui bahwa Barak bukan sosok yang gampang menyerah seperti yang digambarkan Olmert."
Menurut Dichter, Barak adalah sosok yang tegar dan setiap keputusannya diambil setelah dikaji secara matang. Jika sebuah masalah memerlukan keputusan dan solusi segera, Barak tidak segan-segan mengambil tanggung jawab dan bersedia menanggung segala resikonya. (IRIB/Qodsna/MF/MZ) 

IRIB

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK