Pages

Wednesday, December 8, 2010

Menlu Iran: Senjata Nuklir Hanya Timbulkan Bencana

Menlu Iran: Senjata Nuklir Hanya Timbulkan Bencana
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva terseyum di sebelah Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad (kiri) yang mengambil gambar PM Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) yang berdiri di samping Kepala Nuklir Iran Ali Kabar Salehi (kedua kanan) dan Menteri LN Turki Ahmet Davutoglu (tengah) setelah Republik Islam tersebut menandatangani kesepakatan pertukaran bahan bakar nuklir di Teheran (ANTARA/AFP PHOTO/ATTA KENARE)
Athena (ANTARA News/AFP) - Senjata nuklir hanya menimbulkan bencana dan dunia harus bekerja keras agar bebas nuklir, kata Menlu Iran, Senin, ketika Teheran memulai pembicaraan dengan Barat di Jenewa mengenai proyek atomnya yang diperselisihkan.

"Saya kira kita perlu mendorong dengan sangat serius masalah denuklirisasi itu."

"Senjata nuklir tidak memecahkan masalah. Senjata itu hanya menimbulkan bencana," kata Manouchehr Mottaki pada awal kunjungan dua hari ke Athena.

"Saya pikir semua negara di dunia akan meneruskan denuklirisasi. Itu (denuklirisasi) adalah jaminan terbaik keamanan," ujarnya.

Iran dan negara-negara besar dunia telah memulai pembicaraan Senin mengenai krisis yang mendalam karena program nuklir Iran untuk pertama kalinya dalam 14 bulan, ketika Teheran mengklaim kekuatan karena telah menghasilkan material mentah untuk pengayaannya sendiri.

Hanya sehari sebelum pembicaraan itu, Iran menaikkan pertaruhan dengan mengungkapkan bahwa mereka telah menambang dan memproduksi bagian pertama dari "yellowcake" atau material mentah uraniumnya sendiri, ketimbang berusaha untuk mengimpor pasokan baru.

Hal itu telah memicu pernyataan-pernyataan kekhawatiran di Washington dan Eropa menjelang pertemuan di Jenewa antara diplomat utama Uni Eropa, Catherine Ashton, dan ketua juru runding Iran, Saeed Jalili.

Pembicaraan itu, yang dijadwalkan akan berlangsung dua hari, telah dimulai tepat pada waktunya Senin pagi, dengan Ashton, Jalili dan para pejabat dari Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat duduk mengelilingi sebuah meja.

"Kami merasakan negara-negara yang berpartisipasi dalam pembicaraan hari ini telah terjangkau untuk mengikuti kebijakan yang akan memecahkan masalah itu," kata Mottaki di Athena.

"Kami mengharapkan bahwa pembicaraan dan perundingan akan terus dengan cara yang konstruktif dan bahwa kita akan mencapai hasil yang positif.

"Para diplomat biasanya orang-orang yang positif. Itulah mengapa kami mengharapkan pembicaraan itu akan membuahkan hasil yang positif bagi kedua belah pihak," tambah menlu itu.

Teheran mempertahankan bahwa negara itu mencari energi nuklir untuk tujuan damai, tapi negara-negara Barat menuduh republik Islam itu menjalankan program rahasia untuk membuat senjata nuklir.

"Kita telah berbicara selama bertahun-tahun ... dan ada sikap-sikap tertentu yang sama, di mana kita dapat bekerjasama," kata Mottaki pada konferensi pers pada malam hari itu.

"Kami mengharapkan pendekatan yang ditunjukkan (oleh pihak lainnya) akan memungkinkan kami untuk tidak menetapkan garis merah."

Tapi ia bersikeras bahwa "era ketika negara-negara tertentu menerapkan kehendak mereka telah berakhir ... era ketika orang-orang tertentu menganggap sains dan teknologi sebagai hak eksklusif mereka telah berakhir.

"Sains dan teknologi milik seluruh umat manusia, untuk alasan damai. Mereka dengan pabrik-pabrik senjata nuklir besar adalah ancaman yang sebenarnya."

"Kami tidak meminta sesuatu lebih dari hak kami, dan kami tidak akan menerima apapun kurang dari itu, kami menginginkan itu untuk semua orang," menteri tersebut menambahkan. "Kami tidak dapat menerima jauh dari hak negara-negara." (S008/K004)
antara

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK