Pages

Sunday, December 5, 2010

Menhan: Indonesia Akan Bangun Pabrik Propelan


0diggsdigg

illustrasi

SUBANG(SINDO) – Indonesia segera bisa memproduksi bahan peledak khusus untuk kebutuhan militer. Rencananya,pabrik yang mampu memproduksi propelan akan selesai dibangun PT Dahana pada 2013.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, industri propelan sebagai bahan peledaksangat diperlukan untuk pembangunan kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI).Sebab,selama ini bahan peledak militer masih sepenuhnya bergantung dari luar negeri. ”Industri propelan sangat dibutuhkan,” ujarnya usai peletakan batu pertama pembangunan Energetic Material Center (EMC) di kawasan pabrik bahan peledak PT Dahana, Subang,Jawa Barat,kemarin Karena itu, Purnomo menjanjikan pembangunan tersebut akan mendapat dukungan dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) sebagai badan yang khusus menangani revitalisasi industri pertahanan.

”Ini merupakan proyek strategis industri pertahanan. Dalam kabinet ini industri pertahanan menjadi prioritas pertama dalam pembangunan industri nasional. Akan meminta dukungan KKIP agar pembangunannya sesuai dengan jadwal pada kabinet ini,”paparnya. Selain sebagai kawasan industri, Menteri Pertahanan juga meminta agar di kawasan seluas hampir 600 hektare tersebut dibangun juga tempat pengembangan dan penelitian yang selama ini berlangsung secara tersebar dan sporadis.

”Pindad melakukan litbang,TNI juga, belum lagi institusi lain. Lebih baik jika nantinya dipadukan dalam satu lokasi,”tuturnya. Dia juga berharap kawasan tersebut dapat digunakan sebagai tempat pendidikan dan pelatihan bahan peledak. Purnomo melanjutkan, kawasan industri terpadu PT Dahana tentunya juga memproduksi bahan-bahan peledak untuk tujuan komersial dengan tujuan untuk menunjang jalannya perusahaan.

Sementara itu, Direktur Keuangan dan Pengembangan Usaha PT Dahana Fajar Harry Sampurno mengatakan,kebutuhan bahan peledak untuk kepentingan militer Indonesia 100% masih harus diimpor. ”Kami masih nol dan untuk memenuhi kebutuhan itu dan 100% masih mengandalkan impor. Sementara untuk bahan peledak komersial, kami sudah dapat mandiri. Meskipun supply kami masih mencapai 80%,”ungkapnya. Namun, dia mengaku optimistis jika industri propelan sudah beroperasi kebutuhan bahan peledak untuk militer akan dapat terpenuhi secara mandiri.

Nantinya, akan dibangun pabrik untuk propelan roket dan propelan amunisi. ”Pada 2013, saya yakin pasokan bahan peledak militer Indonesia akan dipasok secara mandiri oleh Dahana,” tuturnya.Khusus untuk pembangunan pabrik propelan,diperlukan anggaran sedikitnya USD80 juta. Sehari sebelumnya Litbang TNI Angkatan Udara dan PT Dahana menandatangani kerja sama penelitian dan pengembangan untuk penyempurnaan desain dan sertifikasi Blast Effect Bomb yang merupakan bom latih pesawat tempur.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan memproduksi roket berhulu ledak tinggi dengan daya jangkau sekitar 14,5 km.Menurut rencana, pada2013,akandiproduksisebanyak 750 roket dan tahun berikutnya 1000 roket dengan nama RHAN- 122. Roket yang dikembangkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan,PT Pindad dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di Pusat Latihan Tempur di Baturaja,Sumatera Selatan, Sabtu (6/11) lalu.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan Pos M Batubara mengatakan, meskipun 90% bahan material roket sudah berasal dari dalam negeri.Namun, propelan sebagai bahan pendorongnya masih harus diimpor. Pemerintah memang bertekad menjadikan tahun 2010 sebagai era kebangkitan industri pertahanan dalam negeri.Tekad ini diikuti dengan geliat industri-industri untuk melakukan inovasi serta produksi. Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan seperti PT Pindad yang mulai unjuk gigi dalam melakukan inovasi panser dan senjata serbu.

Setelah dianggap sukses memproduksi panser tipe angkutan personel sedang 6x6 yang dipakai kontingen garuda dalam menunaikan misi perdamaian di Lebanon Selatan,kini PT Pindad mulai akan memproduksi panser dengan senjata kanon dengan nama Panser Tarantula Sementara itu, PT PAL Surabaya juga melakukan pembangunan kapal Perusak Kawal Rudal dengan panjang 105 meter bekerja sama dengan galangan kapal Damen Schelde Naval Ship-building Belanda.

Sumber: SINDO

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK