Pages

Sunday, December 5, 2010

Iran Gunakan Bahan Pengayaan Uranium Produksi Domestik

Teheran (ANTARA News/Reuters) - Iran akan menggunakan bahan untuk pengayaan uranium yang diproduksi dalam negeri untuk pertama kali di satu fasilitas pentingya dalam program nuklirnya Ahad, kata seorang pejabat senior, sehari sebelum negara itu memulai kembali perundingan dengan negara-negara penting.

Berita itu tampaknya bertujuan untuk menandakan tekad Iran untuk meneruskan kegiatan-kegiatan nuklirnya, yang menurutnya adalah untuk tujuan damai peningkatan kapasitas listrik tetapi negara-negara Barat khawatir tujuannya untuk membuat bom-bom, menjelang pertemuan di Jenewa 6-7 Desember.

Ketua Organisasi Tenaga Atom Iran mengatakan para pakar Iran akan menggunakan "yellowcake", satu bubuk sari uranium, yang diproses di negara itu, di fasilitas konversi Isfahan.

Negara itu sebelumnya menggunakan "yellowcake" yang dibeli dari Afrika Selatan tahun 1970-an tetapi beberapa pengamat Barat mengatakan Iran mungkin hampir menghabiskan pasokannya akan bahan pengayaan uranium itu.

Pengiriman pertama "yellowcake" itu dari kota Bandar Abbas diterima hari ini di lokasi nuklir Isfahan. Tentu, seluruh proses itu diawasi oleh IAEA (Badan Tenga Atom Internasional), kata kepala energi nuklir Ali Akbar Salehi dalam jumpa pers yang disiarkan televisi.

Pengayaan uranium diperlukan untuk digunakan dalam reaktor-reaktor nuklir atau senjata diproduksi dalam sentrifugal-sentrifugal yang memutar gas hexaffluoride uranium (UF6) pada kecepatan tinggi.

Uranium yang diperkaya dapat digunakan untuk bahan bakar fasilitas listrik dan jika disuling lebih jauh dapat digunakan untuk bahan bagi bom. Barat menginginkan Teheran menghentikan pengayaan uranium itu. Iran menolak tuntutan itu.

"Dalam lima tahun ke depan kami mengharapkan dapat mencapai satu titik di mana Iran dapat memenuhi semua kebutuhan bahan bakar nuklir di dalam negeri," kata Salehi.

Presiden Mahmoud Ahmadinejad mengatakan pengayaan uranium Iran tidak akan dibicarakan dalam perundingan di Jenewa, walaupun itu menjadi kekhawatiran utama enam negara dunia -- Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis, Inggris dan Jerman -- yang akan hadir dalam pertemuan itu.(*)
(Uu.H-RN/H-AK/R009)
ANTARA

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK