Jakarta (ANTARA News) - NASA akan meluncurkan pesawat luar angkasa ke Matahari untuk menjawab beberapa pertanyaan yang paling penting tentang tata surya kita.
Pesawat luar angkasa seukuran mobil kecil akan masuk ke dalam atmosfer matahari kira-kira empat juta mil di atas permukaannya, menjelajahi suatu wilayah yang belum terjamah oleh pesawat luar angkasa sebelumnya.
Proyek yang belum pernah terjadi sebelumnya, bernama Solar Probe Plus, dijadwalkan akan diluncurkan 2018.
NASA telah memilih lima ilmuwan investigasi yang akan membuka tabir besar misteri matahari yang ditandai dengan satelit terbang secara berulang kali melewati atmosfernya.
"Proyek ini menandakan kecerdikan manusia untuk pergi ke tempat asing dimana belum ada pesawat luar angkasa yang mengunjunginya," kata Lika Guhathakurta, ilmuwan program Solar Probe Plus di markas besar NASA di Washington.
"Untuk pertama kalinya, kita akan bisa menyentuh, merasakan dan mencium bau matahari."
Sebagai pesawat luar angkasa yang akan mendekati matahari, maka pesawat itu membutuhkan perisai panas berkarbon-komposit yang revolusioner dan dapat menahan panas melebihi 1.400 derajat Celsius (2.550 derajat Fahrenheit) dan ledakan radiasi yang sering.
Pesawat luar angkasa akan mendapatkan sebuah foto dan data spesifik matahari, memungkinkan ilmuwan untuk lebih memahami dan meramalkan radiasi lingkungan untuk penjelajah ruang masa depan.
"Penelitian yang dilakukan Solar Probe Plus secara khusus dirancang untuk memecahkan dua pertanyaan kunci fisika akan tata surya - mengapa atmosfer luar matahari begitu panas dibanding permukaan matahari dan apa yang mendorong angin matahari mempengaruhi Bumi dan tata surya kita?" kata Dick Fisher, direktur NASA dari divisi Heliophysics di Washington.
"Kami telah berjuang dengan pertanyaan-pertanyaan itu selama puluhan tahun dan misi ini harus memberikan jawabannya."
NASA mengundang peneliti pada 2009 untuk mengajukan proposal sains. Tiga belas telah dibahas oleh panel NASA dan ilmuwan dari luar dan kelima investigasi yang terpilih akan menerima sekitar 180 juta dolar untuk analisis awal, desain, pengembangan, dan pengujian.
Investigasi Solar Wind Elekron Alpha dan Proton secara khusus akan menghitung partikel yang paling melimpah pada angin tata surya - elektron, proton, dan ion helium - dan mengukur sifat mereka.
Penyelidikan tersebut juga dirancang untuk menangkap beberapa partikel dalam wadah khusus untuk analisis langsung.
Sebuah teleskop pada pesawat akan mengambil gambar korona matahari atau atmosfir dalam 3-D. Percobaan itu akan melihat angin tata surya dan menyediakan gambar 3-D dari awan dan guncangan ketika mereka mendekati dan melintasi pesawat ruang angkasa.
Lainnya akan membuat pengukuran langsung dari listrik dan medan magnetik, emisi radio, dan gelombang kejut yang tentu saja melalui plasma atmosfer matahari.
Percobaan juga berfungsi sebagai detektor debu raksasa, mendaftarkan tegangan ketika noda debu mengenai antena pesawat ruang angkasa.
Percobaan lain dari Southwest Research Institute di San Antonio akan melihat elemen-elemen pada atmosfer matahari dengan menggunakan spectrometer untuk menimbang dan memilah ion di sekitar pesawat.
ANTARA
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK