Jakarta (ANTARA News) - PT Dirgantara Indonesia
(Persero), Rabu, mencatat sejarah baru dan "naik kelas"
dengan menjadi mitra rancang bangun setara bagi Airbus,
dalam pembuatan A350. PT DI bukan lagi sekedar
pembuat komponen (manufacturing) seperti sebelumnya.
Langkah maju PT DI itu ditandai penandatanganan
memorandum kesepahaman antara PT DI dengan Airbus
Industrie di Jakarta, yang menjadi salah satu agenda dalam
kunjungan kenegaraan PM Inggris, David Cameron, yang
disertai 30 pebisnis utama Inggris, termasuk dari Airbus.
PT DI dalam penandatanganan yang berlangsung di Istana
Negara itu diwakili Direktur Teknologi dan Pengembangan
PT DI, Ardonni Jafri. Kini, selain mampu membuat
komponen untuk pesawat Airbus, PT DI dipercaya untuk
berkontribusi dalam rancang bangun pesawat Airbus
A350.
Bicara soal Airbus ini, konsep dan praktis pengendalian
pesawat terbang dua awak (two men cockpit) berbasis
sistem elektronika (fly by wire) jajaran pesawat komersial
A-300 buatan konsorsium penerbangan Eropa ini
diprakarsai tokoh kedirgantaraan nasional, Wiweko
Supomo.
Supomo, yang pernah menjadi direktur utama PT Garuda
Indonesian Airways (saat itu) juga sahabat kental
Nurtanio, pendiri PT DI, yang kemudian namanya sempat
diabadikan menjadi pusat unggulan industri
kedirgantaraan satu-satunya di Asia Tenggara itu.
Mengomentari perkembangan pesat PT DI itu, Direktur
Utama PT DI, Budi Santoso, menggarisbawahinya sebagai
langkah awal menuju status sebagai kontraktor rancang
bangun bagi Airbus.
"Pekerjaan rancang bangun ini akan menjadi langkah awal
sebagai kontraktor rancang bangun bagi pesawat-pesawat
Airbus," katanya.
Bukan hanya itu, Santoso yakin kesepakatan yang
ditandatangani pihaknya dengan Airbus juga berharap
PTDI menjadi pemasok tier-1 (tingkat 1) bagi Airbus.
Ardonni, mengatakan kesepakatan itu secara khusus
ditujukan dalam rancang bangun pengembangan pesawat
Airbus A350, jenis pesawat berbadan lebar berteknologi
masa depan, yang dimulai tahun ini juga.
Pesawat A350 itu sendiri kini masih dalam tahap
perancangan, dimana PT DI akan menyertakan para
insinyurnya sebagai pemikir-pemikir dan penghitung
bagian-bagian dari pesawat masa depan tersebut.
"Kami kini masuki tahapan kerja kerah putih, tak lagi kerah
biru," kata Ardonni.
Dia menambahkan, selain mengangkat nama bangsa
dalam teknologi rekayasa pesawat terbang, PT DI kini
mendapatkan nilai tambah 60 persen lebih besar dari hasil
pekerjaaan yang dilakukan para personilnya dalam proyek
rekayasa seperti itu.
Menurut dia, pengakuan Airbus tersebut bukan hal mudah
karena sebelum memutuskan menjadikan PT DI mitra
rancang bangun, Airbus telah turun ke PT DI di Bandung
dan mengaudit sistem yang digunakan PT DI guna
mengukur kemampuan rancang bangunnya.
Sebelumnya, sejak 2002 PT DI telah dipercaya membuat
berbagai komponen untuk struktur Airbus
A320/321/330/30/350 dan bahkan pesawat berlantai dua
dan terbesar di dunia A380 sejak tahun 2002 yang
diperoleh lewat Spirit (saat ini BAe System) dan juga dari
CTRM Malaysia.
(Antara )
(Persero), Rabu, mencatat sejarah baru dan "naik kelas"
dengan menjadi mitra rancang bangun setara bagi Airbus,
dalam pembuatan A350. PT DI bukan lagi sekedar
pembuat komponen (manufacturing) seperti sebelumnya.
Langkah maju PT DI itu ditandai penandatanganan
memorandum kesepahaman antara PT DI dengan Airbus
Industrie di Jakarta, yang menjadi salah satu agenda dalam
kunjungan kenegaraan PM Inggris, David Cameron, yang
disertai 30 pebisnis utama Inggris, termasuk dari Airbus.
PT DI dalam penandatanganan yang berlangsung di Istana
Negara itu diwakili Direktur Teknologi dan Pengembangan
PT DI, Ardonni Jafri. Kini, selain mampu membuat
komponen untuk pesawat Airbus, PT DI dipercaya untuk
berkontribusi dalam rancang bangun pesawat Airbus
A350.
Bicara soal Airbus ini, konsep dan praktis pengendalian
pesawat terbang dua awak (two men cockpit) berbasis
sistem elektronika (fly by wire) jajaran pesawat komersial
A-300 buatan konsorsium penerbangan Eropa ini
diprakarsai tokoh kedirgantaraan nasional, Wiweko
Supomo.
Supomo, yang pernah menjadi direktur utama PT Garuda
Indonesian Airways (saat itu) juga sahabat kental
Nurtanio, pendiri PT DI, yang kemudian namanya sempat
diabadikan menjadi pusat unggulan industri
kedirgantaraan satu-satunya di Asia Tenggara itu.
Mengomentari perkembangan pesat PT DI itu, Direktur
Utama PT DI, Budi Santoso, menggarisbawahinya sebagai
langkah awal menuju status sebagai kontraktor rancang
bangun bagi Airbus.
"Pekerjaan rancang bangun ini akan menjadi langkah awal
sebagai kontraktor rancang bangun bagi pesawat-pesawat
Airbus," katanya.
Bukan hanya itu, Santoso yakin kesepakatan yang
ditandatangani pihaknya dengan Airbus juga berharap
PTDI menjadi pemasok tier-1 (tingkat 1) bagi Airbus.
Ardonni, mengatakan kesepakatan itu secara khusus
ditujukan dalam rancang bangun pengembangan pesawat
Airbus A350, jenis pesawat berbadan lebar berteknologi
masa depan, yang dimulai tahun ini juga.
Pesawat A350 itu sendiri kini masih dalam tahap
perancangan, dimana PT DI akan menyertakan para
insinyurnya sebagai pemikir-pemikir dan penghitung
bagian-bagian dari pesawat masa depan tersebut.
"Kami kini masuki tahapan kerja kerah putih, tak lagi kerah
biru," kata Ardonni.
Dia menambahkan, selain mengangkat nama bangsa
dalam teknologi rekayasa pesawat terbang, PT DI kini
mendapatkan nilai tambah 60 persen lebih besar dari hasil
pekerjaaan yang dilakukan para personilnya dalam proyek
rekayasa seperti itu.
Menurut dia, pengakuan Airbus tersebut bukan hal mudah
karena sebelum memutuskan menjadikan PT DI mitra
rancang bangun, Airbus telah turun ke PT DI di Bandung
dan mengaudit sistem yang digunakan PT DI guna
mengukur kemampuan rancang bangunnya.
Sebelumnya, sejak 2002 PT DI telah dipercaya membuat
berbagai komponen untuk struktur Airbus
A320/321/330/30/350 dan bahkan pesawat berlantai dua
dan terbesar di dunia A380 sejak tahun 2002 yang
diperoleh lewat Spirit (saat ini BAe System) dan juga dari
CTRM Malaysia.
(Antara )
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK