Pages

Thursday, April 12, 2012

Kemhan dan TNI AU bantah soal pembelian Typoon


Eurofighter Typhoon
 
JAKARTA - Kementrian Pertahanan (Kemhan) dan TNI AU membantah kabar yang menyebutkan adanya rencana ataupun pembelian jet tempur Eurofighter Typhoon buatan Inggris. Hingga saat ini, pembelian pesawat tersebut tidak masuk dalam rencana belanja alutsista TNI.

“Belum ada. Kami tidak ada rencana membelinya,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin di Jakarta, Kamis (12/4). Hal senada diungkapkan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma Azman Yunus.

Menurutnya, pembelian 24 unit Typhoon hanyalah isu yang tak bertanggung jawab. “Nggak benar isu itu,” kata Azman. Isu pembelian pesawat senilai 2 miliar pound sterling atau senilai Rp29,2 triliun itu muncul sejak tahun 2011 lalu.

Isu tersebut mencuat sejak setahun silam saat Dubes Inggris di Jakarta Mark Canning kembali membuka peluang kerja sama militer dengan Indonesia. Menurutnya Inggris sebelumnya telah dipercaya Indonesia untuk memenuhi kebutuhan peralatan pertahanan penting ke Indonesia, contohnya pesawat Hawk," katanya. Soal Eurofighter Typhoon, ia menyatakan berusaha menjual apa pun ia bisa.

Kini isu itu kembali menguat bersamaan dengan kedatangan PM Inggris Davic Cameron, siang tadi.

Sumber : JURNAS.COM

6 comments:

  1. Kami sebagai blogersista malah mendukung rencana pemerintah membeli sejumlah alutsista, namun perlu dikaji ulang apabila pemerintah ingin membeli typhoon, karena apabila kita melihat kasus india lebih memilih rafale daripada typhoon itu mesti menjadi pertimbangan khusus, karena menurut berita pemerintah india lebih memilih rafale karena daya jelajah rafale lebih luas ketimbang typhoon, kapasitas rudal yg di angkut lebih banyak, lalu sistem radar pertahanan yg lebih mumpuni daripada typhoon, ini harus menjadi pertimbangan khusus bagi pemerintah khususnya Menhan dan TNI ... Bravo TNI

    ReplyDelete
  2. Inggris sangat cerewet soal HAM,apalagi wilayah papua msh bergolak nanti kita di embargo lg dgn dalih isu ham,ada baiknya kita tambah skuadron su 30MK atau beli su 35BM yg punya lebih efek deteren apalagi typhoon kemampuannya sama sja dgn su 27,

    ReplyDelete
  3. Jangan beli Typhon... Kalapun salah mending beli Sukhoi generasi kelima PAK FA. Dan datangkan S-300 atau S-400, bila perlu datangkan ahlinya supaya Indonesia bisa belajar sendiri membuatnya...

    ReplyDelete
  4. Sehebat2nya pesawat tempur barat..di embargo suku cadangnya tetep tdk bisa terbang.. Tetep dukung modernisasi tni dan di perbanyak yg buatan rusia atau china.

    ReplyDelete
  5. Inggris cerewet sama aja dgn USA,lbh baik beli SU 35 aja.Alutsista UK udah mahal,rentan embargo pula,n gak canggih 2x amat......

    ReplyDelete
  6. Pilih saja SU.35 BM Minimal 1 skanud,tidak bisa terbantahkan oleh sejarah bahwa moderenisasi alutsista TNI pada saat Presiden Soekarno adalah RUSIA.Kalau PT.DI ada minat kenapa tidak produksi SUKHOI dapat kita produksi,seperti kita membangun produksi CN-235,N-250,N-295,N-121 Cassa.sudah kita dapat prediksi anak bangsa bisa mengembang N-295 awacs,sthealt.apalagi R-HAN kita produksi 1000 roket akan menambah prestise.

    ReplyDelete

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK