13 Agustus 2011
Jumlah 10 kapal selam masih menjadi prioritas anggaran (photo : Antara)
Jakarta, Kompas - Kementerian Pertahanan memperkirakan, kebutuhan anggaran pertahanan Indonesia hingga 2014 mencapai 6,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 60 triliun. Pemerintah pun berupaya meningkatkan kemampuan pendanaan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan anggaran pertahanan itu dan mengurangi ketergantungan pendanaan dari luar negeri.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan hal itu seusai sidang kabinet terbatas bidang keamanan yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (11/8), di Kantor Presiden. Estimasi kebutuhan anggaran pertahanan itu, menurut Purnomo, termasuk pengadaan 10 kapal selam yang baru terealisasi dua buah.
Selain itu juga pengadaan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk Angkatan Udara dan Angkatan Darat, baik yang dibeli dari luar negeri, atau diproduksi bersama, maupun produksi dalam negeri.
“Dalam pembahasan ini, kita ingin tahu berapa kemampuan keuangan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan itu. Kita ingin melihat seberapa besar kemampuan keuangan dalam negeri itu bisa menggantikan pinjaman luar negeri sehingga kita tak banyak tergantung dari pendanaan luar negeri,” katanya.
Ia mengakui, kemampuan pendanaan dalam negeri saat ini berkisar Rp 800 miliar. Hingga 2014, kemampuan pendanaan APBN diperkirakan hanya berkisar Rp 4 triliun. Pemerintah tengah mengupayakan agar sindikasi perbankan nasional dapat ikut membiayai anggaran pertahanan Rp 25 triliun sampai Rp 30 triliun.
Namun, Wakil Ketua Komisi I DPR Tb Hasanuddin mengatakan, pemerintah jangan memaksakan diri. Kemhan harus melihat kebutuhan ekonomi seluruh bangsa bahwa hingga kini masih banyak rakyat yang butuh makan. Kemhan harus realistis dan menentukan skala prioritas. (EDN/WHY)
(Kompas)
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan hal itu seusai sidang kabinet terbatas bidang keamanan yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (11/8), di Kantor Presiden. Estimasi kebutuhan anggaran pertahanan itu, menurut Purnomo, termasuk pengadaan 10 kapal selam yang baru terealisasi dua buah.
Selain itu juga pengadaan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk Angkatan Udara dan Angkatan Darat, baik yang dibeli dari luar negeri, atau diproduksi bersama, maupun produksi dalam negeri.
“Dalam pembahasan ini, kita ingin tahu berapa kemampuan keuangan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan itu. Kita ingin melihat seberapa besar kemampuan keuangan dalam negeri itu bisa menggantikan pinjaman luar negeri sehingga kita tak banyak tergantung dari pendanaan luar negeri,” katanya.
Ia mengakui, kemampuan pendanaan dalam negeri saat ini berkisar Rp 800 miliar. Hingga 2014, kemampuan pendanaan APBN diperkirakan hanya berkisar Rp 4 triliun. Pemerintah tengah mengupayakan agar sindikasi perbankan nasional dapat ikut membiayai anggaran pertahanan Rp 25 triliun sampai Rp 30 triliun.
Namun, Wakil Ketua Komisi I DPR Tb Hasanuddin mengatakan, pemerintah jangan memaksakan diri. Kemhan harus melihat kebutuhan ekonomi seluruh bangsa bahwa hingga kini masih banyak rakyat yang butuh makan. Kemhan harus realistis dan menentukan skala prioritas. (EDN/WHY)
(Kompas)
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK