Model jet tempur KF-X. (Foto: aviationweek)
17 Juli 2010, Bandung -- PT Dirgantara Indonesia (DI) menyatakan siap membuat pesawat tempur KF-X guna mendukung kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan (Korsel).
Perusahaan dirgantara nasional tersebut memiliki kompetensi untuk membuat pesawat tempur dengan kemampuan di atas rata-rata. “Desain, sumber daya manusia, teknologi, dan quality control kami menyatakan siap,” ujar Kepala Humas PT DI Rakhendi Triyatna kepada wartawan di Bandung kemarin. KesiapanPTDIbukanlahisapan jempol. Rakhendi menyebutkan, antara tahun 1986-1990 saat masih bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN),pihaknya pernah memproduksi tujuh komponen untuk 40 pesawat tempur F-16. Hasilnya excellent,”tandasnya.
Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen TNI I Wayan Midhio mengatakan,RI akan berusaha agar pembuatan KFX dapat dilakukan di Tanah Air, khususnya di PT DI.Dengan demikian, diharapkan Indonesia bisa mendapat transfer teknologi. Namun di mana kepastian pesawat tempur KF-X akan diproduksi, menurut dia,sejauh ini belum dibicarakan. “Kami berharap pesawatnya dapat dibuat di sini (Indonesia). Ini akan dibahas dalam kesepakatan selanjutnya.Kalau yang ditandatangani Pak Erris Herryanto (Sekjen Kemhan) kemarin itu baru perjanjian awal,”ujar I Wayan.
I Wayan menuturkan, nota kesepahaman dengan Korsel berkaitan dengan rencana produksi bersama (joint production), riset hingga terbentuknya prototipe pesawat tempur. Prototipe tersebut dapat diproduksi di Indonesia tahun 2020 oleh PT DI. Lebih jauh dia menjelaskan, Indonesia tidak akan mendapat lisensi dari pesawat KF-X karena rancangan awal dari jet tempur tersebut adalah milik Korsel sepenuhnya. Indonesia dalam hal ini hanya menjadi mitra kerja sama, terutama dalam hal pemasaran. Kendati demikian, dia menjamin Indonesia akan mendapat keuntungan dari kerja sama ini karena dapat menyerap teknologi, sedangkan pihak Korsel dapat memangkas biaya produksi dan terbantu di urusan penjualan produk pesawat tempur.
Dia menambahkan, selain sudah mempunyai kemampuan membuat pesawat, Indonesia dipilih Korsel karena memiliki kedekatan dengan banyak negara berkembang.“ Pasar dari KF-X yang utama adalah negara berkembang dan Indonesia sebagai negara berkembang memiliki banyak kolega dengan negara-negara lain,”katanya. Seperti diberitakan sebelumnya, Kemhan RI meneken kesepakatan dengan Korsel untuk memproduksi dan memasarkan jet tempurKF- Xyang tertunda beberapa tahun karena terbentur masalah teknis dan pendanaan. Kesepakatan bukan hanya menjadi kebanggaan bangsa karena tidak banyak negara yang bisa memproduksi pesawat tempur,tapi juga untuk melepaskan ketergantungan alat utama sistem senjata (alutsista) dari negara lain.
Dalam kesepakatan yang diteken Komisioner Kementerian Pertahanan Korsel dan Sekjen Kemhan RI Marsekal Madya TNI Erris Herryanto, Indonesia akan menanggung 20% biaya dan akan memperoleh 50 pesawat yang mempunyai kemampuan tempur melebih F-16 ini. Sekjen Kemhan Erris Herryanto sebelumnya pernah mengungkapkan, anggaran yang dibutuhkan untuk proyek strategis tersebut sebesar USD8 miliar dengan jangka waktu kerja sama hingga 2020. Selama waktu itu diharapkan sudah bisa disiapkan lima prototipe. Berdasar informasi yang berkembang, KF-X tergolong pesawat tempur generasi baru.
Pesawat single seat bermesin ganda ini adalah jenis pesawat siluman (stealth) yang kemampuannya di atas pesawat Dassault Rafale atau Eurofighter Typhoon, tapi masih di bawah Lokheed Martin F-35.Kemampuan tempurnya juga tidak usah diragukan karena lebih unggul dibandingkan pesawat F-16 Block 60. Untuk mendukung ketersediaan peranti canggih,produksi KF-X akan merangkul sejumlah perusahaan internasional untuk menyediakan sistem radar, data link, desain, mesin jet, teknologi stealth, persenjataan,dan lainnya. Pengamat militer MT Arifin berharap dalam kerja sama pembuatan pesawat KF-X tersebut Indonesia bisa memastikan adanya alih teknologi. Proses alih teknologi dapat terjadi dengan melibatkan PT DI dalam pembuatan KF-X.
Menurutnya, tanpa adanya transfer teknologi, kerja sama yang memakan banyak biaya tersebut akan sia-sia,bahkan mendatangkan kerugian.“Kita harus melihat dulu perjanjiannya seperti apa? Yang terpenting,Indonesia harus mendapatkan transfer ilmu dari adanya kerja sama pembangunan pesawat ini,”ujarnya. Dia pun menilai Indonesia sudah saatnya memproduksi sendiri materi keperluan pertahanan dan keamanan.Jika ilmuwan Tanah Air mampu dengan optimal menyerap teknologi dari Korsel, hal itu dinilainya sebagai perkembangan yang luar biasa.Selama ini Indonesia masih banyak membeli senjata, pesawat,dan kapal dari luar. “PT DI memang begitu bagus di era Habibie. Namun setelah itu banyak ilmuwan terbaik kita yang lebih memilih bekerja di Singapura dan negara-negara lain.
Ini bisa menjadi momentum yang bagus untuk PT DI,”imbuhnya. Selain harus terdapat alih teknologi, menurut Arifin,ada satu lagi syarat yang mesti diperhatikan Indonesia dalam perjanjian ini,yakni harus tetap menjaga netralitasnya di dunia internasional. Dia berharap Indonesia jangan sampai terpicu untuk mengikuti paham atau blok yang tengah berkonflik. Sementara itu,anggota Komisi I DPR RI Sidarta Danusubroto mengaku pihaknya sama sekali belum mendengar rencana kerja sama Indonesia dengan Korsel untuk membuat pesawat tempur. Karena itu, Komisi I DPR akan meminta keterangan pemerintah,terutama Kemhan, tentang tujuan dan latar belakang kerja sama tersebut. “Saya baru mendengar ini.
Apakah ini berupa MoU atau malah baru sekadar wacana? Seharusnya kami diajak rembuk dulu dong.Kalau tidak diajak rembuk,mana kita tahu apakah ini bisa bermanfaat atau tidak? Sebab prinsipnya, setiap kerja sama yang akan dilakukan harus memberi manfaat bagi kita.Termasuk dalam pengadaan pesawat maupun dalam penguatan kemampuan personel,”katanya. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu mengingatkan agar pemerintah lebih berhatihati dalam membuat kebijakan kerja sama dengan luar negeri.
Selain itu,pemerintah harus menjelaskan sumber dana yang akan dipakai untuk membiayai program kerja sama tersebut.Sebab,lanjut dia,masalah biaya menjadi pertanyaan mendasar karena bisa menjadi pemborosan anggaran jika sasaran yang dicari tidak bernilai signifikan. “Kalau ada kerja sama begini, harus jelas juga anggarannya dari mana? Siapa yang membiayai? Jangan seperti sebelum-sebelumnya yang tahu-tahu sudah terjadi baru DPR diberi tahu,”pungkasnya.
Dukungan Blogger
Kerja sama Indonesia-Korsel ini ternyata sudah sampai ke telinga para blogger sista (sistem pertahanan), Facebookerdan menjadi perbincangan hangat di Kaskus. Berdasarkan penelusuran harian Seputar Indonesia hingga sore kemarin,sudah ada akun Facebook dengan nama Dukung RI Produksi Pesawat Tempur Ini.Tampilan depan akun menunjukkan dua buah pesawat kuno yang mengudara dengan tiga foto pahlawan di atasnya.Adapun tagline yang ditampilkan adalah “Indonesia harus mampu produksi pesawat tempur”.
Salah seorang anggota bernama Anggih Romadhon menulis statusnya dalam laman tersebut terkait kerja sama ini: “Alhamdulillah akhirnya kerja sama Indonesia-Korsel buat produksi pesawat tempur jadi juga. Bukan sekadar wacana-wacana kosong belaka. Hidup Indonesia!”.
SINDO
Monday, August 2, 2010
RI MAMPU PRDUKSI JET TEMPUR KFX 201
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...
BACA JUGA:
-
▼
2010
(1649)
-
▼
August
(391)
- Bikin Kapal Selam, PAL Incar Jerman dan Korea
- Komisi I DPR Desak Pembangunan Kekuatan Maritim
- Pemilihan Cilangkap Siratkan Opsi Hard Power Presiden
- TNI AU: Hercules Terbang Formasi, Tak Ada Kaitan d...
- Polri Dapat Bantuan Alat Pengintai dari Australia ...
- LENGKAP 10 SHUKOI Presiden Setuju Tambahan 6 Sukhoi
- RI ingin membeli pesawat tempur dan jet kargo USA
- AS telah mengakhiri embargo senjata ke RI
- US Dan China Bersaing Untuk Berebut Pengaruh Di In...
- TNI AU Siap Ikuti Apapun Isi Pidato SBY Besok
- Menhan: TNI Terkuat di Asia Tenggara
- TNI AU siap hadapi Malaysia jika diplomasi gagal
- Menhan: Kapal Selam Buatan Indonesia Dideklarasika...
- KSAU: Kekuatan Kita Lebih dari Malaysia
- Tak Ada Orang Indonesia yang Gunduli Kepalaku
- Indonesia Punya Cadangan Uranium Minimal 53.000 Ton
- Tiga Pesawat Udara Datang September
- Ada Yang Ingin Indonesia-Malaysia Berkonflik
- KASAU: Malaysia Tak Pernah Melanggar Udara RI
- Tujuh Hal Penting Diplomasi dengan Malaysia
- PAMERAN SENJATA TNI AD
- Hacker RI Kuasai Ratusan Situs Malaysia
- Respons Sikap Malaysia, PAN Minta Anggaran Pertaha...
- AL Rusia Terima Kapal Cepat Rudal Baru Project 21631
- Mari Bandingkan Kekuatan Militer Indonesia vs Mala...
- Kekuatan Pertahanan Negeri Maritim
- Lockheed Martin’s New Multi-Purpose HELLFIRE II Mi...
- TNI dan Tentara Brunei Darussalam Makin Erat
- DEMO ANTI MALAYSIA
- Pre-launch preparation of Russian Rokot carrier ro...
- YONIF 501 MADIUN LAKSANAKAN JUNGAR
- Azerbaijan to buy four Ka-32 helicopters from Russia
- Militer Lebanon Mau Dipersenjatai Iran, Sekjen Hiz...
- Koopsau II Gelar Latihan Sikatan Daya
- TNI Siap Perang, Jika Ada Gangguan dan Keputusan P...
- Lagi, 29 Awak Kapal Malaysia Ditangkap di Perairan...
- TNI Siap Perang, Pemerintah Gamang
- Admiral Gorshkov Dijadwalkan Diterima India 2010
- TNI AD Uji Coba Rudal Grom di Kutai Timur
- Indonesia Produksi Rudal Balistik(Jelajah)
- India Tawari Indonesia Rudal Jelajah
- Rudal Yakhont Dipasang di KRI Oswald Siahaan-354
- Malaysia Klaim Beberapa Wilayah RI
- RI Sama Sekali Tidak Takut Malaysia, TNI AD Siap J...
- Diplomasi Menlu Lemah, SBY Diminta Turun Tangan Ha...
- Royal Navy's Most Powerful Submarine Gets Royal Ap...
- Malaysia Juga Punya Kepentingan Terkait Keberadaan...
- PM Najib: RI Sadar Ada 2 Juta Warganya yang Bekerj...
- Iran Produksi Peluru Artileri 130 mm
- Syahganda: Malaysia Tekan RI, Surat SBY Tak Digubris
- PM Najib: RI Harus Tertibkan Demo atau Warga Malay...
- Komisi I DPR Akan Panggil Djoko Suyanto Perihal Ne...
- Changes proposed to Russia's military procurement ...
- Indian-Russian Brahmos venture to produce missile ...
- Kremlin denies plans to halt missile sales to Syri...
- Larijani: AS ! Jangan Bermimpi Kalahkan Rakyat Pal...
- Pangdam VI/Mlw Terima Kedatangan Satgas Pamtas Yon...
- Posko RBNGM Buka Pendaftaran Relawan "Ganyang Mala...
- RI Tak Akan Gunakan Kekuatan Militer
- Serang Iran Berarti Bunuh Diri
- Latma Udara Rajawali Ausindo TNI AU-RAAF
- SBY Didesak Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Ma...
- Menlu atau Presiden Yang Lembek?
- Iran Siap Perkuat Militer Lebanon
- DPR Ancam Panggil Dubes Malaysia Elvan Dany Sutris...
- BUAH DARI SEBUAH EMBARGO NEGARA BARAT (USA) TERHAD...
- Kemajuan Industri Militer Iran, Hasil Sanksi Barat
- Kasal : Kapal Selam Akan Ditambah
- SENGKETA PERBATASAN
- Tiga Kepala Staf TNI Menerima Brevet Hiu Kencana
- Latihan Terbang Fajar Skuadron Udara 12
- Malaysia Kecam Pembakaran Benderanya di Jakarta
- Setelah Iran, Indonesia Rancang Kapal Selam
- Lebanon Harus Secara Resmi Meminta Senjata dari Iran
- "Dihantam" Malaysia, Pemerintah Belum Bereaksi
- RI Siap Manfaatkan Energi Nuklir Untuk Berbagai Ke...
- Presiden Perintahkan Pembahasan Batas Maritim deng...
- Korvet Kelas Sigma V Segera Perkuat TNI AL
- Disiapkan Satu Batalyon di Perbatasan Malaysia
- Iran Tawarkan Rusia Produksi Bersama Bahan Bakar N...
- TNI AL Perketat Patroli Perbatasan
- Malaysia Bangun Jalan Tank di Perbatasan
- Geostrategi Baru Malaysia di Kawasan
- KSAL: Belum Perlu Gelar Pasukan
- RI Rancang Kapal Selam
- Iran Sukses Uji Coba Rudal Jarak Pendek Fateh-110
- Peresmian Produksi Kapal Cepat Rudal Iran
- Iran Sukses Uji Coba Rudal Jarak Pendek Fateh-110
- Budget for Indonesia's defense sector to rise sign...
- Ahmadinejad Segera ke Lebanon
- Mall Gaza, Simbol Bisnis di Tengah Isolasi
- GB Penganugerahan tanda kehormatan tersebut berdas...
- Palestina Kutuk Israel Karena Bongkar Masjid
- Makolatgab TNI Diresmikan
- Ketua Pengawas Atom PBB Berkunjung ke Israel
- Diplomasi Lemah, KBRI Malaysia Perlu Diaudit
- Boustead Gets Letter Of Intent To Build Six Patrol...
- Russian warship escorts 10-vessel convoy off Somal...
- Pentagon again postpones test of missile-destroyin...
- Cina Uji Coba Rudal Pelumat Kapal Induk, Respon Ka...
-
▼
August
(391)