Ilustrasi
TEHERAN, KOMPAS.com — Iran akan mulai membangun pabrik pengayaan uranium ketiganya pada awal 2011. Pejabat tinggi negara itu menentang pengaruh dunia yang menerapkan sanksi baru atas Teheran karena melanjutkan proyek nuklirnya.
Kepala Badan Atom Iran, Ali Akbar Salehi, seperti dikutip di salah satu web televisi nasionalnya, mengatakan, pencarian untuk lokasi baru instalasi 10 pengayaan nuklir baru mereka telah selesai.
"Pembangunan satu dari instalasi-instalasi tersebut akan dimulai pada akhir tahun Hijriah ini (hingga Maret 2011) atau dimulai awal tahun depan," katanya.
Iran telah melakukan pengayaan uranium pada instalasi utamanya di tengah kota Natanz dan sedang membangun instalasi pengayaan uranium keduanya di gunung dekat Fordo, barat laut Teheran.
Presiden Mahmoud Ahmadinejad telah mengumumkan rencana pembangunan 10 pabrik pengayaan uranium ini pada akhir tahun lalu setelah Teheran dikecam pengawas atom PBB atas pembangunan instalasi nuklir di Fordo.
Salehi, yang merupakan salah satu dari 12 wakil presiden Iran, sebelumnya mengatakan bahwa pabrik uranium baru yang dibangun Republik Islam itu nantinya akan berada di tempat yang tidak terjangkau serangan udara, tetapi dia tidak menyebutkan di mana pabrik ketiga akan dibangun.
Seteru abadi Iran, AS dan Israel, belum pernah melakukan serangan militer terhadap Teheran untuk menghentikan program nuklir yang mereka duga digunakan untuk membuat senjata nuklir.
Teheran telah menyanggah tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa program nuklir mereka semata-mata bertujuan damai.
Program pengayaan uranium Iran ini merupakan kontroversi dan menjadi alasan utama terhadap penerapan sanksi PBB pada 9 Juni karena pada dasarnya pengayaan uranium dapat digunakan untuk membuat fisi inti dari bom atom, di samping dapat juga menjadi bahan bakar untuk memasok pembangkit listrik tenaga nuklir.
Sanksi PBB ini telah diikuti pula oleh hukuman yang bersifat sepihak oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia, dan Kanada.
Keputusan negara-negara Barat ini direspons Iran dengan sikap menantang dengan peningkatan kapasitas pengayaan uraniumnya hingga 20 persen, yang secara teori hal itu sudah 90 persen kebutuhan untuk membuat sebuah bom atom.
Iran mengatakan bahwa peningkatan kapasitas tersebut ditujukan untuk memproduksi bahan bakar untuk reaktor nuklir di Teheran sebagai akibat dari buntunya negosiasi dengan negara-negara pemasok uranium.
kompas
Kepala Badan Atom Iran, Ali Akbar Salehi, seperti dikutip di salah satu web televisi nasionalnya, mengatakan, pencarian untuk lokasi baru instalasi 10 pengayaan nuklir baru mereka telah selesai.
"Pembangunan satu dari instalasi-instalasi tersebut akan dimulai pada akhir tahun Hijriah ini (hingga Maret 2011) atau dimulai awal tahun depan," katanya.
Iran telah melakukan pengayaan uranium pada instalasi utamanya di tengah kota Natanz dan sedang membangun instalasi pengayaan uranium keduanya di gunung dekat Fordo, barat laut Teheran.
Presiden Mahmoud Ahmadinejad telah mengumumkan rencana pembangunan 10 pabrik pengayaan uranium ini pada akhir tahun lalu setelah Teheran dikecam pengawas atom PBB atas pembangunan instalasi nuklir di Fordo.
Salehi, yang merupakan salah satu dari 12 wakil presiden Iran, sebelumnya mengatakan bahwa pabrik uranium baru yang dibangun Republik Islam itu nantinya akan berada di tempat yang tidak terjangkau serangan udara, tetapi dia tidak menyebutkan di mana pabrik ketiga akan dibangun.
Seteru abadi Iran, AS dan Israel, belum pernah melakukan serangan militer terhadap Teheran untuk menghentikan program nuklir yang mereka duga digunakan untuk membuat senjata nuklir.
Teheran telah menyanggah tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa program nuklir mereka semata-mata bertujuan damai.
Program pengayaan uranium Iran ini merupakan kontroversi dan menjadi alasan utama terhadap penerapan sanksi PBB pada 9 Juni karena pada dasarnya pengayaan uranium dapat digunakan untuk membuat fisi inti dari bom atom, di samping dapat juga menjadi bahan bakar untuk memasok pembangkit listrik tenaga nuklir.
Sanksi PBB ini telah diikuti pula oleh hukuman yang bersifat sepihak oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia, dan Kanada.
Keputusan negara-negara Barat ini direspons Iran dengan sikap menantang dengan peningkatan kapasitas pengayaan uraniumnya hingga 20 persen, yang secara teori hal itu sudah 90 persen kebutuhan untuk membuat sebuah bom atom.
Iran mengatakan bahwa peningkatan kapasitas tersebut ditujukan untuk memproduksi bahan bakar untuk reaktor nuklir di Teheran sebagai akibat dari buntunya negosiasi dengan negara-negara pemasok uranium.
kompas
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK