Pejabat tinggi di perusahaan negara Rusia, Rosoboronexport mempertimbangkan kemungkinan dimulainya kembali perundingan dengan Republik Islam Iran atas penjualan sistem rudal S-300 ke Tehran.
Kepala Rosoboronexport, Anatoly Isaikin mengkonfirmasikan kemungkinan akan melanjutkan pembicaraan dengan Iran terkait penjualan rudal S-300, jika Dewan Keamanan PBB mencabut sanksi atas Tehran, kantor berita Rusia, Itar-Tass melaporkan pada Selasa (21/6).
Dia mengatakan, jika pihak Iran menunjukkan minat dalam hal ini, maka pembicaraan akan dilanjutkan.
Di bawah kontrak 800 juta dolar yang ditandatangani pada tahun 2007, Rusia wajib untuk menyerahkan kepada Iran setidaknya lima sistem rudal S-300. Namun, pelaksanaan kontrak berulang kali ditunda sampai Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi 1929 rekayasa AS terhadap Iran pada Juni 2010.
Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengeluarkan dekrit pembatalan penjualan S-300 ke Iran pada pada September tahun lalu dengan dalih untuk menerapkan resolusi 1929 Dewan Keamanan PBB.
Iran mengecam pembatalan sepihak oleh Rusia dan menegaskan bahwa rudal S-300 merupakan sistem pertahanan yang tidak termasuk dalam ketentuan resolusi PBB. Karena itu tidak tepat jika Moskow menjadikan resolusi anti-Iran yang tidak adil itu sebagai alasan.
Sejumlah pakar politik dan militer juga Rusia menilai langkah Medvedev akan mengganggu hubungan bilateral antara Moskow dan Tehran. Menurut mereka, industri militer Rusia juga menelan kerugian milyaran dolar akibat pembatalan tersebut. (IRIB/RM/PH)
IRIB
Kepala Rosoboronexport, Anatoly Isaikin mengkonfirmasikan kemungkinan akan melanjutkan pembicaraan dengan Iran terkait penjualan rudal S-300, jika Dewan Keamanan PBB mencabut sanksi atas Tehran, kantor berita Rusia, Itar-Tass melaporkan pada Selasa (21/6).
Dia mengatakan, jika pihak Iran menunjukkan minat dalam hal ini, maka pembicaraan akan dilanjutkan.
Di bawah kontrak 800 juta dolar yang ditandatangani pada tahun 2007, Rusia wajib untuk menyerahkan kepada Iran setidaknya lima sistem rudal S-300. Namun, pelaksanaan kontrak berulang kali ditunda sampai Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi 1929 rekayasa AS terhadap Iran pada Juni 2010.
Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengeluarkan dekrit pembatalan penjualan S-300 ke Iran pada pada September tahun lalu dengan dalih untuk menerapkan resolusi 1929 Dewan Keamanan PBB.
Iran mengecam pembatalan sepihak oleh Rusia dan menegaskan bahwa rudal S-300 merupakan sistem pertahanan yang tidak termasuk dalam ketentuan resolusi PBB. Karena itu tidak tepat jika Moskow menjadikan resolusi anti-Iran yang tidak adil itu sebagai alasan.
Sejumlah pakar politik dan militer juga Rusia menilai langkah Medvedev akan mengganggu hubungan bilateral antara Moskow dan Tehran. Menurut mereka, industri militer Rusia juga menelan kerugian milyaran dolar akibat pembatalan tersebut. (IRIB/RM/PH)
IRIB
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK