Senin, 20/06/2011 14:21 WIB
Rita Uli Hutapea - detikNews
Ilustrasi (AFP)Seoul - Militer Korea Selatan (Korsel) meminta maaf kepada rakyat negeri itu atas insiden penembakan pesawat sipil Airbus pekan lalu. Pesawat penumpang itu ditembaki oleh dua Marinir Korsel yang mengiranya sebagai pesawat perang Korea Utara (Korut).
"Militer meminta maaf dengan tulis kepada rakyat kami karena telah menimbulkan kekhawatiran atas insiden tersebut," ujar juru bicara Kepala Staf Kolonel Lee Bung-woo seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (20/6/2011).
Namun Lee menambahkan, kedua Marinir tersebut tak akan dihukum karena mereka telah bertindak sesuai aturan. Bahkan militer akan meningkatkan pelatihan bagi para prajurit di pos-pos penjagaan garis batas sehingga mereka bisa membedakan pesawat sipil dan militer.
Dalam insiden tersebut terjadi pada Jumat, 17 Juni lalu tersebut, para Marinir yang berjaga di sebuah pulau dekat perbatasan Laut Kuning melepaskan tembakan ke pesawat Airbus A321 milik maskapai Asiana Airlines. Saat itu pesawat tersebut tengah melintas di atas lautan dengan diselimuti kabut.
Ketika itu pesawat tengah menurunkan ketinggian karena akan mendarat di Bandara Internasional Incheon. Untunglah, tembakan yang dilepaskan tidak mengenai pesawat.
Dikatakan Lee, dua Marinir tersebut melepaskan total 99 tembakan ke arah pesawat Airbus tersebut selama sekitar empat menit. Keduanya melepas tembakan setelah melapor ke pemimpin pleton mereka mengenai sebuah pesawat yang mereka kira sebagai pesawat militer Korut.
Saat itu pesawat yang mengangkut 119 orang itu tengah menempuh rute normal dari Kota Chengdu, China. Militer Korsel terus bersiaga akan kemungkinan serangan dari Korut di tengah meningkatnya ketegangan lintas perbatasan menyusul dua insiden mematikan di perbatasan tahun lalu.
(ita/nrl)
DETIK.COM
Rita Uli Hutapea - detikNews
Ilustrasi (AFP)
"Militer meminta maaf dengan tulis kepada rakyat kami karena telah menimbulkan kekhawatiran atas insiden tersebut," ujar juru bicara Kepala Staf Kolonel Lee Bung-woo seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (20/6/2011).
Namun Lee menambahkan, kedua Marinir tersebut tak akan dihukum karena mereka telah bertindak sesuai aturan. Bahkan militer akan meningkatkan pelatihan bagi para prajurit di pos-pos penjagaan garis batas sehingga mereka bisa membedakan pesawat sipil dan militer.
Dalam insiden tersebut terjadi pada Jumat, 17 Juni lalu tersebut, para Marinir yang berjaga di sebuah pulau dekat perbatasan Laut Kuning melepaskan tembakan ke pesawat Airbus A321 milik maskapai Asiana Airlines. Saat itu pesawat tersebut tengah melintas di atas lautan dengan diselimuti kabut.
Ketika itu pesawat tengah menurunkan ketinggian karena akan mendarat di Bandara Internasional Incheon. Untunglah, tembakan yang dilepaskan tidak mengenai pesawat.
Dikatakan Lee, dua Marinir tersebut melepaskan total 99 tembakan ke arah pesawat Airbus tersebut selama sekitar empat menit. Keduanya melepas tembakan setelah melapor ke pemimpin pleton mereka mengenai sebuah pesawat yang mereka kira sebagai pesawat militer Korut.
Saat itu pesawat yang mengangkut 119 orang itu tengah menempuh rute normal dari Kota Chengdu, China. Militer Korsel terus bersiaga akan kemungkinan serangan dari Korut di tengah meningkatnya ketegangan lintas perbatasan menyusul dua insiden mematikan di perbatasan tahun lalu.
(ita/nrl)
DETIK.COM
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK