Patroli dan pengamanan kawasan udara Ambalat juga menggunakan pesawat intai Boeing 737-200 dan Hercules yang standby on call (siaga terbang) di Lanud Tarakan. “Sepekan lagi kami kedatangan pesawat Sukhoi untuk operasi Ambalat, ungkapnya sambil mengecek fasilitas runway di Bandara Juwata Tarakan yang bertipe C ini. "Lanud Tarakan kini tengah menunggu perpanjangan runway,” jelasnya.
Menurutnya, wilayah udara Kota Tarakan sebagai pulau terluar dalam pengamanan, menjadi kawasan penyiapan operasi yang dilaksanakan TNI AU. Kota Tarakan menjadi pangkalan pengamanan perbatasan dengan Negara Malaysia, sehingga beberapa fasilitas pendukung perlu dipersiapkan, seperti apron untuk parkir pesawat.
“Selama ini pesawat take off (lepas landas, Red.) dari Makassar. Kalau dikondisikan standby di Tarakan akan jauh lebih baik. Kendalanya di Lanud belum ada apron sendiri. Bulan ini sudah ada pengukuran rencana membangun apron, semoga cepat terealisasi,” ungkapnya.
Luas bangunan apron tambahnya, memerlukan 2-3 hektare untuk menampung pesawat tempur dan pesawat intai. Dalam bulan ini saja direncanakan 4 pesawat yang masuk. “Standarnya apron yang dibangun nanti bisa menampung pesawat Sukhoi, F-16, F-5 dan Hawk. Rata-rata 6 pesawat lah nanti bergantian dengan pangkalan lainnya,” tambahnya.
Jumlah personel di Lanud tipe C ini diperkirakan juga akan bertambah secara bertahap. Idealnya terdapat 120 anggota. Saat ini baru ada 70 anggota, namun dipastikan mampu meng-cover pengamanan. "Kami terus berbenah, dan berkoordinasi dengan satuan samping lainnya di Tarakan,” tutupnya.
Sumber : KALTIMPOST
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK