Pemerintah Rusia memperingatkan bahwa mereka berhak untuk menarik diri dari Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis baru (START II), selama Amerika Serikat tidak memberikan jaminan atas program perisai rudal di Eropa.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov mengatakan pada hari Senin (16/5) bahwa Moskow prihatin tentang penolakan Washington untuk memberikan jaminan yang mengikat secara hukum, yang menyatakan sistem rudal tersebut tidak akan mengancam keamanan Rusia.
"Amerika bersikeras tentang pentingnya peluncuran kerjasama praktis tanpa syarat," tambahnya seperti dikutip RIA Novosti.
"Rusia tidak dapat memulai kerjasama pada proyek-proyek tertentu tanpa jaminan hukum bahwa sistem masa depan tidak akan diarahkan terhadap kepentingan keamanan kami" tegas Ryabkov.
"START baru mungkin menjadi sandera bagi pendekatan AS," jelasnya di hadapan anggota parlemen Duma. Dia mengatakan bahwa Moskow kecewa dengan reaksi negatif Washington terhadap permintaannya.
Rusia, yang menganggap program perisai rudal AS sebagai ancaman terhadap keamanannya, setuju untuk mempertimbangkan proposal NATO terkait kerjasama dalam program tersebut, tetapi bersikeras bahwa sistem itu harus dijalankan bersama-sama. Namun, NATO menolak permintaan Rusia.
START baru telah membantu meningkatkan hubungan antara Moskow dan Washington, tetapi Rusia masih menaruh rasa curiga terhadap program perisai rudal AS. (IRIB/RM)
IRIB
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov mengatakan pada hari Senin (16/5) bahwa Moskow prihatin tentang penolakan Washington untuk memberikan jaminan yang mengikat secara hukum, yang menyatakan sistem rudal tersebut tidak akan mengancam keamanan Rusia.
"Amerika bersikeras tentang pentingnya peluncuran kerjasama praktis tanpa syarat," tambahnya seperti dikutip RIA Novosti.
"Rusia tidak dapat memulai kerjasama pada proyek-proyek tertentu tanpa jaminan hukum bahwa sistem masa depan tidak akan diarahkan terhadap kepentingan keamanan kami" tegas Ryabkov.
"START baru mungkin menjadi sandera bagi pendekatan AS," jelasnya di hadapan anggota parlemen Duma. Dia mengatakan bahwa Moskow kecewa dengan reaksi negatif Washington terhadap permintaannya.
Rusia, yang menganggap program perisai rudal AS sebagai ancaman terhadap keamanannya, setuju untuk mempertimbangkan proposal NATO terkait kerjasama dalam program tersebut, tetapi bersikeras bahwa sistem itu harus dijalankan bersama-sama. Namun, NATO menolak permintaan Rusia.
START baru telah membantu meningkatkan hubungan antara Moskow dan Washington, tetapi Rusia masih menaruh rasa curiga terhadap program perisai rudal AS. (IRIB/RM)
IRIB
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK