Pemerintahan SBY berencana mengakuisisi empat kapal selam baru, dua kapal selam buatan Rusia dan dua kapal selam kandidat kuat buatan Korea Selatan.
12 September 2011, Jakarta (ANTARA News): Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan minimum Indonesia memiliki enam kapal selam sebagai alat utama sistem senjata strategis, sekaligus memberikan efek tangkal.
"Ya minimum kita bisa punya enam," katanya, usai melantik Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat dan Panglima Komando Lintas Laut Militer di Jakarta, Senin.
ROK Lee Okg SS-071, kapal selam kelas Chang Bogo ke-9 milik AL Korsel. 12 September 2011, Jakarta (ANTARA News): Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan minimum Indonesia memiliki enam kapal selam sebagai alat utama sistem senjata strategis, sekaligus memberikan efek tangkal.
"Ya minimum kita bisa punya enam," katanya, usai melantik Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat dan Panglima Komando Lintas Laut Militer di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, pihaknya telah mengajukan pengadaan dua kapal selam baru untuk menambah kekuatan strategis matra laut. "Prosesnya kini masih terus berjalan di Kementerian Pertahanan, dan diharapkan pada 2014 kapal itu sudah kami terima," ujar Kasal, menambahkan.
Pengadaan dua unit kapal selam itu dibiayai fasilitas Kredit Ekspor (KE) senilai 700 juta dolar Amerika Serikat yang diperoleh dari fasilitas pinjaman luar negeri di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2004-2009.
Pada tender pertama, dari empat negara produsen kapal selam yang mengajukan tawaran produk mereka, seperti Jerman, Prancis, Korea Selatan, dan Rusia, TNI Angkatan Laut telah menetapkan dua negara produsen sesuai kebutuhan yaitu Korea Selatan dan Rusia.
Kasal Soeparno memastikan pengadaan dua kapal selam tersebut akan dilengkapi langsung oleh perlengkapan dan persenjataannya. "Jadi tidak sekadar kapal selam saja, tanpa persenjataan atau perlengkapan yang mendukung," katanya, menegaskan.
Indonesia saat ini memiliki KRI Cakra dan KRI Nanggala yang merupakan hasil produksi Jerman kelas U 209/1300 pada 1981.
Sumber: ANTARA News
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK