Setelah sepuluh bulan berlalu pasca konferensi tinggi NATO di Lisbon, Ankara akhirnya menyatakan kesediaan menjadi tempat penempatan system perisai rudal NATO. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Selcuk Unal menyatakan bahwa Turki berperan aktif dalam penempatan sistem pertahanan NATO.
Pemerintah Washington berupaya menempatkan program ambisiusnya di negara-negara Eropa Timur, guna meningkatkan pangaruh kekuatan militernya. Menyusul penentangan keras Rusia atas penempatan sistem perisai rudal di Polandia dan Republik Cheko, AS melakukan sejumlah perubahan signifikan.
Presiden AS, Barack Obama menyatakan bahwa kesepakatan perubahan program penempatan sistem perisai rudal di Polandia dan Republik Cheko sebagai upaya meredakan ketegangan di era perang dingin dengan Rusia. Namun Washington sejatinya tidak mengubah kebijakan ekspansifnya. AS memainkan peran strategis dalam program penempatan perisai rudal NATO.
KTT NATO di Lisbon pada November lalu membahas strategi 10 tahun ke depan NATO. Dalam pertemuan itu, Turki diputuskan sebagai tempat paling strategis bagi perisai rudal NATO. AS dan sekutu Eropa mengajak Presiden Rusia Dmitry Medvedev menghadiri KTT NATO di Lisbon itu untuk menggandeng Moskow sekaligus menegaskan bahwa penempatan perisai rudal NATO bukan ancaman bagi Rusia. Ankara pun menerima usulan itu dengan prasyarat menghapus nama Republik Islam Iran sebagai ancaman dan anggota NATO pun menerimananya.
Kini, setelah 10 bulan pasca pengumuman strategi NATO itu, Turki menyatakan kesiapannya menjadi tuan rumah sistem perisai rudal NATO di kawasan. Sontak pernyataan kesiapan Ankara ini disambut hangat oleh AS dan sekutu Eropa, namun memicu kekhawatiran negara-negara tetangga Turki.
Victoria Nuland, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan Washingtom menyambut hangat kesiapan Turki menjadi tuan rumah perisai rudal NATO. Di sisi lain, Dmitry Rogozin memperingatkan Ankara atas keputusannya menerima usulan kontroversial NATO. Duta Besar Rusia untuk NATO itu, menyebut penempatan perisai rudal NATO-AS di Turki akan mengancam keamanan nasional Iran. Diplomat senior Rusia yang dijadwalkan akan bertolak ke Tehran pada akhir September ini mengungkapkan bahwa NATO tidak bisa menipu Rusia, karena di balik perisai rudal itu ada pedang yang siap menebas.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran, menilai penempatan sistem rudal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Turki membahayakan stabilitas dan keamanan seluruh kawasan. Ramin Mehmanparast mengatakan, "Sesuai kebijakan pokoknya yang menekankan pencegahan langkah-langkah militer, Iran menyatakan bahwa setiap langkah yang mengacu pada militerisasi atmosfer internasional akan menimbulkan persaingan senjata di dunia dan di kawasan."
Bagi Iran, penguatan kehadiran NATO di kawasan merupakan sumber instabilitas yang tidak akan membuahkan hasil apapun kecuali mendukung dominasi Barat dan berlanjutnya kebijakan imperalis.
Mehmanparast memandang bahwa sistem rudal NATO merupakan kelanjutan proyek serupa yang sejak lama digalakkan Amerika Serikat di Eropa Timur. Menurutnya, Washington masik mengekor kebijakan yang sama pada Perang Dingin dengan menggulirkan rencana-rencananya yang berkedok misi NATO dan dengan cara menyimpangkan opini publik dalam menjustifikasi penempatan sistem perisai rudal di kawasan.
Jubir Deplu itu menegaskan pula bahwa Amerika Serikat terus melancarkan hegemoni politiknya untuk mengubah pilar-pilar keamanan di kawasan demi memuluskan kepentingan Barat. Mehmanparas menambahkan bahwa Iran berharap negara-negara sahabat dan tetangganya lebih peka dan tidak menyediakan tempat bagi kebijakan-kebijakan yang menyulut tensi yang akan berdampak buruk bagi kawasan dan dunia.
Menteri Pertahanan Iran, Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan bahwa Republik Islam Iran tidak akan mentolerir setiap agresi terhadap kepentingan nasional. Vahidi membuat pernyataan di Tehran pada Selasa (6/9), menyangkut fakta bahwa Turki telah menyetujui untuk menjadi tuan rumah sebuah sistem radar sebagai bagian dari sistem perisai rudal NATO, yang seolah-olah dimaksudkan untuk menangkal ancaman rudal balistik dari Iran. Vahidi mengatakan, "Kami menganggap kehadiran AS dan Barat sebagai sumber masalah dan percaya akan merusak keamanan di negara-negara Muslim serta membahayakan kepentingan mereka."
Banjir kritik atas kebijakan Ankara mengalir dari dalam negeri Turki sendiri. Namik Kemal Zeybek yang pernah menjabat sebagai Menteri Budaya Turki mengkritik pemerintah Ankara yang membeo Washington. Dikatakannya, "Kebijakan Ankara menerima penempatan sistem pertahanan rudal milik NATO di wilayah Turki merupakan langkah yang keliru." Kemal Zeybak menegaskan, "Prakarsa penempatan sistem pertahanan rudal NATO pada dasarnya adalah rencana AS yang akan berakibat buruk bagi Turki. Sebab, negara ini akan menjadi front terdepan bila terjadi perang di kawasan."
Menyusul kebijakan kontroversial Ankara tersebut, Organisasi Kebebasan di Turki mengecam prakarsa penempatan sistem pertahanan rudal di NATO, dan menilainya sebagai langkah anti-ummat Islam di kawasan. Untuk itu, Organisasi Kebebasan Turki menuntut supaya Ankara mencabut kembali pernyataannya menerima tawaran NATO tersebut.
Menyikapi gelombang kritik yang mengalir semakin deras atas kebijakan Turki menerima usulan NATO, Ankara menyatakan bahwa penempatan sistem perisai rudal itu tdak akan mengancam satupun negara tetangga Turki. Tampaknya statemen ini mengundang pertanyaan besar. Jika benar sistem perisai rudal itu tidak akan mengancam negara lain yang bertetangga dengan Turki, lalu untuk apa AS mengeluarkan biaya besar-besaran untuk mendanai penempatan sistem perisai rudal di NATO di Turki?
Sejarah membuktikan bahwa AS senantiasa punya motif terselubung seperti yang dilakukannya di Afghanistan dan Irak. Sikap terbaru Ankara menerima usulan NATO tidak bisa dilepaskan dari tekanan masif Washington terhadap Turki. Menlu AS, Hillary Clinton dan mantan Menteri Pertahanan, Robert Gates memperingatkan Ankara dengan menyebut penempatan sistem perisai rudal sebagai ujian bagi kemitmen Turki terhadap Barat.
Para analis politik menilai penempatan sistem perisai rudal NATO di Turki sebagai upaya Barat menyeret negara-negara tetangga Iran untuk memusuhi Tehran dan mengucilkannya di tingkat regional dan internasional. Padahal, Iran dengan kekuatan militernya yang tangguh justru berperan sebagai faktor penjaga stabilitas kawasan dan dunia. (IRIB)
IRIB
|
Thursday, September 15, 2011
Mengapa Turki Terima Perisai Rudal NATO
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...
BACA JUGA:
-
▼
2011
(2335)
-
▼
September
(170)
- Komisi I DPR Tetap Pergi ke Spanyol & Korsel untuk...
- Ketua Komisi I DPR: Kita Masih Perlu Kunjungan ke ...
- Kasad Terima Dubes Rusia
- Indonesia Akan Punya Satu Lagi Pabrik Pesawat
- Indonesia minta PBB lakukan reformasi
- Typhoon class Ballistic missile submarine
- No plans to retire Typhoon class subs soon - Russi...
- Russia tests new ballistic missile
- Menhan Vahidi: Iran Kontrol Penuh Teluk Persia!
- Kunjungan Komisi I DPR ke Spanyol dan Korsel Dibat...
- Komisi I DPR ke Spanyol dan Korsel
- Iraq makes first payment for 18 F-16s
- Indonesia Akan Bangun Simulator Sukhoi
- Simulator NAS-332 Dioperasikan, Awak Penerbang Mak...
- Eurofighter Typhoon
- PENGEMBANGAN UAV LAPAN
- ROKET Indonesia Getarkan Australia, Singapura, Mal...
- Mozambik Pelajari Pembangunan Lembaga Antariksa di...
- Eurofighter Typhoon Ready for Japan
- Russia to deploy 2nd Yars ballistic missile regime...
- Produksi Massal Rudal Cruise Baru Iran Membuat Med...
- Indonesia-Thailand sepakat tingkatkan kerja sama m...
- Iran Berencana Bangun Kapal Induk
- Paskhas dan Paskau Gagalkan Pembajakan Pesawat
- Simulasi Operasi Pembebasan Sandera di Latma Elang...
- Iran Akan Segera Luncurkan “Destroyer Jamaran II”
- Erdogan: Mengapa Barat Biarkan Israel Miliki Senja...
- TOT KAPAL SELAM
- Delegasi IT Kemhan RI Kunker ke Singapura dan Korsel
- Korina, Begitu Dekat Begitu Nyata
- Kemhan Gelar Rakor Penentu Kebijakan, Pengguna dan...
- DPR Beri Dua Opsi Soal Hibah F-16
- Komandan UNIFIL kunjungi perbatasan Israel - Leban...
- Polemik Hibah F-16
- DPR Setuju Pemerintah Beli 6 Pesawat Tempur
- SIDANG PBB KE 66 :Indonesia dukung penuh Palestina...
- Russia, Kazakhstan to set up joint air-defense system
- Russia to refit nuclear missile cruisers - media
- Australia Requests Sixth C-17A Globemaster III
- Komisi I DPR Sahkan APBN-P Kemhan / Mabes TNI 2011
- Raker Menhan dengan Komisi I DPR/RI : DPR Masih Me...
- Pemerintah harus serius bangun kekuatan pertahanan
- SIDANG PBB KE 66 :Ahmadinejad kritik pembunuhan Os...
- SIDANG PBB KE 66, PERAN INDONESIA DI DUNIA: Palest...
- SIDANG PBB KE 66:Ahmadinejad Ungkit Imperialisme D...
- SIDANG PBB KE 66 :Presiden Bolivia, Dewan Keamanan...
- Kesiapan Brigade Pendarat Korps Marinir
- Kasum TNI Kunjungi Bhumi Marinir Surabaya
- Jenderal Iran: Tehran Siap Hadapi Perisai Rudal NATO
- Kopaska- "US Navy Seal" gelar gladi pengamanan VIP
- Tim COE Unifil Periksa Peralatan Indobatt
- Tidak Ada Anggaran Yang Digelapkan oleh Kemhan
- Indonesia terpilih sebagai anggota dewan gubernur ...
- Pemerintah Bahas Kredit Ekspor Alutsista
- KODAM TUNGGU KEPUTUSAN PUSAT SATA_ GANTI ALUTSISTA
- MENHAN: INDONESIA AKAN KONFIRMASI MALAYSIA TERKAIT...
- Latihan Bersama Elang Malaysia Indonesia 2011
- Tentara RI dan Malaysia Akur Antisipasi Teroris
- Komisi I Tunda Hibah F-16
- Satelit 5 Ton yang Akan Jatuh ke Bumi, Lintasi Ind...
- Turki Terima Radar NATO, Iran Tagih S-300 Rusia
- F-22 fighters allowed back in the air
- India to Sell BrahMos Missile to Vietnam
- Menlu: Indonesia terus awasi perkembangan soal Pal...
- Presiden Medvedev belum berikan konfirmasi untuk "...
- No title
- Bangun Skuadron Udara di Kaltim
- Indonesia-AS akan perkuat kerja sama pertahahan
- RI-Rusia Gelar Latihan Militer Tahun Depan
- Rusia Lakukan Transfer of Technology dengan RI
- Indonesia Siapkan Rp 99 T untuk Alutsista TNI
- TNI AL Segera Tambah Tank Amfibi BMP-3f
- Pemerintah kembali membeli Sukhoi-27 , F16 dan MBT...
- Panglima TNI: Semua Angkatan Butuh Modernisasi
- Pencairan Anggaran Kemhan Ditinjau Ulang
- Latihan Menembak Indobatt dan Kontigen Perancis
- Latihan Penyergapan dengan Heli
- Negara - Negara Anggota dari CSTO Melakukan Latiah...
- Dirgantara Indonesia yakin mampu memproduksi pesaw...
- Tingkatkan Kemampuan Pertahanan, RI Gandeng Spanyol
- TNI Perkokoh Postur Sebagai Penjaga Perdamaian Dunia
- Laporan dari Madrid Airbus Military:PTDI Kompeten,...
- Wamenhan: Prancis siap tingkatkan kerja sama perta...
- Boeing Receives US Air Force F-22 Mission
- Belarus may buy outdated Su-30 fighters from Russia
- Russia to deploy S-400 air defense systems in join...
- U.S. to deploy ballistic missiles in Poland by 2018
- turkey agrees to host powerful U.S. radar
- Syria may buy more Russian air defense systems
- Russian army to start receiving new-generation tan...
- Korsel Akan Kembangkan Industri Perkapalan di Indo...
- DPR Pertanyakan Dana Rp485 Miliar di Kemenhan
- Jika Industri Pertahanan Nasional Belum Sepenuhnya...
- Mengapa Turki Terima Perisai Rudal NATO
- Tiga Kapal Perang Turki Akan Bayangi Israel
- Gelar Manuver, Iran Kerahkan Semua Jenis Jet Tempur
- Jet Tempur Iran Muntahkan Berbagai Jenis Rudal
- KSAU Harap Program Pesawat Tempur I/KFX Lancar
- Nanggala-402 Perkuat TNI AL
-
▼
September
(170)
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK