Dmitry MedvedevKekhawatiran itu dikemukakan hari ini (18/1) oleh angota Fatah, Nabil Sha'ath, kepada koran al-Hayat. Dalam kunjungan tersebut diperkirakan Medvedev akan menegaskan kembali pengakuan Uni Soviet pada 1988, bahwa Palestina merupakan negara independen.
Langkah itu sangat mengkhawatirkan Israel mengingat Rusia adalah anggota Kuartet Perdamaian Timur Tengah.
Para pejabat Kementerian Luar Negeri Israel, menyatakan mereka tidak bisa mengkonfirmasikan atau menyangkal kebenaran ucapan Sha'ath itu, karena untuk saat ini Kementerian Luar Negeri Israel tidak dapat berkomunikasi dengan baik dengan pihak Rusia akibat aksi mogok pegawai dan diplomat Kemlu Israel.
Sebelumnya, sejumlah negara Amerika Selatan mengakui Palestina sebagai negara independen berdasarkan perbatasan tahun 1967. (IRIB/MZ/SL)
IRIB
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK