Pages

Saturday, January 29, 2011

Menhan : F-16 TNI AU Akan Diupgrade Block 32




Jakarta, 28/1/2011 (Kominfo-Newsroom) Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan keputusan untuk menerima hibah pesawat tempur F16 dari Amerika belum final namun demikian pemerintah masih melakukan pertimbangan yang tepat terutama pengalokasian anggaran antara beli dan hibah.

“Kita memang memerlukan pesawat ini, karena kesiapan pesawat yang ada sangat minim. Apalagi seluruh wilayah nusantara memang kesulitan,” katanya di Jakarta, Kamis (27/1).

Menurut Purnomo, kesiapan pengamanan udara seluruh nusantara, di bawah 30 pesawat tempur perharinya. Perhitungan ideal untuk Indonesia diperlukan 180 pesawat tempur per hari atau 12 skuadron. “Singapura dengan wilayah yang tidak begitu besar memiliki F16 tiga skuadron. Australia punya 80 pesawat F18,” katanya.

Purnomo mengatakan bahwa pengalaman perang Trikora, yang dapat menggetarkan itu karena kekuatan laut dan udara kuat. “Kita berencana membeli 6 pesawat F16 (@60 juta dollar). Jika kita alokasikan untuk meretrofit 24 pesawat hibah, maka akan masih menguntungkan,” katanya.

Menhan lebih lanjut menjelaskan, alasan Amerika menawarkan hibah F16 kepada Indonesia karena pesawat tersebut termasuk dalam pesawat dikonservir dalam mengurangi anggaran pertahanan Amerika Serikat dan bersamaan dengan kedatangan pesawat F22.

“Pesawat F16 yang ditawarkan AS masih bisa terbang waktu dibawa ke Arizona. Jam terbangnya masih sekitar 4 ribu sampai 5 ribu jam terbang. Masih sekitar 20 sampai 25 tahun bisa digunakan,” tuturnya.

Sementara itu, Kasau Marsekal TNI Iman Sufaat menjelaskan awalnya dari surat TNI AU 2009. Dijawab pada 2010 bersamaan dengan kunjungan Kasau ke Kasau Amerika mengungkapkan Thailand pernah mendapatkan 30 unit F16. Hibah ini gratis. Namun Block 15 dan block 25 perlu diupgrade lagi karena avioniknya sudah tua.

“Untuk upgrade satu pesawat 10 juta dollar. Barunya 60 juta dollar. Operasionalnya sudah terbukti di Timur Tengah. Keunggulannya teruji. Maintenance gampang daripada Sukhoi. Kita juga sudah biasa merawat F16,” kata Kasau.

Imam mengatakan, anggaran 6 pesawat block 52 akan lebih menguntungkan dengan mengambil 24 pesawat F16. Jika di upgrade ke block 32 akan lebih baik dari block 52. “Yang Program F16 tidak mengambil anggaran Sukhoi,” ujarnya.

Dia menambahkan pesawat tempur F5 juga akan tetap diganti. Sukhoi pun yang enam belum ada alokasinya. “F16 yang kita punya pun akan diupgrade ke block 32. Untuk biaya pemeliharaan. Satu jam terbang hanya 70 juta. Sedangkan Sukhoi 500 juta dan peralatannya cukup rumit,” ungkapnya.

Menurut dia Retrofit satu tahun 8 pesawat. Akan sangat menguntungkan dan mempercepat pemenuhan MEF. Untuk Sukhoi ada anggaran 84 juta dollar.

Sumber: KOMINFO

2 comments:

  1. sudah berkali kali kita diremehkan bangsa lain, lantaran alutsista kita yang tua dan tak layak pakai. saya hanya sedikit berkomentar mengenai dirgantara indonesia.
    saran saya kepada pemerintah adalah saatnya untuk mandiri di segala bidang, terutama di bidang militer. memang kita sudah mulai bangkit di industri militer, namun itu saja blm cukup. perlunya untuk mengelola SDM secara totalitas adalah hal pokok yang harus diperhatikan, contohlah negara cina yang sudah mampu memproduksi pesawat tempur sendiri. kita perlu habibie habibie baru untuk menciptakan sebuah inovasi baru di dunia kedirgantaraan. janganlah bangga dengan cn 250 dan cn 235, masih banyak PR lagi yang harus kita kerjakan untuk menciptakan pesawat tempur sendiri.
    BRAVO TNI AU!!

    ReplyDelete
  2. boleh-boleh saja terima hibah, tapi ingat, jangan sampai mengganggu rancangan pesawat tempur masa depan RI, apapun alasannya indonesia harus menguasai tehnologi pesat tempur modern, jangan sampai kita retrofit lagi F 16 yang baru datang itu.

    ReplyDelete

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK