Amerika Serikat kembali menyatakan dukungannya terhadap Tel Aviv terkait hasil investigasi sepihak Israel atas serangan militer rezim Zionis terhadap konvoi bantuan kemanusiaan untuk Gaza Freedom Flotilla.
Washington menyebut hasil investigasi Israel terhadap serangan yang menewaskan sembilan aktivis Turki itu sebagai upaya "kredibel dan tidak memihak".
Pujian Gedung Putih itu muncul setelah sebuah panel investigasi serangan militer Israel menyatakan serangan itu sebagai "hukum" di bawah hukum internasional. Demikian harian Israel Ha'aretz melaporkan.
Panel juga mengklaim bahwa tentara Israel yang mengambil bagian dalam pembunuhan sembilan aktivis bertindak membela diri.
Padahal para aktivis kapal konvoi bantuan Mavi Marmara yang diserang di perairan internasional tidak bersenjata dan hanya berencana untuk memberikan bantuan ke Jalur Gaza yang diblokade.
"Kami berpikir bahwa ini adalah sebuah laporan independen, kredibel dan tidak memihak serta transparan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Philip J. Crowley pada hari Senin.
Sehari sebelumnya, komite independen Turki untuk investigasi serangan tentara Israel atas kapal konvoi bantuan kemanusiaan Mavi Marmara menyimpulkan bahwa "Tentara Israel menggunakan kekuatan berlebihan terhadap Mavi Marmara."
Komando Israel menyerang konvoi di perairan internasional pada tanggal 31 Mei 2010 yang menewaskan sembilan aktivis Turki dan melukai sekitar 50 lainnya.
Serangan Israel terhadap konvoi bantuan memancing protes internasional, mendorong anggota Knesset membentuk komisi khusus untuk memeriksa legalitas serangan serta blokade Israel di Gaza.
Menanggapi laporan Israel, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa laporan itu "tidak bernilai dan tidak kredibel."
Turki kecewa atas upaya panel investigasi rezim Zionis Israel yang melegalkan serangan mematikan Tel Aviv terhadap konvoi Freedom Flotilla.
Ankara menyatakan terkejut dan kecewa atas temuan panel Israel, yang menyebut sah serangan dan blokade Zionis ke Jalur Gaza.(IRIB/PH)
IRIB
Washington menyebut hasil investigasi Israel terhadap serangan yang menewaskan sembilan aktivis Turki itu sebagai upaya "kredibel dan tidak memihak".
Pujian Gedung Putih itu muncul setelah sebuah panel investigasi serangan militer Israel menyatakan serangan itu sebagai "hukum" di bawah hukum internasional. Demikian harian Israel Ha'aretz melaporkan.
Panel juga mengklaim bahwa tentara Israel yang mengambil bagian dalam pembunuhan sembilan aktivis bertindak membela diri.
Padahal para aktivis kapal konvoi bantuan Mavi Marmara yang diserang di perairan internasional tidak bersenjata dan hanya berencana untuk memberikan bantuan ke Jalur Gaza yang diblokade.
"Kami berpikir bahwa ini adalah sebuah laporan independen, kredibel dan tidak memihak serta transparan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Philip J. Crowley pada hari Senin.
Sehari sebelumnya, komite independen Turki untuk investigasi serangan tentara Israel atas kapal konvoi bantuan kemanusiaan Mavi Marmara menyimpulkan bahwa "Tentara Israel menggunakan kekuatan berlebihan terhadap Mavi Marmara."
Komando Israel menyerang konvoi di perairan internasional pada tanggal 31 Mei 2010 yang menewaskan sembilan aktivis Turki dan melukai sekitar 50 lainnya.
Serangan Israel terhadap konvoi bantuan memancing protes internasional, mendorong anggota Knesset membentuk komisi khusus untuk memeriksa legalitas serangan serta blokade Israel di Gaza.
Menanggapi laporan Israel, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa laporan itu "tidak bernilai dan tidak kredibel."
Turki kecewa atas upaya panel investigasi rezim Zionis Israel yang melegalkan serangan mematikan Tel Aviv terhadap konvoi Freedom Flotilla.
Ankara menyatakan terkejut dan kecewa atas temuan panel Israel, yang menyebut sah serangan dan blokade Zionis ke Jalur Gaza.(IRIB/PH)
IRIB
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK