F33- sebelumnya KFX 201
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah, terutama Menteri Pertahanan, diminta untuk mengkaji ulang kerja sama pembuatan pesawat tempur Korean Fighter eXperimental antara Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan. Dorongan ini disampaikan menyusul ketegangan antara Korea Selatan dan tetangganya, Korea Utara.Di tengah situasi ini Indonesia memang memiliki kerja sama urunan dengan Korsel untuk proyek pembuatan pesawat tempur generasi 4,5 mulai tahun 2012. Meski keduanya akan urunan dana pembiayaan, politikus PDI-P, Hasanuddin, mengatakan, Korsel akan memimpin proyeknya.
"Mau tak mau, suka tak suka, leader-nya adalah Korsel. Dengan demikian, visi dan misi ke depan dari KFX itu tentu acuannya harus dengan kekuatan yang melawan pesawat dari Korut. Dari sisi pertahanan kita barangkali enggak besar pengaruhnya, tapi dari sisi politik kita keluar dari politik bebas aktif karena menjadi tidak fair terhadap Korut," katanya di Gedung MPR/DPR/DPD, Selasa (11/1/2011).
Oleh karena itu, Hasanuddin ini meminta Menteri Pertahanan mempertimbangkan ulang perjanjian kerja sama itu. Menurutnya, selama ini pemerintah tak pernah membicarakannya dengan DPR karena perjanjian kerja sama tersebut bersifat teknis. Namun, secara politik, bisa mengganggu hubungan Indonesia dengan Korut. "Jadi kerja sama saja dengan negara yang lebih netral," tandasnya.
Sumber: KOMPAS
ADMIN INDONESIA DEFENCE
Menurut Pendapat saya kerjasama dalam pembuatan F33 yang sebelumnya KFX 201 antara RI dan KORSEL itu tidak mengurangi Politik Bebas Aktif Kita, kita perlu mandiri dalam bidang ALUTSISTA agar kedepan kita tidak tergantung oleh pembuat senjata semisal USA dan Russia, sehubungan kita belum mampu untuk membuat sendiri kita harus kerjasama dengan negara lain, semoga proyek ini tidak dihentikan maju terus indonesiaku
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK