Pages

Sunday, January 2, 2011

Akankah OPEC Jadi Senjata Iran ?

 Republik Islam Iran, salah satu pendiri Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara kedua terbesar produsen minyak di organisasi ini akhirnya terpilih mejadi ketua OPEC. Kepemimpinan Iran di OPEC dimulai bersamaan dengan tahun baru 2011. Di sidang OPEC ke 157 pada 14 Oktober 2010 di Wina, 12 anggota organisasi ini memilih Menteri Energi Iran, Sayid Masoud Mirkazemi sebagai ketua periodik OPEC dan menteri energi minyak Irak sebagai wakilnya.
Pemilihan sekjen OPEC kali ini menggunakan metode kemufakatan. Dengan demikian negara yang memimpin OPEC akan memiliki kekuatan diplomasi di bidang minyak dan energi lebih besar serta sangat berpengaruh dalam setiap keputusan organisasi yang mensuplai 40 persen kebutuhan minyak dunia. OPEC telah berusia 50 tahun sejak pertama kali dicetuskan oleh menteri energi Iran dan Venezuela. Irak, Arab Saudi, Iran, Venezuela dan Kuwait adalah negara penggagas pembentukan OPEC yang untuk pertama kalinya bersidang di Baghdad tahun 1960.
Sekjen pertama OPEC dari tahun 1961-1964 dari Iran dan hingga kini Iran telah memimpin konferensi OPEC selama sembilan kali. Sejak lima dekade lalu, sidang dan keputusan OPEC sangat berpengaruh pada pasar dan harga minyak. Organisasi ini juga mampu menaikkan harga minyak dan mencegah hilangnya hak negara produsen minyak serta menstabilkan pasar energi.
Iran adalah negara kelima dunia produsen minyak dengan cadangan lebih dari 120 miliar barel minyak dan negara kedua dunia produsen gas. Secara global Iran memiliki 10 persen kebutuhan energi dunia. Menilik hal ini, Iran senantiasa menjadi negara yang berpengaruh di OPEC dan pasar minyak dunia. Hal ini juga membuat posisi Iran di kawasan Teluk Persia sangat vital.
Sementara itu, berbagai laporan menyebutkan bahwa cadangan minyak selain anggota OPEC seperti di kawasan Teluk Meksiko, Laut Utara, Texas dan Rusia telah hampir habis. Di sisi lain, muculnya kekuatan ekonomi baru dunia seperti India, Cina dan Brazil membuat permintaan minyak di pasar meningkat. Kondisi ini membuat peran OPEC dan anggotanya termasuk Iran semakin besar.
Republik Islam Iran di sidang terbaru OPEC menekankan upaya untuk menjaga harga minyak tetap stabil di pasar dunia. Usulan Iran ini mendapat dukungan penuh dari anggota OPEC lainnya. Sementara itu, Barat mengkhawatirkan munculnya Iran menjadi ketua OPEC menggantikan Ekuador. Oktober lalu, Amerika Serikat (AS) meminta anggota OPEC lainnya untuk menekan Iran. Sementara itu, para pengamat menilai Barat takut jika Iran memanfaatkan OPEC untuk memuluskan program nuklirnya. Karena jika Iran sampai nekat memutuskan pengurangan produksi minyak maka harga minyak dunia pasti melambung dan Barat pasti dirugikan dengan kondisi ini. (IRIB/MF)

IRIB

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK