17 Februari 2012: Pemerintah Belanda tidak menutup
kemungkinan akan menjual tank Leopard tuanya ke
Indonesia. Demikian pernyataan menteri Belanda Uri
Rosenthal (Luar Negeri) dan Hans Hillen (Pertahanan)
hari Rabu (15/02) menanggapi pertanyaan tertulis
yang diajukan parlemen Belanda medio Januari lalu.
Arjan El Fassed, anggota parlemen dari Partai Kiri
Hijau (Groenlinks), pertengahan Januari melayangkan
pertanyaan tertulis kepada kabinet setelah laporan
berbagai media, baik media Belanda maupun
Indonesia, menunjukkan bahwa negosiasi mengenai
kesepakatan transaksi belum dihentikan, meski telah
ada himbauan dari Parlemen. Radio Nederland
menanyakan komentar El Fassed akan tanggapan yang
diberikan kabinet.
Belum Bertindak
Anggota parlemen El Fassed kepada Radio Nederland
mengatakan, parlemen belum mengambil tindakan
karena belum ada kesepakatan apa-apa. Namun jika
kesepakatan sampai diambil, kabinet harus tetap
menginformasikannya dulu kepada parlemen. Dan
saat itu akan ditinjau kembali apakah situasi hak asasi
manusia masih terancam di Indonesia.
Sebelum Kementerian Pertahanan diizinkan melakukan
transaksi alutsista dengan negara tertentu, mereka
harus meminta rekomendasi dari Kementerian Luar
Negri mengenai situasi terkini di negara tersebut.
Rekomendasi tersebut lalu harus disampaikan ke
Parlemen. Stempel "kondusif/ tidak kondusif" dari
Kemenlu sangat berperan dalam menentukan
kelanjutan transaksi.
"Mayoritas anggota parlemen telah meminta
pemerintah Belanda untuk tidak menjual tank Leopard
ke Indonesia karena keterlibatan militer Indonesia
dengan pelanggaran hak asasi manusia. Di Belanda
berlaku bahwa transaksi alat utama sistem senjata
(alusista) senilai di atas 2 juta Euro harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
parlemen. Yang terjadi saat ini adalah mayoritas
anggota parlemen menyetujui bahwa situasi Indonesia
tidak kondusif untuk membeli tank-tank kami."
Jangan Gegabah
"Indonesia dan beberapa negara lain telah
menunjukkan minatnya membeli tank Leopard.
Pembicaraan tertutup telah dilakukan dengan negara-
negara tersebut yang dapat berujung pada
kesepakatan penjualan,'' kata menteri Rosenthal dan
Hillen. Jika proses telah sampai pada tahap tersebut,
para menteri sebelumnya diharuskan melaporkan hal
ini pada Parlemen.
"Kalau pada akhirnya kabinet Belanda memutuskan
mengikat kesepakatan dengan Indonesia, tetap saja
harus dilihat kemungkinan adanya pelecehan hak asasi
manusia. Saat ini, sampai saat ini, kebanyakan dari
kami merasa transaksi tidak boleh dilakukan. Adanya
penjualan bisa diartikan sebagai sinyal yang salah dari
pemerintah Belanda, jika kita melihat situasi di Papua
Barat saat ini," demikian El Fassed menjelaskan kepada
Radio Nederland.
Ketika ditanya apakah Belanda akhirnya tidak rugi
kalau begitu saja melewatkan kemungkinan transaksi
senilai 213 juta dollar yang sanggup dikeluarkan
pemerintah Indonesia demi rongsokan tanknya, El
Fassed mengatakan Belanda tidak boleh gegabah dan
harus tetap berpegang pada peraturan yang ada.
"Yaaah, kalau mengenai masalah itu kita kembali lagi
ke debat tak berujung; uang atau moral. Tapi kami
(parlemen) berpegang pada ketetapan Eropa yang
mengatakan dalam transaksi senjata kita harus
mencermati risiko pemakaian senjata tersebut di
kemudian hari."
Menghalau Demonstrasi
Indonesia dinilai masih sangat kurang menghormati
hak-hak asasi manusia, terutama di Papua Barat.
Parlemen mengkhawatirkan Indonesia akan
menggunakan tank Leopard untuk menekan rakyatnya.
Apakah Indonesia sebegitu tidak dipercayanya untuk
diperbolehkan membeli tank?
"Begini, keberatan bukan hanya datang dari parlemen
Belanda. DPR Indonesia sendiri juga tidak seluruhnya
sepaham kok. Mereka meragukan apakah tank ini
cocok untuk situasi di sana. Apakah dana yang
dialokasikan tidak ketinggian. Tapi itu urusannya
parlemen Indonesia, bukan urusan saya", tegas
anggota parlemen Belanda ini.
"Lagipula Indonesia itu terdiri dari banyak pulau. Tank
semacam ini bukanlah senjata yang efektif digunakan
di situasi kepulauan. Karena itu menurut kami hanya
ada satu alasan mengapa mereka mau membeli tank
ini; untuk digunakan di kota besar untuk
memadamkan pemberontakan-pemberontakan
seperti yang Anda lihat terjadi di negara-negara arab.
Kemungkinan inilah yang ingin kami cegah."
Tidak Kecolongan Lagi
Bagaimana dengan desakan untuk berhemat bagi
Kementerian Pertahanan, seperti layaknya bagi semua
institusi pemerintahan di Belanda?
"Ya betul. Tapi walaupun demikian transaksi tidak
harus buru-buru dilakukan. Nilai pakai tank tidak akan
lantas berkurang. Menurut kami langkah
penghematan tidak boleh dijadikan alasan untuk
begitu saja berkelit dari peraturan yang telah
ditetapkan Eropa atas penjualan senjata," lanjut El
Fassed.
Menurutnya Belanda harus lebih berhati-hati agar
tidak dipermalukan lagi seperti yang terjadi tempo hari
di Bahrain dan Mesir, juga Libya. Melalui layar televisi
kita melihat tank-tank Belanda digunakan untuk
menghalau para demonstran. Saat itu Den haag
kecolongan karena mereka tidak menyelidiki perihal ini
dengan cermat. Demikian Arjan El Fassed kepada
Radio Nederland.
Sumber: RNW
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...
BACA JUGA:
-
▼
2012
(876)
-
▼
February
(114)
- Sisa Anggaran APBN 2011 Dialokasikan ke TNI dan Polri
- Puspenerbal Akan Tambah 10 Helikopter dan 3 Pesawat
- RI Butuh MBT
- Proficiat, 50 tahun Skuadron Udara 6!
- ATD -X, jet tempur generasi 6 Jepang calon penaklu...
- BUMNIS Harus FokusPenuhi PesananKementrianPertahanan
- Hercules Kembali dari AS Setelah Jalani Overhaul
- Pemerintah Berencana Membeli Korvet yang Ditolak B...
- Versi Terbaru Tank Leopard 2A7+
- $200m Refit to Give Fighter Jets Growl
- Turki Anugerahi Bintang Kehormatan kepada Panglima...
- RI DAPAT TOT RUDAL C705 DARI CINA
- Wajar Persenjataan Diperkuat!
- Tiga Pesawat Sukhoi Uji Coba Bom Buatan TNI AU dan...
- Rudal C-705 Untuk KCR & Rudal Yakhont Untuk Fregat...
- Menhan Lakukan Kunjungan Kerja ke China
- Dua Kapal Perang RI "Terbakar"
- Institut Teknologi Surabaya Rancang Kapal Patroli...
- Menuntut Transparasi Pembelian Senjata
- RI-China PerkuatKerja SamaPertahanan
- ACAB Appointed by LIG Nex1 to Develop KFXFighter R...
- Parlemen Belanda Masih Bingung Soal Leopard
- Rusia: Aliansi Militer Sudah Ketinggalan zaman Sel...
- AS Potong Anggaran, ChinaPerkuat Militer
- ABK KRI Sultan Iskandar Muda-367 Menerima United N...
- 14 KCR-40 dan KCR-60 akan Dibangun Hingga 2014
- Marinir TNI AL Tambah 37 Unit Tank BMP-3F
- Dua Pesawat F 16 AS Kejar Pesawat Ringan Sipil
- Biak Disiapkan Sebagai Skadron Pesawat Tempur
- LOCKMART UNVEILS THE “NEW” F-16V, STRATEGICALLY TA...
- Busi Vespa Jadi Penggerak Utama Tank
- Pembelian tank Leopard sebelum 2014
- Russia Repeats Offer To RI To Become A ‘Space Nation’
- Rusia larang Sukhoi 24 terbang setelah kecelakaan
- Indonesia Teken Kontrak Pembelian Sembilan Pesawat...
- Russia to Deploy S-400 Air Defense Systems Near Bo...
- Akrobatik Udara sebagai Pembuka
- Tabah Sampai Akhir.....
- Satu Flight F-16 Jajal Kemampuan Deteksi Satuan Ra...
- Singapura butuh tempat latihan di Indonesia
- T-50 Rusia ditambah, uji terbang menyeluruh
- Pemerintah AS Beri BantuanPembangunan Barak di Ind...
- Pemerintah AS Beri BantuanPembangunan Barak di Ind...
- Pengamat intelijen: ada upaya goyang pemerintah
- Pengadaan Pesawat Kepresidenan, PT DI Berharap Dil...
- Indonesia Air Force One AkanDilengkapi Sistem Pena...
- AS Tawarkan TOT Apache
- European Jet Maker Likely to Backtrack on $1 bil. ...
- Ini Spesifikasi Pesawat Kepresidenan RI
- Soal Pesawat Tanpa Awak Israel, TNI Tak Persoalkan...
- Kata Ilham Habibie, Beli Pesawat Intai Berlebihan
- Pesawat intai tanpa awak TNI operasional 2012
- RI Berencana Beli 8 Unit Helikopter Apache Buatan AS
- Serpihan Pesawat Militer AS Lepas di Atas Jepang
- Pesawat TempurJepang CegatKonvoi PesawatRusia
- DPR Sikapi Kedatangan Pejabat Pentagon Ke Indonesia
- Airbus Tunjuk PTDISebagai ProdusenTunggal C212-400
- Pembelian leopard 2a6 itu Hak Indonesia
- Russian Navy to Get 10 Borey Class Nuclear Subs
- Kemhan Pastikan Beli Pesawat Intai Tanpa Awak dari...
- Hingga tahun 2014, Kohanudnas Mendapatkan 70 Pesaw...
- Kemhan Indonesia DanJerman Siapkan MouKerjasama Pe...
- Wamenhan TerimaKunjungan DubesBelanda UntukMembaha...
- Cari Pengganti KRI Dewaruci, Kemhan Siapkan US$80 ...
- Menhan Terima Delegasi US-ASEAN Business Council
- Mitra Pendukung Ratis Garda 4x4
- Sekarang KRI Manggala- 402 ini sudah berimbang den...
- DPR Dorong TNI Beli Pesawat Tanpa Awak Produksi Da...
- Pengadaan UAV Mengutamakan Teknologi & Spesifikasi...
- PPRC TNI Fokus Pengamanan di Perbatasan
- LM Team Visit TAI to Asses RTAF's F-16 Upgrade
- Parlemen Belanda Tolak Jual Tank Leopard ke RI
- Dilema Leopard Belanda: HAM atau Dagang?
- KASAL: Idealnya Indonesia Punya 12 Kapal Selam
- TNI Latihan dengan Enam Negara di Thailand
- Nanggala Mampu Menyelam Selama 52 Hari
- Sistem baru KRI Nanggala-402 diterapkan dari tekno...
- Mereka Mulai Menyadari
- KS KRI Nanggala 402 Tiba Di Surabaya
- Allahu Akbar, Iran Sukses Luncurkan Satelit Navid-...
- TNI AU Bantah Rencana Beli Pesawat dari Israel
- As Peringatkan RI Masalah Papua
- Rusia Kembali Menghidupkan Patroli Rutin KS di Per...
- F35 Tertunda, AU AS Perpanjang Usia F16
- Nanggala Telah Tiba di Perairan RI
- UAV BPPT Tidak Terdeteksi Radar
- Panser Anoa dan N219 ada di ITB
- Kami Dukung Presiden Yang Membrikan Intruksi Agar ...
- Pengadaan UAV yang penting Harus Sesuai Spek dari ...
- Menhan : Banyak Ragamnya Alutsiata Yang Kita Beli
- LAPAN KEMBNGKAN SATELIT MIKRO
- 6 Februari 2012: Selamat Datang KRI Nanggala 402
- Indonesia serahkan dokumen larangan uji coba nukli...
- PKS: Jangan Beli Senjata Israel yang Bunuh Warga P...
- Lebih Canggih, RI Pilih Pesawat Intai Israel
- PTDI Bisnis Simulator Pesawat
- Russia to Build 6 Submarines Annually – Deputy PM
- Russian Navy to Receive Mistral Warship in 3 Years
- Belanda Tetap Tarik Ulur Lepas Tanknya
- Pembaruan persenjataan TNI-AD bertahap
-
▼
February
(114)
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK