Mitra pendukung Garda 4X4 dan rencana
pengembangan varian (photos : Audrey)
Tahun 2012 merupakan bagian dari
Rencana Strategis II (2010-2014) yang
memprioritaskan pada postur Minimum
Essential Force secara bertahap dan
berlanjut. Dalam rangka mewujudkan
kekuatan pokok minimum TNI dan sesuai
dengan arahan Presiden RI, Mabes TNI
telah melakukan langkah-langkah strategis
dalam rangka memenuhi kemandirian
alutsista dengan bekerjasama dan
memberdayakan industri pertahanan
nasional guna mengurangi ketergantungan
kebutuhan alutsista pada negara lain.
Pada TA. 2009, TNI telah membentuk tim
working group yang bekerjasama dengan
industri pertahanan nasional untuk
membuat Prototipe Rantis 4×4 dengan
mengadopsi filosofi humvee Amerika
Serikat yang terbukti cukup tangguh dan
stabil. Pembuatan Prototipe ke-2 Rantis ini
merupakan tindaklanjut dari Rantis
Prototipe ke-1 yang telah dipamerkan di
PTDI Bandung bersamaan dengan
peresmian pesawat CN-235 oleh Presiden
RI. Selanjutnya tim working group bersama
8 mitra TNI siap untuk memenuhi
tantangan Presiden untuk memproduksi
Rantis tersebut.
Saat ini Rantis yang digunakan TNI terdiri
dari berbagai tipe dan jenis yang dibuat
dari berbagai negara. Dihadapkan dengan
medan yang ada dan kondisi yang semakin
tua menyebabkan manuver taktisTNI dalam
melaksanakan tugas pokoknya kurang
maksimal, sehingga diperlukan Rantis
pengganti yang dibuat oleh industri dalam
negeri disesuaikan dengan kebutuhan
operasional serta didukung spesifikasi yang
sesuai dengan perkembangan teknologi
saat ini.
Panglima TNI berharap kepada tim working
group dan 8 mitra industri dapat
menghasilkan karya nyata terbaik bangsa
berupa Rantis 4×4 yang menggunakan
komponen dalam negeri dan mengurangi
penggunaan komponen luar negeri, guna
memenuhi kebutuhan alutsista dalam
rangka mendukung pelaksanaan tugas
pokok TNI, khususnya bagi satuan – satuan
manuver TNI di lapangan.
Adapun Rantis yang akan dibuat adalah tipe
komando dan tipe angkutan personel
dengan spesifikasi berat kendaraan 2.500
kg, berat muatan 250 – 1.500 kg, panjang
480 – 540 cm, lebar 200 cm, tinggi 183 cm,
jarak bebas dasar 39 cm, lintas kedalaman
air 78 cm, Vmaks di jalan raya 120 km/jam,
mesin diesel 4200 cc – 6000 cc Turbo
Charger Intercooler, sistem kemudi power
steering, sistem rem hydraulik dengan
cakram depan dan belakang + Anti Blocking
System (ABS),Transmisi Automatic,
suspensi independen Suspension Modul
Portal, daya jelajah 500 km, sistem
komunikasi VHF, HF dan Intercom Set.
Turut hadir dalam acara penandatanganan
Nota Kesepakatan antara lain, Wakil Kepala
Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI
Dede Rusamsi, para Asisten Panglima TNI
dan Asisten Kepala Staf Angkatan,
Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar
Sitompul, S.E. serta para pejabat TNI dan
mitra industri pertahanan nasional.
(Koran Bogor )
pengembangan varian (photos : Audrey)
Tahun 2012 merupakan bagian dari
Rencana Strategis II (2010-2014) yang
memprioritaskan pada postur Minimum
Essential Force secara bertahap dan
berlanjut. Dalam rangka mewujudkan
kekuatan pokok minimum TNI dan sesuai
dengan arahan Presiden RI, Mabes TNI
telah melakukan langkah-langkah strategis
dalam rangka memenuhi kemandirian
alutsista dengan bekerjasama dan
memberdayakan industri pertahanan
nasional guna mengurangi ketergantungan
kebutuhan alutsista pada negara lain.
Pada TA. 2009, TNI telah membentuk tim
working group yang bekerjasama dengan
industri pertahanan nasional untuk
membuat Prototipe Rantis 4×4 dengan
mengadopsi filosofi humvee Amerika
Serikat yang terbukti cukup tangguh dan
stabil. Pembuatan Prototipe ke-2 Rantis ini
merupakan tindaklanjut dari Rantis
Prototipe ke-1 yang telah dipamerkan di
PTDI Bandung bersamaan dengan
peresmian pesawat CN-235 oleh Presiden
RI. Selanjutnya tim working group bersama
8 mitra TNI siap untuk memenuhi
tantangan Presiden untuk memproduksi
Rantis tersebut.
Saat ini Rantis yang digunakan TNI terdiri
dari berbagai tipe dan jenis yang dibuat
dari berbagai negara. Dihadapkan dengan
medan yang ada dan kondisi yang semakin
tua menyebabkan manuver taktisTNI dalam
melaksanakan tugas pokoknya kurang
maksimal, sehingga diperlukan Rantis
pengganti yang dibuat oleh industri dalam
negeri disesuaikan dengan kebutuhan
operasional serta didukung spesifikasi yang
sesuai dengan perkembangan teknologi
saat ini.
Panglima TNI berharap kepada tim working
group dan 8 mitra industri dapat
menghasilkan karya nyata terbaik bangsa
berupa Rantis 4×4 yang menggunakan
komponen dalam negeri dan mengurangi
penggunaan komponen luar negeri, guna
memenuhi kebutuhan alutsista dalam
rangka mendukung pelaksanaan tugas
pokok TNI, khususnya bagi satuan – satuan
manuver TNI di lapangan.
Adapun Rantis yang akan dibuat adalah tipe
komando dan tipe angkutan personel
dengan spesifikasi berat kendaraan 2.500
kg, berat muatan 250 – 1.500 kg, panjang
480 – 540 cm, lebar 200 cm, tinggi 183 cm,
jarak bebas dasar 39 cm, lintas kedalaman
air 78 cm, Vmaks di jalan raya 120 km/jam,
mesin diesel 4200 cc – 6000 cc Turbo
Charger Intercooler, sistem kemudi power
steering, sistem rem hydraulik dengan
cakram depan dan belakang + Anti Blocking
System (ABS),Transmisi Automatic,
suspensi independen Suspension Modul
Portal, daya jelajah 500 km, sistem
komunikasi VHF, HF dan Intercom Set.
Turut hadir dalam acara penandatanganan
Nota Kesepakatan antara lain, Wakil Kepala
Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI
Dede Rusamsi, para Asisten Panglima TNI
dan Asisten Kepala Staf Angkatan,
Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar
Sitompul, S.E. serta para pejabat TNI dan
mitra industri pertahanan nasional.
(Koran Bogor )
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK