Pages

Wednesday, June 8, 2011

Pesaka Astana Luncurkan Adiwira HMTV 2.5 ton


08 Juni 2011

AMDAC Adiwira kendaraan 4x4 dengan payload 2.5 ton dan mampu membawa 12-18 pasukan (photo : Sinar Harian)

Ada yang spesial dari pernyataan Menteri Pertahanan Malaysia Dr Ahmad Zahid Hamidi waktu memberikan pernyataan bahwa agensi keselamatan Malaysia (ATM, APMM, Polisi) diwajibkan untuk memakai produk pertahanan lokal.

Zahid mengemukakan hal tersebut bersamaan dengan pemberian nama bagi kendaraan lokal High Mobility Tactical Vehicle (HMTV) 2,5 ton buatan Pesaka Astana Sdn, Bhd dengan nama AMDAC Adiwira.

Adiwira dikembangkan sejak 2003 (photo : Utusan)

AMDAC Adiwira adalah kendaraan 2,5 ton berjenis truk 4x4 yang dikembangkan dari basis kendaraan buatan Prancis ACMAT VLRA. Pengembangan kendaraan ini telah dimulai pada tahun 2003 lalu.

Pesaka Astana Sdn, Bhd, merupakan perusahaan bumiputra Malaysia yang berdiri pada tahun 1992 dan bergerak dalam pembuatan kendaraan berat dan tugas khusus. Kendaraan berat produksinya diberi merek AMDAC. Pesaka mempunyai keahlian merancang, mengubah dan manufaktur kendaraan khusus mulai dari chasis 4x4, 6x6, 8x8, 10x10 dan kendaraan roda 12x12.

ACMAT VLRA tampak dari depan (photo : Mercutioclub)

Beberapa produk Amdac telah dipakai oleh Angkatan Tentara Malaysia, diantaranya adalah Recovery Vehicle dan Pontoon Bridge. Pesaka pada tahun 2001 bekerjasama dengan perusahaan Prancis CNIM untuk memasok Motorized Floating Bridge/Pont Flottant Motorise (PFM) berbasis truk 10x10 bagi ATM. Pesaka juga memasok ATM dengan kendaraan Medium Recovery Vehicle berbasis kendaraan truk 6x6.

Pada tahun 2004 Pesaka Astana melakukan aksi korporasi dengan mengambil alih perusahaan Prancis ACMAT, namun upaya ini tidak mulus dan akhirnya dibatalkan oleh pengadilan Prancis.
ACMAT (Ateliers de Construction Mécanique de L'Atlantique, juga dikenal sebagai ALM-ACMAT) adalah perusahaan Prancis yang bergerak dalam pembuatan kendaraan tipe cross country dan taktis militer sejak tahun 1958.

ACMAT VLRA tampak dari belakang (photo : Cocoricosef)

VLRA (Véhicules de Liaison, de Reconnaissance et d'Appui) merupakan kendaraan produksi ACMAT untuk fungsi pengintaian, kawal, dan pendukung yang dirancang untuk beroperasi dalam lingkungan yang keras. Kendaraan ini tersedia dalam varian 4x4 dan 6x6. Truk ini dipakai oleh Angkatan Bersenjata Prancis dan 40 negara lainnya di dunia.

ACMAT VLRA telah dikembangkan ke berbagai versi karena dari awalnya kendaraan ini dirancang untuk menjadi platform yang fleksibel dan mampu melakukan banyak misi, sehingga dapat dipakai untuk penggunaan sipil maupun militer. Model yang dikembangkan mencapai 80 buah dan untuk fungsi militer kendaraan ini dapat diperlengkapi dengan senapan mesin 7,62 mm atau 12,7 mm serta peluncur granat otomatis 40 mm.

(Defense Studies)

Baca Juga :

Pesaka Astana, Unisel to Develop Specialised Tactical Vehicles
14 Maret 2011

PESAKA Astana Sdn Bhd, which makes customised vehicles, is developing 2.5-tonne specialised tactical vehicles, initially for military use.

Pesaka Astana is working with Universiti Selangor (Unisel) to manufacture the vehicle. Its group chief executive officer Datuk Rafie Sain said it expects to produce up to 500 units of the vehicle in its first year of production.

"We have done all the research and development of the specialised tactical vehicle and are now looking at manufacturing them.

"We expect to roll out the vehicles at the manufacturing level in June," he told Business Times in an interview in Shah Alam recently.

Known as the collaborative campus scheme, Rafie said the company had allocated some RM4 million for the vehicle's development.

"The project started in 2003, but had to stop in 2005 due to several problems. It was then revived in 2009. We are using the local university and our own engineers to develop this product," he said.

Pesaka Astana claims to be the first in Malaysia to successfully manufacture its own customised chassis and specialised vehicle chassis. This is by expanding on the acquired knowledge gained from its integrated manufacturing system (IMS) experience and continuous research and development.

The IMS allows Pesaka Astana to source the necessary components through its network of original equipment manufacturer worldwide to manufacture its products, Rafie said.

On research and development, he said it is better to work with the local universities rather than its corporate peers. "Firms come and go but universities will always be there to teach and transfer knowledge to others."

(
New Straits times)

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK

BERITA POLULER

BACA JUGA: