3 Januari 2011 -- (Berita HanKam): Pemerintah Turki meneken perjanjian pinjaman senilai 2,19 milyar euro guna membiayai pembuatan enam kapal selam untuk Angkatan Laut Turki, pinjaman berasal dari dua konsonsium.
Pinjaman kredit ekspor senilai 1,879 milyar euro berasal dari konsorsium dipimpin oleh Bayerische Landesbank dan pinjaman komersial 309 juta dari konsorsium dipimpin WestLB cabang London.
Turki dan perusahaan Jerman HDW meneken kontrak pembuatan enam kapal selam diesel kelas U-214.
Komite Eksekutif Industri Pertahanan memilih HDW dan menyingkirkan perusahaan Perancis DCNS dan Spanyol Navantia S.A dalam tender pada musim panas 2008.
Navantia S.A menawarkan kapal selam S-80A, hanya satu kapal selam sedang dibangun dan belum diluncurkan. AL Turki tidak mau mengambil resiko memilih disain dan kapal belum teruji.
DCNS menawarkan Scorpene, sukses diekspor dibandingkan S-80A, dipilih oleh Chile, Malaysia dan India. Scorpene dirancang tanpa AIP, Malaysia dan India memilih memasang AIP dengan memotong badan kapal selam menjadi dua dan memasang modul AIP. DCNS tidak dapat menunjukkan Scorpene bekerja dengan kemampuan AIP. Scorpene milik AL Malaysia dikabarkan bermasalah sedangkan pembangunan Scorpene AL India menghadapi banyak kendala, India berusaha meminta kompensasi.
Kapal selam kelas U-214 dipilih teruji bekerja dengan kemampuan AIP dan mempunyai delapan tabung torpedo.
Sejumlah perusahaan Turki memasok perangkat keras dan lunak kapal selam.
Program kapal selam merupakan program kedua terbesar dalam proyek modernisasi pertahanan Turki, setelah rencana pembelian sedikitnya 100 jet tempur siluman F-35 Joint Strike Fighter Lightning II senilai 11 milyar dolar.
Ankara berharap kapal selam dapat dioperasikan pada 2015, gantikan kapal selam kelas Atilay yang telah beroperasi 39 tahun.
Sumber: Hürriyet Daily News
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK