Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan, ASEAN mutlak memerlukan suatu standar keamanan regional bersama guna menciptakan kondisi kawasan yang stabil sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi negara anggotanya sekaligus memberikan posisi tawar yang kuat dalam percaturan global.
Purnomo Yusgiantoro mengemukakan hal itu dalam pertemuan dengan kalangan pemimpin redaksi media massa nasional di Jakarta, Rabu, yang sengaja diundang untuk menjelaskan agenda "ASEAN Defence Ministerial Meeting (ADMM)" atau Pertemuan Menteri-menteri Pertahanan ASEAN yang akan berlangsung di Jakarta, 19 Mei mendatang.
Kegiatan ADMM dilaksanakan terkait dengan peran Indonesia yang menjadi pemimpin ASEAN tahun ini sekaligus sebagai implementasi dari kebijakan tiga pilar organisasi ASEAN yang bertumpu pada pembangunan politik, keamanan, dan ekonomi yang lebih baik menjelang terbentuknya masyaakat ASEAN pada 2015.
Menteri mengatakan, pertemuan nantinya fokus pada sejumlah hal yang intinya upaya mewujudkan kondisi keamanan kawasan yang lebih stabil dan damai sehingga Negara-negara lainnya di dunia bisa datang ke ASEAN dengan aman.
"Kita akan fokus pada kerja sama praktis seperti perkuatan kerja sama regional, penyelesaian sengketa di Laut China Selatan, keamanan maritim dengan merealisasikan `code of conduct` (kode etik) yang jelas di antara negara-negara anggota ASEAN," katanya.
Selain itu, katanya, akan dibahas juga masalah mengenai program-program riil kontra terorisme, dan meningkatkan intensitas pertemuan informal (informal meeting) para petinggi pertahanan dan militer guna menciptakan penyelesaian terhadap persoalan-persoalan di ASEAN yang mengacu pada piagam ASEAN.
"Hal itu dilakukan mengingat ASEAN bukanlah suatu pakta militer," kata mantan menteri pertambangan dan energi itu.
Beberapa pemimpin redaksi umumnya meminta banyak penjelasan yang lebih detail terhadap agenda yang akan diajukan Indonesia selaku tuan rumah sehingga terlihat efektifitas Indonesia dalam memimpin ASEAN.
Sejumlah isu mulai dari sengketa perbatasan, hingga saling pengertian dan solidaritas sesama negara anggota ASEAN masih perlu dibuktikan secara kongkret, demikian komentar para pemimpin redaksi.
ASEAN adalah Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara yang beranggotakan 10 negara yakni Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Myanmar, Laos, dan Kamboja.(*)
(T.B011/Z002)
ANTARA
Purnomo Yusgiantoro mengemukakan hal itu dalam pertemuan dengan kalangan pemimpin redaksi media massa nasional di Jakarta, Rabu, yang sengaja diundang untuk menjelaskan agenda "ASEAN Defence Ministerial Meeting (ADMM)" atau Pertemuan Menteri-menteri Pertahanan ASEAN yang akan berlangsung di Jakarta, 19 Mei mendatang.
Kegiatan ADMM dilaksanakan terkait dengan peran Indonesia yang menjadi pemimpin ASEAN tahun ini sekaligus sebagai implementasi dari kebijakan tiga pilar organisasi ASEAN yang bertumpu pada pembangunan politik, keamanan, dan ekonomi yang lebih baik menjelang terbentuknya masyaakat ASEAN pada 2015.
Menteri mengatakan, pertemuan nantinya fokus pada sejumlah hal yang intinya upaya mewujudkan kondisi keamanan kawasan yang lebih stabil dan damai sehingga Negara-negara lainnya di dunia bisa datang ke ASEAN dengan aman.
"Kita akan fokus pada kerja sama praktis seperti perkuatan kerja sama regional, penyelesaian sengketa di Laut China Selatan, keamanan maritim dengan merealisasikan `code of conduct` (kode etik) yang jelas di antara negara-negara anggota ASEAN," katanya.
Selain itu, katanya, akan dibahas juga masalah mengenai program-program riil kontra terorisme, dan meningkatkan intensitas pertemuan informal (informal meeting) para petinggi pertahanan dan militer guna menciptakan penyelesaian terhadap persoalan-persoalan di ASEAN yang mengacu pada piagam ASEAN.
"Hal itu dilakukan mengingat ASEAN bukanlah suatu pakta militer," kata mantan menteri pertambangan dan energi itu.
Beberapa pemimpin redaksi umumnya meminta banyak penjelasan yang lebih detail terhadap agenda yang akan diajukan Indonesia selaku tuan rumah sehingga terlihat efektifitas Indonesia dalam memimpin ASEAN.
Sejumlah isu mulai dari sengketa perbatasan, hingga saling pengertian dan solidaritas sesama negara anggota ASEAN masih perlu dibuktikan secara kongkret, demikian komentar para pemimpin redaksi.
ASEAN adalah Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara yang beranggotakan 10 negara yakni Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Myanmar, Laos, dan Kamboja.(*)
(T.B011/Z002)
ANTARA
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK