Pages

Friday, January 7, 2011

Militer Israel Akui Salah Bunuh Warga Sipil Palestina

Hebron (ANTARA News) - Pasukan Israel di Hebron (Al-Khalil) menembak mati seorang warga sipil tua Palestina, Jumat, dalam insiden salah identifikasi ketika mereka mencari seorang tahanan Hamas yang dibebaskan sehari sebelumnya.

Militer Israel mengungkapkan penyesalan atas pembunuhan itu dan seorang juru bicara mengakui bahwa pria yang berusia 67 tahun itu adalah warga sipil tidak bersalah yang tinggal di rumah yang sama dengan yang ditempati anggota Hamas yang dicari itu.

Beberapa saksi dan pejabat keamanan Palestina mengatakan, penembakan itu terjadi di dalam sebuah bangunan apartemen di Hebron pusat ketika pasukan mencari satu dari lima tahanan yang dibebaskan dari penjara kota itu pada Kamis.

Korban tewas adalah Omar Kawasme, dan anggota-anggota keluarganya mengatakan bahwa pria itu paman dari Wael al-Bitar, tahanan Hamas yang diburu Israel.

Dalam pernyataan kepada AFP, Rajaeh Kawasme, putra dari korban tewas, mengatakan, pasukan memasuki rumah itu ketika ibunya sedang berdoa dan ayahnya tidur. Pasukan mengunci wanita itu di dalam sebuah ruangan lain, kemudian menembaki ayahnya di tempat tidurnya.

"Mereka membunuhnya dengan darah dingin dengan 13 peluru di kepalanya, bahkan tanpa memeriksa identitasnya," katanya kepada AFP. "Setelah membunuhnya, mereka meminta kartu pengenalnya."

"Mereka berpikir Bitar tinggal di apartemen ini sehingga mereka menembak ayahnya tanpa memastikan identitasnya," tambah putra korban itu.

Pasukan Israel mengakui bahwa Kawasme dibunuh karena kekeliruan oleh pasukan yang mencari Bitar, seorang anggota sayap bersenjata Hamas yang kata mereka diburu karena terlibat dalam sejumlah serangan bom bunuh diri.

Militer menyatakan telah menangkap lagi kelima tahanan Hamas itu pada Kamis malam, termasuk Bitar, yang dituduh terlibat dalam perencanaan serangan-serangan bunuh diri, termasuk yang menewaskan seorang wanita Israel dan melukai 10 orang di kota Dimona, Israel selatan, pada 2008.

Pembunuhan menjelang fajar pada Jumat itu menyulut amarah dari gerakan Hamas yang menguasai Jalur Gaza, dan seorang juru bicara menyalahkan Pemerintah Palestina yang dipimpin Presiden Mahmoud Abbas di Tepi Barat.

"Hamas menganggap Pemerintah Palestina bertanggung jawab, bersama pasukan pendudukan, atas kejahatan ini," kata Sami Abu Zuhri pada jumpa pers.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

ANTARA

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK

BERITA POLULER

BACA JUGA: