Tentang insiden peluncuran roket di Desa Tempeh Lumajang yang jatuh diterpa angin kencang hingga mengenai seorang penduduk beberapa waktu lalu tentunya telah mejadi sebuah pelajaran dan pengalaman tersendiri bagi Lapan, Pindad dan Ristek untuk melakukan pengkajian kembali tentang roket-roketnya.
Meski sempat menuai kritik hal tersebut lantas tidak menyurutkan niat para pengembangnya dalam berkarya justru dengan adanya uji coba tersebut bila di lihat dari sisi kreatifitasnya sangat membantu negara dalam mewujudkan kemandirian khususnya bagi usernya kedepan yaitu TNI.
Untuk memenuhi kebutuhan TNI akan persenjataan yang efisien dan ekonomis namun tetap bersifat mematikan (lethal), PT. Pindad bersama TNI AL melakukan modifikasi sebuah senjata peluncur rudal panggul. Orientasi proyek tersebut bukan semata-mata untuk mencari keuntungan (Profit) akan tetapi lebih diarahkan kepada penguasaan dan peningkatan pengetahuan dalam hal sistem persenjataan. MOUNTING RUDAL AL-1M nama senjata modifikasi tersebut sudah di kembangkan sejak 2003 lalu oleh divisi litbang Pindad.
Banyak sekali peningkatan yang terjadi di tubuh industri pertahanan plat merah dengan ditambah komitmen pemerintah tentang pengadaan alutsista yang diharuskan pengadaan dari dalam negeri maka akan mampu mendongkrak ekstra kemampuan-kemampuan industri tersebut. Ditambah dengan sejumlah bank nasional seperti MANDIRI dan BRI yang akan memback-up pengadaan alutsista dalam jangka waktu 5 tahun kedepan dengan jaminan pemerintah. Dengan begitu mesin-mesin perang
Sbr : M. Intelijen,Raindam brawijaya