Pages

Saturday, August 7, 2010

TNI Tidak Lari Saat Terjadi Kontak Tembak Israel - Lebanon


Jumat, 06 Agustus 2010 Bogor (ANTARA News) - Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, membantah prajurit TNI yang tergabung dalam United Nations Interim Force in Lebanon (Unifil) meninggalkan medan pertempuran saat terjadi kontak senjata antara pasukan bersenjata Israel dan Lebanon.

"Bukan kabur, sampai kemarin pasukan kita berlindung di bangunan di situ," kata Djoko ketika ditemui di sela-sela rapat kerja nasional di Istana Bogor, Kamis.

Pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB untuk Lebanon (Unifil) yang melibatkan sejumlah militer profesional, termasuk batalyon TNI, menjalankan misi di Lebanon Selatan

Menurut Djoko, pasukan TNI justru telah melakukan upaya menjaga perdamaian dengan melaporkan kontak senjata itu.

Sesaat setelah kontak senjata, pasukan TNI langsung melapor ke pos komando dan ke pihak yang bertikai. Melapor dan berlindung, kata Djoko, adalah prosedur yang tepat yang harus dilakukan oleh pasukan TNI.

Sebagai anggota pasukan penjaga perdamaian, pasukan TNI tidak boleh terlibat dalam kontak senjata.

"Iya, kita kan peace keeping, ada mekanismenya, dilaporkan ke atas," kata Djoko.

Ia menyampaikan hal itu menanggapi maraknya pemberitaan media luar negeri tentang kaburnya tentara Unifil asal Indonesia dalam kontak tembak di Lebanon beberapa hari lalu.

Kontak senjata itu terjadi antara pasukan bersenjata Israel dan Lebanon di perbatasan kedua negara tersebut.

Bahkan, sebuah pernyataan menyebutkan bahwa pasukan Indonesia melarikan diri menggunakan taksi untuk menghindari insiden itu.

DPR Apresiasi Semangat Pasukan TNI di Libanon

Jakarta - DPR mengapresiasi semangat pasukan TNI dalam misi perdamaian di Libanon. DPR menilai dua prajurit TNI yang dianggap lari oleh media di Libanon layak diberi penghargaan karena sebenarnya mereka tidak lari, tetapi menuruti perintah dan menjalankan tugas sebagai penjaga perdamaian.

"Kami bangga terhadap tentara kita yang bertugas ke Libanon. Mereka sudah melakukan langkah sesuai prosedur dan layak kita apresiasi," kata Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso kepada detikcom, Kamis (5/8/2010).

Priyo mengaku kecewa karena sejumlah media massa di Libanon terkesan menyudutkan tentara Indonesia. Padahal UN Interim Force in Lebanon (UNIFIL) yang mengkoordinir pasukan perdamaian mengakui pasukan Indonesia ada dalam posisi sulit.

"Dua personel pasukan kita itu sudah berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan pertikaian disana. Saya minta media massa di Libanon berhenti menyudutkan tentara kita," kecam Priyo.

Priyo pun berharap kedua pasukan TNI ini diberi penghargaan. " Kalau mereka pulang ke tanah air harus diberi medali penghargaan," ujarnya.

Sebelumnya, media-media Libanon mengecam tentara Indonesia karena pergi dengan taksi menyusul bentrok Israel-Libanon. UNIFIL pun memberikan pembelaan.

Menurut UNIFIL, 2 Personel pasukan penjaga perdamaian itu dikatakan sudah berusaha sekuat tenaga menghentikan perang. Akhirnya mereka diperintahkan mundur untuk diganti dengan pasukan UNIFIL lain yang lebih besar.

Televisi Al Manar menampilkan tayangan dua tentara Indonesia itu sampai mengalami dehidrasi karena mencoba menghentikan pertempuran. Warga setempat lalu menolong tentara Indonesia itu dengan minuman dan kendaraan tumpangan.(Ars)

Sbr : AntaraNews, DetikNews,rindam brawijaya

No comments:

Post a Comment

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK