Pages

Wednesday, August 4, 2010

MESIN JET MALAYSIA HILANG

KUALA LUMPUR – Departemen Pertahanan Malaysia berang. Sebuah mesin pesawat tempur dicuri dari hanggar ketika sedang diperbaiki. Satu dari empat orang yang terlibat dalam pencurian tidak lazim itu tercatat sebagai staf Tentera Udara DiRaja Malaysia (Angkatan Udara Malaysia). Lihat videonya dulu…… Mesin Jet ko bisa hilang

Meski baru diungkap Minggu (20/12) kemarin, kasus raibnya mesin pesawat militer itu sudah terjadi akhir tahun lalu. “Departemen (Pertahanan) akan menempuh aksi hukum pada level internasional untuk menggugat perusahaan (asing) yang terlibat,” ujar Menteri Pertahanan Ahmad Zahid Hamidi dalam wawancara dengan Kantor Berita Bernama, seperti dilansir Agence France-Presse, Minggu (20/12).

Konon, mesin pesawat itu dijual ke pasar gelap dan dibeli sebuah perusahaan internasional yang berkantor pusat di Amerika Selatan. Surat kabar The Star melaporkan bahwa mesin ilegal itu dijual seharga 50 juta ringgit (sekitar Rp 137,7 miliar). Laporan lain menyebutkan bahwa mesin pesawat tersebut berakhir di tangan perusahaan asal Timur Tengah.

Terkait kasus luar biasa tersebut, Dephan Malaysia juga menyebut bakal menindak tegas staf AU Malaysia. “Kami akan menjerat staf Tentera Udara DiRaja Malaysia tersebut dengan dakwaan berkhianat kepada negara,” papar Ahmad kepada Associated Press. Berita hilangnya mesin pesawat tempur itu baru mencuat akhir pekan lalu setelah dilaporkan harian berbahasa Inggris The New Straits Times. (hep/ami)

SUMBER :http://tyocentaury.wordpress.com/2010/03/10/mesin-jet-malaysia-hilang/

Perlengkapan Militer Malaysia Hilang Dicuri

KUALA LUMPUR, (PR).-

Perlengkapan militer Malaysia bernilai puluhan jutaan dolar dicuri untuk dijual di pasar ilegal. Para pejabat Angkatan Udara (ALT) Malaysia, Selasa (22/12), mengatakan, sejumlah perlengkapan militer yang dicuri termasuk dua mesin jet pesawat tempur yang telah hilang tanpa jejak.

Jaksa Agung Malaysia Tan Sri Abdul Gani Patail mengatakan, kedua mesin jet itu bernilai 29 juta dolar. Kedua mesin itu dicuri dari pangkalan udara Angkatan Udara Kerajaan Malaysia (Royal Malaysian Air For-ce/RMAF) yang berlokasi di Sungai Besi. Mesin tersebut merupakan buatan Amerika Serikat (AS) bertipe Northrop F-5E. Keduanya digunakan sebagai mesin untuk pesawat tempur F-5E Tiger II dan pesawat tempur pengintai RF-5E Tigereye.

Gani mengatakan tidak jelas kapan kedua mesin itu dicuri. Akan tetapi, baru diketahui bahwa mesin tersebut dicuri pada Mei tahun lalu. RMAF mengajukan laporan kepada kepolisian pada 4 Agustus tahun lalu setelah mereka melakukan proses pencarian di seluruh markas.

Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak mengatakan, tidak akan ada yang ditutup-tutupi terkait kasus pencurian di RMAF itu. Najib menambahkan, Menteri Pertahanan sudah mengajukan laporan polisi pada Agustus tahun lalu. Najib menegaskan, proses penyelidikan akan diawasi dan dipimpin langsung Menteri Pertahanan. Najib tidak memungkiri jika ada keterlibatan aparat AU dalam pencurian itu.

Polisi sudah mengirimkan Gani sebuah memo atas kasus

ini pada Mei tahun ini. Ia sudah mendapatkan perintah untuk segera memproses penyelidikan pada Juni tahun ini. Gani juga akan meminta polisi untuk melengkapi lebih detail perlengkapan senjata yang dicuri termasuk hilangnya mesin turbojet General Electric J85-21A.

Gani mengatakan, mesin pertama dipindahkan dari markas Butterworth RMAF di Sungai Besi ke pangkalan udara pada Juni 2007. Sedangkan mesin kedua baru dipindahkan pada lima bulan kemudian yakni pada bulan November. Kedua mesin itu seharusnya disimpan dalam sebuah gudang di markas Sungai Besi sebelum dipindahkan lagi untuk pemeliharaan.

Mesin dibawa ke luar dari markas Butterworth oleh kontraktor pertahanan swasta. Kontraktor itu pula yang menangani aktivitas pemeliharaan mesin. Kedua mesin baru ditemukan telah dicuri saat perwira RMAF ingin melakukan pemeliharaan atas kedua mesin itu pada Mei tahun lalu. Kasus ini kemudian ditangani oleh Departemen Investigasi Kriminal Komersial Federal di Bukit Aman.

Diduga mesin yang dicuri itu dijual ke diler senjata di pasar ilegal. Laporan intelijen menyebutkan, kedua mesin itu tampaknya telah diangkut ke sebuah negara di Timur Tengah yang sedang mendapatkan sanksi AS. Pasalnya negara tersebut sedang tertarik untuk mengembangkan sendiri pesawat jet tempur. Akan tetapi, di lain pihak diakui negara mana yang telah membeli mesin tersebut belumlah jelas karena banyak negara yang menggunakan mesin yang sama. (AFP/NST/A-isi)***

http://bataviase.co.id/detailberita-10436112.html