Rita Uli Hutapea - detikNews
Foto: EPA/BGNES
Pemerintah AS menyerukan kedua belah pihak untuk menahan diri. Seruan itu disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS P.J. Crowley. Dikatakan Crowley, pemerintah AS melakukan kontak dengan pemerintah Israel dan Libanon terkait pertempuran tersebut.
"Kami sedang berupaya memahami apa yang terjadi... Kepedulian terbesar kami adalah bahwa apapun yang telah terjadi tidak akan terulang lagi," tutur Crowley seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (4/8/2010).
"Wilayah ini sudah cukup tegang. Hal terakhir yang ingin kita lihat adalah insiden ini meluas ke hal yang lebih signifikan," imbuh Crowley.
Pasukan perdamaian PBB di Libanon (UNIFIL) juga mengimbau pemerintah Israel dan Libanon untuk menerapkan pengendalian diri maksimum.
Pertempuran yang terjadi di dekat perbatasan Israel dan Libanon itu menewaskan 4 warga sipil Libanon dan seorang tentara Israel.
Menurut saksi mata, kondisi saat ini sudah berangsur tenang namun demikian ketegangan antara kedua negara masih tinggi. Menurut pihak militer Libanon, baku tembak tersebut dipicu oleh aksi tentara Israel di daerah perbatasan.
"Tentara Israel yang melakukan patroli di perbatasan menyeberangi garis di perbatasan meski sebelumnya pihak UNIFIL sudah memerintahkan untuk berhenti namun tetap dilanjutkan," ujar tentara Libanon.
"Tentara Libanon kemudian mengusir pasukan Israel tersebut dengan menembakkan roket dan dibalas dengan senapan mesin dan tank tentara Israel yang mengarah ke pos penjagaan dan rumah warga sipil," lanjutnya.
Atas peristiwa tersebut, Presiden Libanon Michel Suleiman kemudian melakukan rapat mendadak.
(ita/nrl)
detik
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK