Teheran (ANTARA News/AFP) - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad akan mengunjungi Libanon setelah bulan puasa Ramadan, kata seorang pejabat penting Ahad, saat Teheran menjanjikan dukungannya pada Beirut dan Damaskus dalam menghadapi "agresi" dari Israel.

"Presiden akan ke Libanon pada kesempatan pertama setelah Ramadan," jelas Menteri luar Negeri Manouchehr Mottaki dalan konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Libanon, Ali al-Shami, yang sedang berkunjung.

Bulan suci, pada saat umat Islam berpantang makan, minum, merokok dan berhubungan seks pada siang hari, diperkirakan akan dimulai Kamis di Iran, tergantung pada penglihatan atas bulan baru.

Kunjungan terakhir oleh seorang presiden Iran ke Libanon adalah oleh Mohammad Khatami yang reformis pada Mei 2003, sementara Presiden Libabon Michel Sleiman telah mengunjungi Teheran pada Nnvember 2008.

Mottaki juga menjanjikan dukungan Iran pada Libanon dan Suriah terhadap ancaman dari Israel.

"Pemerintah republik Islam dan negara Iran berdiri bersama pemerintah dan negara Libanon dan Suriah melawan agresi dan ancaman dari rezim Zionis itu," kata Mottaki.

Ia menyatakan Iran telah mengadakan konsultasi terus dengan Beirut dan Damaskus, dan Teheran "siap untuk menjawab secara positif setiap permintaan dari saudara-saudaranya".

Mottaki dan Shami menyerang Israel ketika mereka mengutuk negara Yahudi itu karena bentrokan terakhir di perbatasan Israel-Libanon serta serangan 31 Mei oleh pasukan khususnya terhadap armada kapal bantuan menuju wilayah Gaza yang diblokade Israel.

"Kelangsungan hidup rezim Zionis itu akan menghadapi masalah serius," kata Mottaki dalam komentar yang diterjemahkan oleh saluran Press TV berbahasa Inggris.

Shami, yang mengakui bantuan Iran pada masalah Arab Israel, menambahkan bahwa "agresi Israel karena sifatnya yang bermusuhan".

Pada 4 Agustus, tembak-menembak mematikan di perbatasan antara Israel dan Libanon menewaskan seorang kolonel Israel, dua warga Libanon dan seorang wartawan Libanon.

Serangan 31 Mei oleh Israel terhadap armada kapal bantuan menyebabkan sembilan aktivis pro Palestina tewas dan memicu teriakan internasional terhadap negara Yahudi itu. (S008/K004)

antara