PUNA tipe Wulung.
29 Januari 2009 -- Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas. Tapi wilayah yang luas itu ternyata memiliki resiko tersendiri dari segi pengamanan wilayahnya. Karena sangat luas, berarti TNI harus mengeluarkan biaya yang besar dan juga sumber daya yang banyak untuk tetap menjaga keamanan wilayah kesatuan Negara Republik Indonesia.
Dari latar belakang pengawasan keamanan tersebut, para ahli di BPPT membuat sebuah pesawat tanpa awak yang bertujuan sebagai pendukung pertahanan keamanan nasional dan pengintai teroris. Hal ini mempermudah kerja TNI dan sekaligus menghemat biaya pengawasan terhadap wilayah-wilayah Indonesia.
Ir. Djoko Purwono Soehardi, M.Eng, Direktur Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan BPP, menyampaikan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) merupakan sebuah wahana terbang yang dikendalikan dari jarak jauh untuk melakukan misi tertentu. Dengan pengendalian dari jarak jauh, maka pesawat ini mampu mengerjakan berbagai misi tanpa terhambat oleh keterbatasan manusia, antara lain, pengoperasian pada daerah yang berbahaya bagi manusia, pengoperasian dalam jangka waktu yang sangat lama, dan pengoperasian pada kondisi terbang yang lebih murah dan minim resiko terhadap ancaman keselamatan awak.
Pengoperasian pada daerah yang berbahaya bagi manusia dapat meliputi garis depan pertempuran, daerah yang terkena bencana alam (misal. gunung berapi yang tengah aktif), daerah kebakaran hutan, daerah yang terkena kebocoran radiasi nuklir atau bahan kimia beracun, dan lain-lain. Jadi PUNA buatan BPPT ini merupakan pesawat pengintai dari udara yang dilengkapi kamera digital mini untuk memotret kejadian di lapangan (darat dan laut).
Menurut Djoko, seiring dengan pentingnya peran PUNA bagi Indonesia, maka BPPT berupaya mendorong kemandirian bangsa di bidang teknologi PUNA dengan melakukan rancang bangun PUNA. BPPT telah menghasilkan prototipe PUNA jenis Wulung, Gagak dan Pelatuk, dengan berat masing-masing 120 kg dan jangkauan ketinggian s.d 120 km. Prototipe jenis pertama dengan designasi BPPT-01A “Wulung” merupakan PUNA dengan konfigurasi Hi Rectangular-Wing, Low Boom T-Tail. Prototipe jenis kedua dengan designasi BPPT-01B “Gagak” merupakan PUNA dengan konfigurasi Lo Rectangular-Wing, Low Boom V-Tail. Prototipe jenis ketiga dengan designasi BPPT-02A “Wulung” merupakan PUNA dengan konfigurasi Hi Rectangular-Wing, Hi Boom Inverted V-Tail.
Kegiatan Rancang Bangun PUNA ini, ungkap Djoko masih dilanjutkan dengan pengembangan PUNA tipe Sriti (6,5kg) jangkauan 10km, untuk kebutuhan taktis pasukan atau jenis short range, konfigurasi Flying Wing atau Tailless Configuration. Tipe berikutnya Alap-alap dengan berat 25kg dan jangkauan 50km, untuk operasi surveillance dan reconnaissance. Jenis ini konfigurasi Low Rectangular Wing dengan Low Boom V-Tail. Pada tahun 2010 ini akan dilakukan uji sertifikasi bagi beberapa tipe Puna baik jenis Wulung maupun Sriti. Diharapkan setelah lulus uji kelaikan, direncanakan untuk masuk dalam tahap produksi komersial. Beberapa potensi user antara lain TNI, Departemen kehutanan dan departemen kelautan.
Djoko menjelaskan ada dua cara menerbangkan PUNA. Bisa dengan dikontrol oleh pilot yang sudah terlatih ada juga yang tanpa pilot, yaitu dengan katapul (bukan dengan remote control). Setelah itu pengontrolan lewat kamera yang ada di pesawat bisa dilakukan di darat. Keunggulan Puna selain untuk mengawasi kawasan wilayah Indonesia, ternyata bisa untuk membuat hujan buatan di wilayah yang sedang kekeringan. Bahkan, Puna pun bisa melihat hot spot daerah yang sedang dilanda kebakaran hutan.
Pada prinsipnya PUNA seperti layaknya pesawat komersil biasa. Hanya saja ukurannya tidak sama. Kemampuan terbang dan daya tembus PUNA terhadap cuaca buruk pun sebenarnya sama saja. Pengoperasian dalam jangka waktu yang sangat lama, kata Djoko dapat meliputi patroli rutin perbatasan negara, patroli kelautan, pengamatan lalu lintas, dll. Dengan konsumsi bahan bakar yang lebih hemat dan kebutuhan landas pacu yang lebih ringkas, maka operasional PUNA menjadi lebih murah untuk kebutuhan misi-misi tertentu, seperti pemotretan udara dan pemetaan udara. Dengan Ground Control Station (GCS), maka pilot dan awak tidak berada di pesawat udara, sehingga meminimalkan resiko yang mengancam keselamatan operator PUNA.
Saat ini kegiatan Rancang Bangun PUNA masih dilanjutkan dengan pengembangan PUNA tipe Sriti (6,5kg) jangkauan 10km, untuk kebutuhan taktis pasukan atau jenis short range, konfigurasi Flying Wing atau Tailless Configuration. Tipe berikutnya Alap-alap dengan berat 25kg dan jangkauan 50km, untuk operasi surveillance dan reconnaissance. Jenis ini konfigurasi Low Rectangular Wing dengan Low Boom V-Tail. Pada tahun 2010 akan dilakukan uji sertifikasi bagi beberapa tipe Puna baik jenis Wulung maupun Sriti. Diharapkan Djoko setelah lulus uji kelaikan maka direncanakan untuk masuk dalam tahap produksi komersial. Beberapa potensi user antara lain TNI, Departemen kehutanan dan departemen kelautan. Tidak menutup kemungkinan bagi BPPT bila ada swasta yang ingin ikut berpastisipasi dalam mengembangkan Puna ini.
RISTEK
Sunday, August 8, 2010
Pesawat Udara Nir Awak (PUNA)/ UAV MADE IN INDONESIA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...
BACA JUGA:
-
▼
2010
(1649)
-
▼
August
(391)
- Bikin Kapal Selam, PAL Incar Jerman dan Korea
- Komisi I DPR Desak Pembangunan Kekuatan Maritim
- Pemilihan Cilangkap Siratkan Opsi Hard Power Presiden
- TNI AU: Hercules Terbang Formasi, Tak Ada Kaitan d...
- Polri Dapat Bantuan Alat Pengintai dari Australia ...
- LENGKAP 10 SHUKOI Presiden Setuju Tambahan 6 Sukhoi
- RI ingin membeli pesawat tempur dan jet kargo USA
- AS telah mengakhiri embargo senjata ke RI
- US Dan China Bersaing Untuk Berebut Pengaruh Di In...
- TNI AU Siap Ikuti Apapun Isi Pidato SBY Besok
- Menhan: TNI Terkuat di Asia Tenggara
- TNI AU siap hadapi Malaysia jika diplomasi gagal
- Menhan: Kapal Selam Buatan Indonesia Dideklarasika...
- KSAU: Kekuatan Kita Lebih dari Malaysia
- Tak Ada Orang Indonesia yang Gunduli Kepalaku
- Indonesia Punya Cadangan Uranium Minimal 53.000 Ton
- Tiga Pesawat Udara Datang September
- Ada Yang Ingin Indonesia-Malaysia Berkonflik
- KASAU: Malaysia Tak Pernah Melanggar Udara RI
- Tujuh Hal Penting Diplomasi dengan Malaysia
- PAMERAN SENJATA TNI AD
- Hacker RI Kuasai Ratusan Situs Malaysia
- Respons Sikap Malaysia, PAN Minta Anggaran Pertaha...
- AL Rusia Terima Kapal Cepat Rudal Baru Project 21631
- Mari Bandingkan Kekuatan Militer Indonesia vs Mala...
- Kekuatan Pertahanan Negeri Maritim
- Lockheed Martin’s New Multi-Purpose HELLFIRE II Mi...
- TNI dan Tentara Brunei Darussalam Makin Erat
- DEMO ANTI MALAYSIA
- Pre-launch preparation of Russian Rokot carrier ro...
- YONIF 501 MADIUN LAKSANAKAN JUNGAR
- Azerbaijan to buy four Ka-32 helicopters from Russia
- Militer Lebanon Mau Dipersenjatai Iran, Sekjen Hiz...
- Koopsau II Gelar Latihan Sikatan Daya
- TNI Siap Perang, Jika Ada Gangguan dan Keputusan P...
- Lagi, 29 Awak Kapal Malaysia Ditangkap di Perairan...
- TNI Siap Perang, Pemerintah Gamang
- Admiral Gorshkov Dijadwalkan Diterima India 2010
- TNI AD Uji Coba Rudal Grom di Kutai Timur
- Indonesia Produksi Rudal Balistik(Jelajah)
- India Tawari Indonesia Rudal Jelajah
- Rudal Yakhont Dipasang di KRI Oswald Siahaan-354
- Malaysia Klaim Beberapa Wilayah RI
- RI Sama Sekali Tidak Takut Malaysia, TNI AD Siap J...
- Diplomasi Menlu Lemah, SBY Diminta Turun Tangan Ha...
- Royal Navy's Most Powerful Submarine Gets Royal Ap...
- Malaysia Juga Punya Kepentingan Terkait Keberadaan...
- PM Najib: RI Sadar Ada 2 Juta Warganya yang Bekerj...
- Iran Produksi Peluru Artileri 130 mm
- Syahganda: Malaysia Tekan RI, Surat SBY Tak Digubris
- PM Najib: RI Harus Tertibkan Demo atau Warga Malay...
- Komisi I DPR Akan Panggil Djoko Suyanto Perihal Ne...
- Changes proposed to Russia's military procurement ...
- Indian-Russian Brahmos venture to produce missile ...
- Kremlin denies plans to halt missile sales to Syri...
- Larijani: AS ! Jangan Bermimpi Kalahkan Rakyat Pal...
- Pangdam VI/Mlw Terima Kedatangan Satgas Pamtas Yon...
- Posko RBNGM Buka Pendaftaran Relawan "Ganyang Mala...
- RI Tak Akan Gunakan Kekuatan Militer
- Serang Iran Berarti Bunuh Diri
- Latma Udara Rajawali Ausindo TNI AU-RAAF
- SBY Didesak Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Ma...
- Menlu atau Presiden Yang Lembek?
- Iran Siap Perkuat Militer Lebanon
- DPR Ancam Panggil Dubes Malaysia Elvan Dany Sutris...
- BUAH DARI SEBUAH EMBARGO NEGARA BARAT (USA) TERHAD...
- Kemajuan Industri Militer Iran, Hasil Sanksi Barat
- Kasal : Kapal Selam Akan Ditambah
- SENGKETA PERBATASAN
- Tiga Kepala Staf TNI Menerima Brevet Hiu Kencana
- Latihan Terbang Fajar Skuadron Udara 12
- Malaysia Kecam Pembakaran Benderanya di Jakarta
- Setelah Iran, Indonesia Rancang Kapal Selam
- Lebanon Harus Secara Resmi Meminta Senjata dari Iran
- "Dihantam" Malaysia, Pemerintah Belum Bereaksi
- RI Siap Manfaatkan Energi Nuklir Untuk Berbagai Ke...
- Presiden Perintahkan Pembahasan Batas Maritim deng...
- Korvet Kelas Sigma V Segera Perkuat TNI AL
- Disiapkan Satu Batalyon di Perbatasan Malaysia
- Iran Tawarkan Rusia Produksi Bersama Bahan Bakar N...
- TNI AL Perketat Patroli Perbatasan
- Malaysia Bangun Jalan Tank di Perbatasan
- Geostrategi Baru Malaysia di Kawasan
- KSAL: Belum Perlu Gelar Pasukan
- RI Rancang Kapal Selam
- Iran Sukses Uji Coba Rudal Jarak Pendek Fateh-110
- Peresmian Produksi Kapal Cepat Rudal Iran
- Iran Sukses Uji Coba Rudal Jarak Pendek Fateh-110
- Budget for Indonesia's defense sector to rise sign...
- Ahmadinejad Segera ke Lebanon
- Mall Gaza, Simbol Bisnis di Tengah Isolasi
- GB Penganugerahan tanda kehormatan tersebut berdas...
- Palestina Kutuk Israel Karena Bongkar Masjid
- Makolatgab TNI Diresmikan
- Ketua Pengawas Atom PBB Berkunjung ke Israel
- Diplomasi Lemah, KBRI Malaysia Perlu Diaudit
- Boustead Gets Letter Of Intent To Build Six Patrol...
- Russian warship escorts 10-vessel convoy off Somal...
- Pentagon again postpones test of missile-destroyin...
- Cina Uji Coba Rudal Pelumat Kapal Induk, Respon Ka...
-
▼
August
(391)
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK