Sukhoi TUDM. (Foto: airplane-pictures.net)
19 Agustus 2010, Kotabaru -- Komandan Gugus Tempur Laut Timur Laksamana Pertama Widodo, menyatakan, sejak Januari sampai Agustus 2010 telah lima kali pesawat Negara Malaysia masuk wilayah Indonesia.
“Jadi ‘fexling’-nya empat kali rotari dan wingnya satu kali dengan helikopter satu kali masuk ke wilayah Indonesia sampai empat tikel main,” kata Widodo, dalam kunjungannya bersama KRI Slamet Riyadi ke Kotabaru, Kalsel, Rabu (18/8).
Dia menjelaskan, pesawat Malaysia tersebut hanya melintas saja di atas perairan wilayah Indonesia. Mereka itu langsung ditegur oleh Komandan Gugus Tempur Laut Timur (Dangguspurlatim), namun tidak dijawab.
“Seperti biasa, setelah itu keluar,” ujarnya.
Dia mengaku, pihaknya telah membuat nota `protes` tentang pelanggaran tersebut.
“Jadi setiap pelanggaran yang dilakukan Malaysia selalu kita buat laporannya untuk diserahkan ke Markas Besar TNI untuk disampaikan ke Kementerian Luar Negeri,” katanya.
Dari Kementerian Luar Negeri itu, kata Widodo, diteruskan ke Malaysia untuk nota diplomatik dan ditembuskan ke PBB.
Dia menjelaskan, sejak Januari-Agustus tidak ada lagi pelanggaran kapal Malaysia yang masuk ke wilayah Indonesia bagian Timur. Wilayah Indonesia timur tersebut relatif aman.
Dalam kesempatan tersebut Widodo mengatakan kepada Pemkab Kotabaru bahwa Komando Gugus Tempur Laut Timur selalu ada untuk menjaga mereka. Pihaknya juga mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama ekonomi yang berkaitan dengan kelautan.
“Untuk keamanan itu bagian kami, dan untuk itu pula kami hadir di sini,” katanya.
Keberadaan TNI Angkatan Laut, khususnya Komando Gugus Tempur Laut Timur dapat memacu, mengakselerasi ekonomi daerah, katanya.
Surya
beritahankam
19 Agustus 2010, Kotabaru -- Komandan Gugus Tempur Laut Timur Laksamana Pertama Widodo, menyatakan, sejak Januari sampai Agustus 2010 telah lima kali pesawat Negara Malaysia masuk wilayah Indonesia.
“Jadi ‘fexling’-nya empat kali rotari dan wingnya satu kali dengan helikopter satu kali masuk ke wilayah Indonesia sampai empat tikel main,” kata Widodo, dalam kunjungannya bersama KRI Slamet Riyadi ke Kotabaru, Kalsel, Rabu (18/8).
Dia menjelaskan, pesawat Malaysia tersebut hanya melintas saja di atas perairan wilayah Indonesia. Mereka itu langsung ditegur oleh Komandan Gugus Tempur Laut Timur (Dangguspurlatim), namun tidak dijawab.
“Seperti biasa, setelah itu keluar,” ujarnya.
Dia mengaku, pihaknya telah membuat nota `protes` tentang pelanggaran tersebut.
“Jadi setiap pelanggaran yang dilakukan Malaysia selalu kita buat laporannya untuk diserahkan ke Markas Besar TNI untuk disampaikan ke Kementerian Luar Negeri,” katanya.
Dari Kementerian Luar Negeri itu, kata Widodo, diteruskan ke Malaysia untuk nota diplomatik dan ditembuskan ke PBB.
Dia menjelaskan, sejak Januari-Agustus tidak ada lagi pelanggaran kapal Malaysia yang masuk ke wilayah Indonesia bagian Timur. Wilayah Indonesia timur tersebut relatif aman.
Dalam kesempatan tersebut Widodo mengatakan kepada Pemkab Kotabaru bahwa Komando Gugus Tempur Laut Timur selalu ada untuk menjaga mereka. Pihaknya juga mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama ekonomi yang berkaitan dengan kelautan.
“Untuk keamanan itu bagian kami, dan untuk itu pula kami hadir di sini,” katanya.
Keberadaan TNI Angkatan Laut, khususnya Komando Gugus Tempur Laut Timur dapat memacu, mengakselerasi ekonomi daerah, katanya.
Surya
beritahankam
No comments:
Post a Comment
DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK